Gerhana Matahari Cincin

Mitos Gerhana Matahari Cincin, Ada yang Pukul Kentongan tapi Kini Lenyap Ditelan Zaman

Di beberapa daerah di Nusantara, terdapat berbagai cerita terkait fenomena Gerhana Matahari.

Editor: fitriadi
Bangkapos.com/Riki Pratama
Warga berkumpul di pinggiran Pantai Tanjung Kerasak, Toboali, Kabupaten Bangka Selatan untuk menyaksikan Gerhana Matahari Total, Rabu (9/3/2016). 

BANGKAPOS.COM - Hari ini Kamis 26 Desember 2019 Gerhana Matahari Cincin dan Gerhana Matahari Sebagian akan terjadi di Indonesia.

Sebagian daerah terjadi Gerhana Matahari Cincin, sebagian daerah hanya mengalami Gerhana Matahari Sebagian atau Gerhana Matahari Parsial.

Gerhana Matahari Cincin terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi tepat segaris dan pada saat itu piringan Bulan yang teramati dari Bumi lebih kecil daripada piringan Matahari.

Akibatnya, saat puncak gerhana, Matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya.

TONTON VIDEO LIVE STREAMING GMC DI SINI:

Terdapat dua macam bayangan Bulan yang terbentuk saat GMC, yaitu antumbra dan penumbra.

Di wilayah yang terlewati antumbra, gerhana yang teramati berupa Gerhana Matahari Cincin

Sementara di wilayah yang terkena penumbra, Gerhana Matahari Sebagianlah yang akan teramati.

Di beberapa daerah di Nusantara, terdapat berbagai cerita terkait fenomena Gerhana Matahari.

Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terjadinya Gerhana Matahari dan bulan dikaitkan dengan mitos dendam buto (raksasa) yang tidak mendapatkan air kehidupan para dewa.

Cerita buto tersebut, dulu sering diceritakan oleh para orang tua kepada anak-anaknya.

Bahkan dulu, setiap kali ada gerhana bulan maupun matahari, warga baik tua muda dan anak-anak bersama-sama membunyikan Gejok Lesung (Tempat menumbuk Padi) dan kentongan.

Namun kini, hal tersebut seakan hilang ditelan zaman.

Mitos Gerhana Matahari

Raden Tumenggung (KRT) Rinto Isworo sebagai Penghageng Kalih Widya Budaya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, mengatakan, zaman dahulu orang tua selalu bercerita bahwa Gerhana Matahari itu karena dimakan Buto (Raksasa).

“Nenek moyang kita dulu, cerita kalau bulan dimakan buto. Jadi mataharinya gelap,” ujar Rinto, Senin (07/03/2016) dikutip Bangkapos.com dari Kompas.com.

Kisah itu berawal dari kehidupan di Kayangan, tempat para dewa tinggal.

Saat itu para dewa hendak membagikan air penghidupan yang diberi nama Tirta Amerta.

Siapapun yang meminum Tirta Amerta akan hidup selamanya.

“Tirta Amerta itu hanya dibagikan untuk khusus para dewa. Selain dewa tidak boleh,” ujarnya.

Kabar akan adanya pembagian Tirta Amerta itu pun diketahui si Buto (Raksasa). Namun karena khusus dewa, maka si Buto memutuskan untuk menyamar.

“Ya karena hanya para dewa, Buto menyamar menjadi dewa,” ujarnya.

Saat sebelum pembagian dimulai, para dewa diminta untuk antri. Satu-persatu para dewa lantas maju Mereka meminum dengan cara menggunakan daun beringin.

Karena Tirta Amerta jumlahnya hanya terbatas, maka para dewa hanya mengambil sedikit dan meminumnya.

“Pokoknya asal rata, sedikit tapi semua dewa dapat minum. Khasiatnya setelah meminum, dewa tidak akan mati,” ujarnya.

Buto yang menyamar akhirnya mendapat giliran maju.

Namun, saat sampai di depan dan air Tirta Amerta baru sampai di mulut tiba-tiba ada anak panah melayang dan memutuskan leher si Buto.

Ternyata itu anak panah milik Bethoro Suryo yang mengetahui jika Buto menyamar sebagai dewa.

“Dipanah itu lalu tubuh buto jatuh ke Bumi jadi lesung (Tempat menumbuk padi). Tapi kepalanya masih melayang-layang,” ucapnya.

Marah karena ketahuan, si Buto lalu dendam.

Kepada Bethoro Suryo, Buto mengancam suatu saat akan menelannya.

Tak hanya itu, ia juga mengancam akan memakan bulan di malam hari.

Akhirnya, ketika matahari atau bulan menjadi gelap karena gerhana nenek moyang selalu membunyikan gejok lesung (penumbuk padi) dan memukul kentongan.

Hal ini dilakukan agar si Buto melepaskan matahari atau bulan.

“Zaman dulu, kalau tiba-tiba ada gerhana, langsung bunyikan lesung dan kentongan. Sambil bilang, to buto kui ojo di untal lepeh o (Buto itu jangan dimakan, keluarkan dari mulutmu),” katanya.

Tetapi Buto sudah terlanjur menelan matahari dan bulan.

Tanpa sadar jika ia tidak memiliki perut.

Sehingga meski ditelan, matahari maupun bulan tetap keluar lagi.

“Cerita mitosnya seperti itu, itu dulu zaman sebelum ada HP dan TV. Kalau sekarang mungkin sudah dilupakan dan jarang diceritakan,” kata dia.

Apa Itu Gerhana Matahari?

Gerhana Matahari adalah peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bulan sehingga tidak semuanya sampai ke Bumi.

Dilansir dari laman bmkg.go.id bahwa fenomena yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan Matahari, Bumi, dan Bulan ini terjadi pada saat fase bulan baru.

Adapun Gerhana Bulan terjadi ketika terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan dan terjadi pada saat fase purnama.

Baik Gerhana Matahari maupun Gerhana Bulan, peristiwanya dapat diprediksi dengan tingkat akurasi yang tinggi. Pada tahun 2019 ini diprediksi terjadi lima kali gerhana, yaitu:

1. Gerhana Matahari Sebagian (GMS) 5-6 Januari 2019 yang tidak dapat diamati dari Indonesia,

2. Gerhana Bulan Total (GBT) 21 Januari 2019 yang tidak dapat diamati dari Indonesia,

3. Gerhana Matahari Total (GMT) 2 Juli 2019 yang tidak dapat diamati dari Indonesia,

4. Gerhana Bulan Sebagian (GBS) 17 Juli 2019 yang dapat diamati dari Indonesia, dan

5. Gerhana Matahari Cincin (GMC) 26 Desember 2019 yang dapat diamati dari Indonesia. Salah satu tupoksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai institusi pemerintah adalah memberikan informasi dan pelayanan tanda waktu; termasuk di dalamnya adalah informasi Gerhana Matahari dan Bulan.

Untuk itu BMKG menyampaikan informasi GMC 26 Desember 2019 sebagai berikut.

Kota-kota Indonesia yang bisa melihat Gerhana Matahari Cincin tanggal 26 Desember 2019, yaitu:

1. Aceh

Di provinsi ini, terdapat dua pusat kota yang terlewati jalur cincin, yaitu Sinabang dengan durasi cincin selama 3 menit 16,0 detik dan di Singkil dengan durasi cincin selama 2 menit 15,7 detik. Magnitudo gerhana di masing-masing kota tersebut adalah 0,979 dan 0,973.

Sementara itu, di kota-kota lainnya gerhananya akan teramati berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,961 di Subulussalam hingga 0,895 di Sabang.

Gerhana di Aceh akan dimulai pada pukul 10.07 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 11.55 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 13.55 WIB.

Durasi gerhana yang teramati di Aceh rata-rata adalah 3 jam 48 menit.

2. Sumatera Utara

Di provinsi ini, terdapat tujuh pusat kota yang terlewati jalur cincin, yaitu Sibolga dengan durasi cincin selama 3 menit 31,2 detik dan magnitudo gerhana sebesar 0,981, Pandan selama 3 menit 35,2 detik dengan magnitudo 0,983, Tarutung selama 2 menit 3,7 detik dengan magnitudo 0,973, Padang Sidempuan selama 3 menit 31,6 detik dengan magnitudo 0,982, Sipirok selama 3 menit 37,9 detik dengan magnitudo 0,985, Gunung Tua selama 3 menit 36,9 detik dengan magnitudo 0,983, dan Sibuhuan selama 2 menit 41,8 detik dengan magnitudo 0,975.

Sementara itu, di kota-kota lainnya gerhananya akan teramati berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,970 di Lotu dan Kota Pinang hingga 0,929 di Stabat.

Gerhana di Sumatera Utara akan dimulai pada pukul 10.13 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 12.04 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 14.03 WIB.

Durasi gerhana yang teramati di Sumatera Utara rata-rata adalah 3 jam 50 menit.

3. Sumatera Barat

Gerhana yang teramati dari Sumatera Barat berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,952 di Lubuk Sikaping hingga 0,888 di Tua Pejat.

Gerhana di Sumatera Barat akan dimulai pada pukul 10.19 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 12.11 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 14.08 WIB.

Durasi gerhana yang teramati di Sumatera Barat rata-rata adalah 3 jam 49 menit.

4Riau

Di provinsi ini, terdapat lima pusat kota yang terlewati jalur cincin, yaitu Pasir Pengaraian dengan durasi cincin selama 2 menit 24,0 detik dan magnitudo gerhana sebesar 0,974, Dumai selama 1 menit 40,9 detik dengan magnitudo 0,972, Bengkalis selama 2 menit 3,1 detik dengan magnitudo 0,973, Siak Sri Indrapura selama 3 menit 17,4 detik dengan magnitudo 0,979, dan Selat Panjang selama 3 menit 38,9 detik dengan magnitudo 0,984.

Sementara itu, di kota-kota lainnya gerhananya akan teramati berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,968 di Pekanbaru hingga 0,940 di Teluk Kuantan.

Gerhana di Riau akan dimulai pada pukul 10.21 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 12.15 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 14.12 WIB. Durasi gerhana yang teramati di Riau rata-rata adalah 3 jam 50 menit.

5. Bengkulu

Gerhana yang teramati dari Bengkulu berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,880 di Muko-muko hingga 0,824 di Bintuhan.

Gerhana di Bengkulu akan dimulai pada pukul 10.27 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 12.20 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 14.13 WIB.

Durasi gerhana yang teramati di Bengkulu rata-rata adalah 3 jam 46 menit.

6.  Jambi

Gerhana yang teramati dari Jambi berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,937 di Kuala Tungkal hingga 0,893 di Sarolangun.

Gerhana di Jambi akan dimulai pada pukul 10.25 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 12.20 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 14.15 WIB.

7. Kepulauan Riau

Di provinsi ini, terdapat empat pusat kota yang terlewati jalur cincin, yaitu Tanjung Pinang dengan durasi cincin selama 3 menit 36,5 detik dan magnitudo gerhana sebesar 0,982, Tanjung Balai Karimun selama 3 menit 31,9 detikdan magnitudo 0,981, Batam selama 3 menit 4,7 detik dan magnitudo 0,977, serta Bandar Seri Bentan selama 3 menit 8,0 detik dan magnitudo 0,977.

Sementara itu, di kota-kota lainnya gerhananya akan teramati berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana 0,957 di Daik, 0,916 di Tarempa, dan 0,898 di Ranai.

Gerhana di Kepulauan Riau akan dimulai pada pukul 10.30 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 12.28 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 14.21 WIB.

Durasi gerhana yang teramati di Kepulauan Riau rata-rata adalah 3 jam 50 menit.

8. Sumatera Selatan

Gerhana yang teramati dari Sumatera Selatan berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,882 di Rupit hingga 0,832 di Muara Dua.

Gerhana di Sumatera Selatan akan dimulai pada pukul 10.30 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 12.25 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 14.17 WIB.

Durasi gerhana yang teramati di Sumatera Selatan rata-rata adalah 3 jam 47 menit.

9. Lampung

Gerhana yang teramati dari Lampung berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,853 di Wiraga Mulya hingga 0,799 di Kalianda.

Gerhana di Lampung akan dimulai pada pukul 10.35 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 12.29 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 14.19 WIB.

Durasi gerhana yang teramati di Lampung rata-rata adalah 3 jam 44 menit.

10.  Bangka Belitung

Gerhana yang teramati dari Bangka Belitung berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,910 di Sungailiat hingga 0,880 di Manggar.

Gerhana di Bangka Belitung akan dimulai pada pukul 10.38 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 12.30 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 14.24 WIB.

Durasi gerhana yang teramati di Bangka Belitung rata-rata adalah 3 jam 46 menit.

11.  Banten

Gerhana yang teramati dari Banten berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,791 di Cilegon hingga 0,781 di Rangkasbitung.

Gerhana di Banten akan dimulai pada pukul 10.41 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 12.34 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 14.22 WIB.

Durasi gerhana yang teramati di Banten rata-rata adalah 3 jam 40 menit.

12.  DKI Jakarta

Gerhana yang teramati dari DKI Jakarta berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,799 di Kepulauan Seribu hingga 0,784 di Jakarta Selatan.

Gerhana di DKI Jakarta akan dimulai pada pukul 10.42 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 12.36 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 14.23 WIB.

Durasi gerhana yang teramati di DKI Jakarta rata-rata adalah 3 jam 41 menit.

13.  Jawa Barat

Gerhana yang teramati dari Jawa Barat berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,784 di Bekasihingga 0,739 di Parigi.

Gerhana di Jawa Barat akan dimulai pada pukul 10.46 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 12.39 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 14.24 WIB.

Durasi gerhana yang teramati di Jawa Barat rata-rata adalah 3 jam 38 menit.

14. Jawa Tengah

Gerhana yang teramati dari Jawa Tengah berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,766 di Jeparahingga 0,729 di Wonogiri.

Gerhana di Jawa Tengah akan dimulai pada pukul 10.54 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 12.47 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 14.29 WIB.

Durasi gerhana yang teramati di Jawa Tengah rata-rata adalah 3 jam 35 menit.

15.  D.I. Yogyakarta

Gerhana yang teramati dari D.I. Yogyakarta berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,734 di Sleman hingga 0,726 di Wonosari.

Gerhana di D.I. Yogyakarta akan dimulai pada pukul 10.56 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 12.47 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 14.28 WIB.

Durasi gerhana yang teramati di D.I. Yogyakarta rata-rata adalah 3 jam 34 menit.

16.  Jawa Timur

Gerhana yang teramati dari Jawa Timur berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,752 di Tuban hingga 0,702 di Banyuwangi.

Gerhana di Jawa Timur akan dimulai pada pukul 11.03 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 12.54 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 14.33 WIB.

Durasi gerhana yang teramati di Jawa Timur rata-rata adalah 3 jam 29 menit.

17. Kalimantan Barat

Di provinsi ini, terdapat lima pusat kota yang terlewati jalur cincin, yaitu Mempawah dengan durasi cincin selama 1 menit 30,3 detik dan magnitudo gerhana sebesar 0,971, Singkawang selama 3 menit 37,9 detikdan magnitudo 0,983, Sambas selama 1 menit 39,0 detik dan magnitudo 0,971, Bengkayangselama 3 menit 38,8 detik dan magnitudo 0,984, serta Putussibau selama 2 menit 5,3 detik dan magnitudo 0,972.

Sementara itu, di kotakota lainnya gerhananya akan teramati berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,969 di Ngabang hingga 0,906 di Ketapang.

Gerhana di Kalimantan Barat akan dimulai pada pukul 10.48 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 12.47 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 14.33 WIB. Durasi gerhana yang teramati di Kalimantan Barat rata-rata adalah 3 jam 45 menit.

18. Kalimantan Tengah

Gerhana yang teramati dari Kalimantan Tengah berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,920 di Purukcahu hingga 0,851 di Kuala Pembuang.

Gerhana di Kalimantan Tengah akan dimulai pada pukul 11.01 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 12.58 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 14.39 WIB.

Durasi gerhana yang teramati di Kalimantan Tengah rata-rata adalah 3 jam 38 menit.

19. Kalimantan Selatan

Gerhana yang teramati dari Kalimantan Selatan berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,972 di Tanjung hingga 0,828 di Pelaihari.

Gerhana di Kalimantan Selatan akan dimulai pada pukul 12.08 WITA, puncak gerhana terjadi pada pukul 14.03 WITA, dan gerhana akan berakhir pada pukul 15.41 WITA.

Durasi gerhana yang teramati di Kalimantan Selatan rata-rata adalah 3 jam 33 menit.

20.  Kalimantan Timur

Di provinsi ini, terdapat satu pusat kota yang terlewati jalur cincin, yaitu Tanjungredep dengan durasi cincin selama 3 menit 18,4 detik dan magnitudo gerhana sebesar 0,978.

Sementara itu, di kota-kota lainnya gerhananya akan teramati berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,948 di Ujoh Bilang hingga 0,873 di Tanapaser.

Gerhana di Kalimantan Timur akan dimulai pada pukul 12.12 WITA, puncak gerhana terjadi pada pukul 14.08 WITA, dan gerhana akan berakhir pada pukul 15.45 WITA.

Durasi gerhana yang teramati di Kalimantan Timur rata-rata adalah 3 jam 33 menit.

21. Kalimantan Utara

Di provinsi ini, terdapat satu pusat kota yang terlewati jalur cincin, yaitu Tanjungselor dengan durasi cincin selama 1 menit 44,3 detik dan magnitudo gerhana sebesar 0,970.

Sementara itu, di kota-kota lainnya gerhananya akan teramati berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,958 di Tarakan hingga 0,936 di Nunukan.

Gerhana di Kalimantan Utara akan dimulai pada pukul 12.13 WITA, puncak gerhana terjadi pada pukul 14.10 WITA, dan gerhana akan berakhir pada pukul 15.47WITA.

Durasi gerhana yang teramati di Kalimantan Utara rata-rata adalah 3 jam 33 menit.

22.  Bali

Gerhana yang teramati dari Bali berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,700 di Singarajahingga 0,684 di Denpasar.

Gerhana di Bali akan dimulai pada pukul 12.13 WITA, puncak gerhana terjadi pada pukul 14.02 WITA, dan gerhana akan berakhir pada pukul 15.36 WITA.

Durasi gerhana yang teramati di Bali rata-rata adalah 3 jam 22 menit.

23.  Nusa Tenggara Barat

Gerhana yang teramati dari Nusa Tenggara Barat berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,687 di Tanjunghingga 0,665 di Dompu, Woha, dan Bima.

Gerhana di Nusa Tenggara Barat akan dimulai pada pukul 12.20 WITA, puncak gerhana terjadi pada pukul 14.07 WITA, dan gerhana akan berakhir pada pukul 15.38 WITA.

Durasi gerhana yang teramati di Nusa Tenggara Barat rata-rata adalah 3 jam 18 menit.

24.  Nusa Tenggara Timur

Gerhana yang teramati dari Nusa Tenggara Timur berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,561 di Baahingga 0,647 di Ruteng.

Gerhana di Nusa Tenggara Timur akan dimulai pada pukul 12.39 WITA, puncak gerhana terjadi pada pukul 14.18 WITA, dan gerhana akan berakhir pada pukul 15.42 WITA.

Durasi gerhana yang teramati di Nusa Tenggara Timur rata-rata adalah 3 jam 03 menit.

25. Sulawesi Barat

Gerhana yang teramati dari Sulawesi Barat berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,870 di Pasangkayuhingga 0,809 di Majene.

Gerhana di Sulawesi Barat akan dimulai pada pukul 12.22 WITA, puncak gerhana terjadi pada pukul 14.14 WITA, dan gerhana akan berakhir pada pukul 15.47 WITA.

Durasi gerhana yang teramati di Sulawesi Barat rata-rata adalah 3 jam 24 menit.

26.  Sulawesi Selatan

Gerhana yang teramati dari Sulawesi Selatan berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,823 di Masamba hingga 0,719 di Benteng.

Gerhana di Sulawesi Selatan akan dimulai pada pukul 12.26 WITA, puncak gerhana terjadi pada pukul 14.15 WITA, dan gerhana akan berakhir pada pukul 15.47 WITA.

Durasi gerhana yang teramati di Sulawesi Selatan rata-rata adalah 3 jam 21 menit.

27.  Sulawesi Tengah

Gerhana yang teramati dari Sulawesi Tengah berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,919 di Toli-Toli hingga 0,810 di Bungku.

Gerhana di Sulawesi Tengah akan dimulai pada pukul 12.29 WITA, puncak gerhana terjadi pada pukul 14.20 WITA, dan gerhana akan berakhir pada pukul 15.51 WITA.

Durasi gerhana yang teramati di Sulawesi Tengah rata-rata adalah 3 jam 22 menit.

28.  Sulawesi Tenggara

Gerhana yang teramati dari Sulawesi Tenggara berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,791 di Wasusua hingga 0,713 di Wangi-Wangi.

Gerhana di Sulawesi Tenggara akan dimulai pada pukul 12.35 WITA, puncak gerhana terjadi pada pukul 14.21 WITA, dan gerhana akan berakhir pada pukul 15.49 WITA.

Durasi gerhana yang teramati di Sulawesi Tenggara rata-rata adalah 3 jam 14 menit.

Gerhana yang teramati dari Sulawesi Tenggara berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,791 di Wasusua hingga 0,713 di Wangi-Wangi.

29.  Gorontalo

Gerhana yang teramati dari Gorontalo berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,893 di Marisa dan Kwandang hingga 0,884 di Gorontalo dan Suwawa.

Secara umum, gerhana di Gorontalo akan dimulai pada pukul 12.34 WITA, puncak gerhana terjadi pada pukul 14.24 WITA, dan gerhana akan berakhir pada pukul 15.53 WITA. Durasi gerhana yang teramati di Gorontalo rata-rata adalah 3 jam 19 menit.

30. Sulawesi Utara

Gerhana yang teramati dari Sulawesi Utara berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,944 di Tahuna hingga 0,870 di Bolaang Uki.

Gerhana di Sulawesi Utara akan dimulai pada pukul 12.41 WITA, puncak gerhana terjadi pada pukul 14.28 WITA, dan gerhana akan berakhir pada pukul 15.55 WITA. Durasi gerhana yang teramati di Sulawesi Utara rata-rata adalah 3 jam 14 menit.

31. Maluku Utara

Gerhana yang teramati dari Maluku Utara berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,869 di Daruba hingga 0,783 di Sanana.

Gerhana di Maluku Utara akan dimulai pada pukul 13.50 WIT, puncak gerhana terjadi pada pukul 15.33 WIT, dan gerhana akan berakhir pada pukul 16.57 WIT.

Durasi gerhana yang teramati di Maluku Utara rata-rata adalah 3 jam 6 menit.

32.  Maluku

Gerhana yang teramati dari Maluku berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,735 di Namlea hingga 0,554 di Saumlaki.

Secara umum, gerhana di Maluku akan dimulai pada pukul 14.02 WIT, puncak gerhana terjadi pada pukul 15.36 WIT, dan gerhana akan berakhir pada pukul 16.53 WIT.

Durasi gerhana yang teramati di Maluku rata-rata adalah 2 jam 51 menit.

33. Papua Barat

Gerhana yang teramati dari Papua Barat berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,772 di Waisai hingga 0,648 di Kaimana.

Gerhana di Papua Barat akan dimulai pada pukul 14.09 WIT, puncak gerhana terjadi pada pukul 15.42 WIT, dan gerhana akan berakhir pada pukul 16.58 WIT. Durasi gerhana yang teramati di Papua Barat rata-rata adalah 2 jam 49 menit.

34. Papua

Gerhana yang teramati dari Papua berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,704 di Sorendiweri hingga 0,429 di Merauke.

Gerhana di Papua akan dimulai pada pukul 14.26 WIT, puncak gerhana terjadi pada pukul 15.48 WIT, dan gerhana akan berakhir pada pukul 16.56 WIT. Durasi gerhana yang teramati di Papua rata-rata adalah 2 jam 30 menit.

Waktu dari Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga tersebut disebut sebagai Durasi Cincin atau Fase Cincin, yang lama waktunya bervariasi dari satu kota ke kota lainnya.

Sebagai contoh lama durasi cincin terlama di suatu pusat kota di Indonesia pada GMC 26 Desember 2019 ini adalah di Selat Panjang, Riau, yaitu 3 menit 38,9 detik dengan magnitudo gerhana sebesar 0,984.

Sementara itu lokasi di permukaan Bumi yang durasi cincinnya paling lama, atau disebut dengan Greatest Duration (GD), terjadi di (00 o 46’ 44” LU 105o 04’ 58” BT), yang berada di Selat Karimata.

Di lokasi ini durasi cincinya mencapai 3 menit 40,0 detik dan magnitudo gerhananya mencapai 0,985. Adapun lama fase cincin dan magnitudo gerhana di kota-kota lainnya kurang dari waktu tersebut.

Pada saat fase cincin di lokasi-lokasi tersebut, kecerlangan langitnya akan meredup hingga seperti saat fajar atau senja.

Puncak keredupannya adalah saat terjadinya Puncak Gerhana, yaitu waktu di tengah-tengah fase cincin ini.

Setelah Kontak Ketiga dilalui, piringan Matahari yang tampak tergerhanai akan semakin kecil hingga akhirnya Bulan terakhir kali menutupi piringan Matahari, yaitu saat Kontak Keempat.

Lama waktu dari Kontak Pertama hingga Kontak Keempat disebut sebagai Durasi Gerhana dan lama waktunya bervariasi dari satu kota ke kota lainnya.

Durasi gerhana terlama di Indonesia adalah di Bengkalis, Riau, yaitu selama 3 jam 51 menit 24,7 detik.

Secara umum, gerhana dapat diprediksi waktu dan tempat kejadiannya. Untuk memprediksi keberulangannya secara global, gerhana dikelompokkan ke dalam suatu kelompok yang disebut siklus Saros tertentu.

Gerhana-gerhana pada siklus Saros tertentu akan berulang hampir setiap 18 tahun 11 hari 8 jam.

Dua gerhana berdekatan dalam satu siklus Saros yang sama, konfigurasi posisi Matahari, Bulan, dan Buminya akan hampir sama.

Karena itu pola peta gerhana global kedua gerhana tersebut akan mirip, meskipun lokasi visibilitas gerhananya berbeda.

Sebagai contoh GMC 26 Desember 2019 ini merupakan anggota ke 46 dari 71 anggota pada siklus Saros 132.

Gerhana Matahari sebelumnya yang berasosiasi dengan gerhana ini adalah GMC 14 Desember 2001.

Adapun gerhana yang akan datang yang berasosiasi dengan gerhana ini adalah GMC 5 Januari 2038.

Pola peta gerhana global ketiganya akan mirip sebagaimana peta gerhana yang ditampilkan pada Gambar 2 di atas.

Meskipun peristiwa GMC di suatu lokasi dapat diprediksi dengan baik, peristiwa tersebut tidak berulang di lokasi tersebut dengan siklus tertentu.

GMC sebelumnya yang dapat diamati di Indonesia adalah GMC 22 Agustus 1998, yang jalur cincinnya melewati Sumatera bagian Utara dan Kalimantan bagian Utara, dan GMC 26 Januari 2009 yang jalur cincinnya melewati Sumatera bagian Selatan dan Kalimantan.

Adapun GMC yang akan datang yang dapat diamati di Indonesia adalah GMC 21 Mei 2031, yang jalur cincinnya melewati Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku, serta GMC 14 Oktober 2042 yang jalur cincinnya melewati Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur. (Bangkapos.com)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved