CPNS 2019

Lulus CPNS Pakai Jimat dan Dukun? Begini Kasusnya hingga Tanggapan Sosiolog

Pendaftaran CPNS 2019 sudah dimulai. Banyak harapan dan doa dari para peserta hingga soal jimat

SERAMBINEWS.COM/Putri
Ilustrasi lowongan CPNS 2019 

BANGKAPOS.COM -Pendaftaran CPNS 2019 sudah dimulai sejak, Senin (11/11/2019).

Pendaftaran CPNS 2019 dapat dilakukan mulai pukul 23.11 WIB.

Informasi tersebut turut disampaikan Badan Kepegawaian Negara (BKN) melalui akun Twitter.

""Min, pendaftaran dibukanya malam banget nih (11.11 pm) alias Pkl 23.11 WIB?"

Iya, supaya kita msh bs menikmati diskon besar tahunan - Harbolnas 11.11 kali ini

Anw, #SobatBKN bs unduh & baca Buku Petunjuk Pendaftaran, biar gak nanya duluan sblum baca.

https://sscn.bkn.go.id/buku_pendaftaran_sscn_2019.pdf, "  begitu informasi yang dibagikan BKN melalui akun Twitter @BKNgoid, Senin (11/11/2019).

Cewek Penjaga Warung Tak Bernyawa, Ada Temuan Bekas Berhubungan Badan Diduga dengan Suami Orang

Ahok BTP Bongkar Cerita Soal Calon Bos BUMN dan Karakter Sesuai Erick Thohir

Dalam penerimaan CPNS, kerap kali dijumpai hal-hal yang menjadi sorotan publik.

Satu di antaranya adalah penggunaan jimat atau hal sejenis oleh peserta CPNS.

Jelang penerimaan CPNS 2019, isu adanya penjualan jimat pun beredar di media sosial.

Pengguna media sosial pun tampak terheran-heran terhadap munculnya pedagang jimat jelang penerimaan CPNS 2019.

Tak sedikit pengguna media sosial yang menyayangkan hal itu.

Sementara itu dilansir TribunnewsBogor.com dari Kompas.com, penggunaan jimat ini memang kerap dijumpai dalam tahapan penerimaan CPNS.

Pada seleksi CPNS 2018 bahkan keberadaan jimat diketahui petugas sebelum peserta masuk ke ruangan tes.

Keberadaan jimat itu diketahui saat petugas menggeladah peserta CPNS.

Seperti diwartakan Kompas.com (16/11/2018) lalu, Kepala Kepegawaian Negara (BKN), Bima Haria Wibisana mengatakan, peserta yang membawa jimat tetap dapat mengikuti seleksi.

Hanya saja jimat yang dibawa peserta harus dilepas.

Kemudian peserta juga tidak diizinkan membawa jimat ke ruang tes.

Terkait hal ini, Pengamat Budaya dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia Dr Sunu Wasono angkat suara.

Menurutnya, Fenomena penggunaan jimat tersebut terjadi lantaran tingginya persaingan agar dapat diterima sebagai CPNS.

"Nah, saking ketatnya, barangkali orang mencari cara-cara yang sifatnya sebetulnya tidak rasional, cara-cara bantuan dukun dan lain sebagainya. Tapi, itu memang sekarang kan ada kecenderungan orang untuk memanfaatkan hal-hal yang ghaib ya, yang tidak masuk akal itu untuk tujuan-tujuan praktis," tutur Sunu saat dihubungi Kompas.com, Minggu (10/11/2019).

Menurut Sunu, dalam konsepsi orang Jawa, jimat-jimat disebut sebagai piandel, yaitu pegangan agar lebih mantap.

Ia menilai bahwa mungkin ada nilai sugestif tersendiri yang agak sulit untuk dibuktikan pengaruhnya.

"Tapi yang menurut saya sih, tidak ada pengaruhnya itu. Artinya, orang tidak tiba-tiba jadi pintar karena menggunakan jimat dan sejenisnya itu. Hanya sugestif saja, saya kira. Jadi, seakan-akan dengan pegang itu, ada jalan," tambah Sunu.

Pendapat senada juga diungkapkan oleh Sosiolog dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Bagong Suyanto.

Bagong mengatakan, menggunakan jimat adalah sebagai tindakan yang non rasional.

Menurutnya, setiap manusia bila menghadapi ketidakpastian, bisanya akan menuju ke hal-hal yang non rasional tersebut.

Non rasional menurut Bagong adalah mencari penyelesaian diluar tindakan yang masuk akal atau rasional.

"Bila pelamar CPNS mencari dan menggunakan jimat, ya karena dalam pandangan mereka melamar menjadi pegawai negeri itu dianggap sebagai momen yang penuh dengan ketidakpastian," kata Bagong saat dihubungi Kompas.com, Minggu (10/11/2019).

"Kalo rasional ya mestinya belajar secara giat, belajar menekuni soal-soal tentang CPNS itu sendiri," imbuhnya.

Kejadian peserta terpergok bawa jimat saat tes CPNS pernah terjadi di Madiun

Diwartakan Kompas.com, puluhan peserta tes seleksi calon pegawai negeri sipil ( CPNS) di Kabupaten Madiun yang kedapatan membawa jimat saat hendak masuk ruang ujian memiliki alasan khusus.

Dengan membawa jimat, peserta meyakini akan menambah kepercayaan diri dan memperlancar mengerjakan

"Persepsi mereka dengan membawa jimat akan memudahkan mengerjakan soal, melancarkan soal yang dikerjakan dijawab dengan benar. Selain itu bisa menambah kepercayaan diri," ujar Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Madiun, Sigit Budiarto yang dihubungi Kompas.com, Rabu ( 7/11/ 2018).

Sigit mengatakan, tim tidak menanyakan secara detil alasan peserta membawa jimat dan asal muasal jimat itu diperoleh saat akan masuk ruang ujian.

Ia berdalih, bila dilakukan penelusuran alasan peserta tes menggunakan jimat akan menyita banyak waktu. 
"Kalau dilakukan penelusuran akan memakan waktu lama. Makanya kami hanya menyita jimat yang ditemukan didalam pakaian peserta tes. Nanti setelah selesai, para peserta bisa kembali mengambil jimatnya," ujar Sigit.

Ditanya dasar larangan membawa jimat saat masuk ruang ujian, Sigit mengatakan, sesuai ketentuan tidak diperbolehkan membawa apa pun ke dalam ruangan kecuali kartu peserta, pensil, dan selembar kertas kosong.

"Makanya, semua barang selain itu kami larang dibawa masuk ke ruang ujian termasuk jimat," kata Sigit.

Bagi Sigit, penggeledahan di badan diberlakukan lantaran dikhawatirkan peserta tes membawa alat bantu komunikasi.

Alat bantu itu bisa jadi tidak terdeteksi metal detektor. Dengan demikian, dilakukan langkah penggeledahan badan.

Kendati kedapatan membawa jimat, kata Sigit, peserta tes CPNS tidak digugurkan.

Mereka tetap diperbolehkan mengikuti tes CPNS. Pasalnya, jimat di luar konteks administrasi persyaratan seseorang mengikuti tes CPNS.

Ditanya berapa jumlah peserta CPNS yang lulus mengikuti seleksi lanjutan, Sigit mengungkapkan, saat ini masih direkap BKN.

Peran panitia seleksi tingkat daerah hanya pemanggilan peserta, mencocokkan scaning barcode, pemeriksaan metal detector, pemberian pin, mengisi daftar hadir dan masuk ke ruang ujian.

(TribunnewsBogor.com/Kompas.com)

Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved