Suku di Desa Ini Hidup Rukun dengan Buaya Besar Dianggap Suci Berawal dari Musim Kekeringan

Suku di Desa Ini Hidup Rukun dengan Buaya Besar Dianggap Suci Berawal dari Musim Kekeringan

Editor: M Zulkodri
istimewa
Ilustrasi Buaya (tidak ada hubungan dengan artikel berita) (Warga berfoto di atas buaya sinyulong sekira 5,5 meter seberat 1 ton di Tebo, Provinsi Jambi. 

Ketua RT 12 Desa Pebeliangan, Kecamatan Sebuku, Muhammad Al Idrus mengatakan, sepanjang Sungai Sebuku memang terkenal sebagai tempat hidup buaya air payau.

"Kami sudah terbiasa hidup di antara buaya. Kalau malam biasa mereka di bawah kolong rumah," ujarnya,seperti dikutip dari kompas.com beberapa waktu lalu.

Bahkan sebagian warga tak canggung beraktifitas maupun melakukan kegiatan mencuci dan mandi di sepanjang Sungai Sebuku.

Muhammad Al Idrus mengaku, sepanjang Sungai Sebuku juga tidak ada rambu-rambu yang menandakan kawasan tersebut dihuni buaya.

Meski mereka sering beraktifitas di antara buaya air payau, mereka memiliki keyakinan bahwa tidak sembarang buaya mau memangsa manusia.

“Tidak semudah itu buaya mau memangsa manusia. Pasti ada tanda sebab mengapa buaya memangsa manusia," imbuhnya.

Sepanjang ingatan Muhammad Al Idrus, sudah 3 warga Kecamatan Sebuku yang menjadi korban dimangsa buaya.

Salah satu buaya pemangsa manusia tersebut malah ditangkap warga berkat bantuan seorang pawang pada tahun 2014. Diyakini, buaya yang berani memangsa manusia dipastikan buaya besar.

"Panjangnya buaya kemarin 7 meter 20 senti. Dari perut buaya ditemukan rambut sama tulang-tulang manusia," kata Muhammad Al Idrus.

Perisitiwa dimangsa buaya terakhir menimpa Krisman (50), warga Desa Pembeliangan, Kecamatan Sebuku.

Dia disambar buaya ketika beraktifitas menggergaji kayu yang hanyut di Sungai Bung Kayang, Selasa (10/5/2016) lalu.

Belum diketahui keberadaan Krisman, namun pihak keluarga terus melakukan upaya pencarian. Dalam upaya pencarian bersama pawang buaya, warga berhasil menangkap seekor buaya sepanjang 2,5 meter.

Buaya tersebut diyakini turut memangsa Krisman. Sementara satu lagi buaya yang menyambar Krisman diduga sepanjang 8 meter.

“Kita lihatnya dari jauh karena dilarang oleh pawang. Sempat muncul kepalanya saja, kira-kira panjangnya 8 meter," ujar Rahman, salah satu anggota tim SAR dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nunukan.(*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved