Kisah Kopassus di Negara Konflik, Terpaksa Minum Air Suguhan Warga dan Terkejut Tahu Sumbernya

Misi yang dimiliki oleh Pasukan Kopassus memang tak pernah mudah dan selalu memiliki cerita.Pasukan bisa saja dikirim secara tiba-tiba

Editor: nurhayati
surabaya.tribunnews.com
Ilustrasi Kopassus saat jalani misi di negeri berkonflik 

BANGKAPOS.COM-- Banyak cerita kemanusiaan dibalik misi yang  diemban Pasukan Kopassus. Mereka harus dalam kondisi siap dalam keadaan apa pun. 

Terlebih ketika ditugaskan di daerah rawan konfik. Banyak perwira Kopassus yang pada akhirnya bertugas di daerah-daerah asing.

Satu cerita, pengalaman seorang perwira Kopassus yang unik di sebuah negeri berkonflik pun jadi sorotan.
Ilustrasi - Anggota Kopassus mengikuti apel siaga menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih, di Parkir Timur Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (16/10/2014). Apel gabungan ini melibatkan 2.400 personel dari tiga angkatan di TNI dan Polri untuk pengamanan acara pelantikan 20 Oktober mendatang.
Ilustrasi - Anggota Kopassus (TRIBUNNEWS / HERUDIN)

Berikut ceritanya yang dikutip TribunJatim.com dari Tribun Jambi.

Dalam melakukan berbagai misi, Kopassus selalu punya strategi khusus yang tak pernah diduga.

Satu di antaranya adalah kemampuan Kopassus untuk pandai mengambil simpati masyarakat.

Strategi satu ini digunakan saat mereka bertugas di daerah masing-masing.

Satu di antara skill Kopassus yaitu pandai mengambil simpati masyarakat.

Selain teknik pertempuran, Kopassus juga mempelajari pendekatan seperti ini saat pelatihan.

Anggota Komando Pasukan Khusus dikenal pandai mengambil hati masyarakat di mana pun ditugaskan. Seperti saat menjadi pasukan perdamaian di negeri-negeri yang dilanda konflik.

Satu di antara kisah itu diceritakan Mayor Umar, perwira Kopassus yang ditugaskan di Sudan pada 2006.

Nukilan dalam buku "Kopassus untuk Indonesia" karya Iwan Santosa dan EA Natanegara, mengisahkan Mayor Umar yang ditugaskan di Sudan.

 

Aksi anggota Polri lakukan Baby Shark Challenge di Tanah Sudan dalam misi perdamaian
ilustrasi anggota Polri di daerah Sudan (Instagram)

Sudan merupakan negara yang dilanda perang saudara berkepanjangan.

Negeri ini hancur karena perang saudara. Hampir setiap hari terjadi kekerasan, pemerkosaan dan pembunuhan.

Rakyat merasa khawatir dan terancam keselamatannya saat pergi keluar rumah.

Mereka memilih berada di dalam rumah dan tak beraktivitas di luar karena ancaman kekerasan sewaktu-waktu bisa terjadi.

Akibatnya, sekedar butuh kayu bakar untuk memasak pun tak ada yang berani mencarinya ke pinggiran hutan.

Suatu kali, Mayor Umar menyambangi rumah warga Sudan yang mayoritas muslim, sehingga mudah didekati oleh orang Indonesia yang mayoritas muslim.

Kunjungan tersebut disambut dengan tangan terbuka oleh masyarakat Sudan.

Namun karena tak memiliki apapun untuk disuguhkan, warga mengambil air minum untuk Mayor Umar.

Saat melihat kondisi airnya, Umar kaget.

Warnanya keruh.

Ilustrasi
Ilustrasi (YouTube)

Dan yang membuatnya kaget, air tersebut diambil dari wadah yang sama untuk memberi minum kuda.

Di negeri yang berada di benua Afrika dan sedang bertikai itu, air menjadi satu di antara sumber daya yang susah dicari.

Saking ingin menghormati tamunya, warga memberikan satu-satunya hal berharga yang mereka miliki, yakni air.

Karena tak ingin mengecewakan tuan rumah, sambil menahan napas, Mayot Umar terpaksa meminumnya.

Tapi di kali berikutnya, Kopassus ini memiliki trik agar terhindar dari penghormatan yang amat berisiko menimbulkan sakit perut tersebut.

Belajar dari pengalaman tersebut Mayor Umar mempunyai trik untuk menolak secara halus setiap kali berkunjung ke rumah warga dan disuguhi hal yang serupa.

Setiap kali disuguhi air minum seperti ini, akhirnya Umar menolaknya dengan mengaku sedang berpuasa.

Perjuangan para perwira Kopassus untuk Tanah Air memang dilakukan dengan segenap jiwa dan raga.

Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Kisah Kopassus Terpaksa Minum 'Air Aneh' Suguhan Warga di Negara Konflik, Kaget saat Tahu Sumbernya

 
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved