Suku di Desa Ini Hidup Rukun dengan Buaya Besar Dianggap Suci Berawal dari Musim Kekeringan
Suku di Desa Ini Hidup Rukun dengan Buaya Besar Dianggap Suci Berawal dari Musim Kekeringan
Lalu, diceritakan ada seekor buaya yang membawa seorang perempuan ke kolam tempanya bersembunyi.
Akibatnya, warga desa tidak lagi kekurangan air dan bisa minum dari kolam tadi sehingga tidak merasa haus lagi.
Koom Lakre, Perayaan sebagai Tanda Terima Kasih pada Buaya
Karena dianggap sudah menyelamatkan warga desa dari kekeringan, maka penduduk desa kemudian membuat sebuah perayaan untuk buaya yang ada di Bazoule.
Perayaan ini diberi nama Koom Lakre yang digunakan sebagai tanda terima kasih kepada buaya.
Uniknya, sampai saat ini perayaan Koom Lakre masih diselenggarakan di Desa Bazoule, lo.
Dalam perayaan itu, penduduk akan meminta buaya untuk mengabulkan permintaan penduduk desa yang berkaitan dengan kesehatan, kemakmuran, dan hasil panen yang baik.
Buaya Juga Diperlakukan seperti Manusia
Selain memiliki kedekatan dengan penduduk desa, buaya di Desa Bazoule juga diperlakukan seperti manusia, nih, teman-teman.
Hal ini terbukti jika ada buaya yang mati, maka buaya akan dimakamkan seperti manusia.
Selain itu, kalau buaya menangis, maka dipercaya akan ada bencana yang menimpa desa itu.
Nah, para tetua desa kemudian memiliki tugas untuk mengartikan tangisan buaya tadi dan membuat permohonan untuk menangkal nasib buruk.
Wilayah Perbatasan Indonesia-Malaysia
Tidak berbeda jauh dengan Suku Bajoele, warga di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabuaten Nunukan, Kalimantan Utara, yang tinggal di seputar bantaran sungai Sebuku mengaku sudah terbiasa hidup di antara buaya.
Bahkan di antaranya buaya berukuran besar.