Jelang HUT OPM, Akun Facebook Ini Ungkap KKB Takut Berhadapan dengan TNI/Polri & Sosok DonatUr KKB
Akun Facebook Ini Ungkap KKB Takut Berhadapan Langsung dengan TNI/Polri dan Sosok Donator KKB
Jelang HUT OPM, Akun Facebook Ini Ungkap KKB Takut Berhadapan dengan TNI/Polri & Sosok DonatUr KKB
BANGKAPOS.COM -- Di tengah kesiagaan aparat keamanan mengantisipasi gangguan keaman jelang HUT OPM, 1 Desember, akun facebook Surga Kecil Yang Jatuh ke Bumi mengungkap informasi kehidupan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua di hutan belantara Papua.
Salah satu admin Akun halaman Surga Kecil Yang Jatuh ke Bumi adalah Kolonel Inf Muhammad Aidi, mantan Kapendam Cenderawasih dan kini menjabat Asintel Danjen Kopassus.
• Tetangga Novel B Laporkan Dewi Tanjung ke Polisi: Kira-kira Mau Tidak Orang Merusak Matanya Sendiri?
Dalam artikel ini diungkap ternyata anggota KKB di hutan dibiayai donatur yang tidak disebutkan namanya.
Tak hanya itu, keluarga anggota KKB yang tinggal di kota juga ditanggung sang donatur.
Disebutkan juga ternyata anggota KKB begitu takut berhadapan dengan TNI hingga tak berani bertempur secara terbuka.
Secara terang-terangan akun ini menuding yang menjadi donatur KKB adalah elite politik Papua yang selama selalu berteriak agar TNI Polri ditarik dari daerah rawan konflik di Papua.
• Fahri Hamzah Analisa Dampak Prabowo Jadi Menhan: Harus Diakui Keputusan Jokowi Misterius
Berikut postingan lengkap:
KELOMPOK KRIMINAL SEPARATIS BERSENJATA ( KKSB )
( Siapa penyandang dananya?)
Di suatu tempat jauh didalam belantara Papua
Beginilah kehidupan para gerilyawan OPM didalam hutan.
Mereka mengklaim menguasai wilayah tertentu yang tidak terjangkau oleh TNI
Menurut penilaian obyektif wartawan yang mewawancarai OPM di dalam foto tersebut, sepertinya meraka yang didalam hutan itu terjebak karena sudah diberi fasilitas dan gaji yang layak, juga keluarga mereka yang ditinggalkan dipenuhi kebutuhannya dan akhirnya terpaksa harus terus mengasingkan diri di hutan jauh dari keluarga karena jika ketahuan ada niat menyerahkan diri mereka takut dibunuh oleh para petinggi yang sudah menggaji mereka dan membiayai keluarganya.
Selain itu mereka juga ditakut takuti jika menyerahkan diri mereka akan ditangkap dan dibunuh TNI.
Walaupun semua kebutuhan keluarga mereka sudah dipenuhi oleh jaringan mereka di kota tapi mereka sebenarnya juga rindu ingin berkumpul dengan keluarga dan hidup normal seperti orang lain.