Siswa SMP yang Tewas Ternyata Tak Hanya Dihukum Lari 20 Putaran, Kakaknya juga Pernah Kena Sanksi
Fanly, siswa SMP Kristen 46 Mapanget Barat, Manado, Sulawesi Utara meninggal dunia saat mendapatkan hukuman lari oleh gurunya.
Benny Bawensel kemudian membeberkan kronologi tewasnya Fanly Lahingide.
Ia mengatakan sebelum disuruh berlari 20 putaran, Fanly Lahingide dan ketujuh siswa lainnya dihukum untuk berdiri di bawah terik matahari selama 15 menit.
"Jadi keterangan para saksi, bahwa ada tujuh orang siswa yang pada saat itu masuk terlambat," ujar Benny Bawensel.
"Kemudian oleh guru piket diberikan hukuman dijemur di bawa terik matahari kurang lebih 15 menit,"
"Kemudian dilanjutkan lari keliling lapangan sebanyak 20 keliling," tambahnya.
Kapolresta Manado itu menjelaskan pihak sekolah sudah dimintai keterangan.
Namun guru piket yang mengukum Fanly Lahingide saat ini tengah dirawat di rumah sakit, sehingga belum dapat diperiksa.
"Untuk pihak sekolah sudah dimintai keterangan," ujar Benny Bawensel.
"Tapi kalau guru piket saat ini belum bisa, karena masih dirawat," tambahnya.
Saat ditanya apakah Fanly Lahingide meninggal karena kelelahan, Benny Bawensel enggan menjawab.
• Rencana Membunuh Suami Gagal, Wanita Ini Ditipu Pria Selingkuhannya Hingga Gadai Mobil dan Emas
Ia menjelaskan dari 20 putaran yang diperintahkan sang guru, Fanly Lahingide baru berlari sebanyak empat putaran.
"Kita belum melihat itu, karena dari 20 putaran baru memasuki putaran ke empat," ucap Benny Bawensel.
"Kemudian siswa tersebut jatuh tersungkur," tambahnya.
Pantauan TribunJakarta.com, saat jenazah Fanly Lahingide tiba di rumah duka, keluarga remaja itu menangis histeris.
Keluarga meraung-raung disamping peti jenazah Fanly Lahingide tak dapat menerima kenyataan.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Dihukum Lari & Dijemur 15 Menit Siswa SMP Tewas, Sang Ibu Terpukul: Anak Saya Pendiam, Rajin Sekolah