Buaya Sepanjang 5 Meter Ditaklukkan Pakai Pancingan, Nasibnya Kini Jadi Tontonan Warga
Pihak BKSDA pun membenarkan hal tersebut, dan sedang menuju ke lokasi penemuan buaya tersebut.
Buaya Sepanjang 5 Meter Ditaklukkan Pakai Pancingan, Nasibnya Kini Jadi Tontonan Warga
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Geger, buaya berukuran besar ditangkap warga Pangkalraya, Kecamatan Sungaiselan, Kabupaten Bangka Tengah.
Penangkapan buaya ini diposting di akun media sosial Facebook, Mardani, Jumat (3/1/2020).
Dalam postingannya Mardani menuliskan: "Karna sering meresahkan orang Pangkalraya Kelurahan Sungaiselan Kecamatan sungaiselan. Dua ekor buaya dapat dipancing warga Pangkalraya pagi tadi, Jum'at 03 Januari 2020."
Bangkapos.com pun berusaha mengkonfirmasi hal tersebut kepada pihak BKSDA (Badan Konservasi Sumber Daya Alam) Bangka Belitung.
Pihak BKSDA pun membenarkan hal tersebut, dan sedang menuju ke lokasi penemuan buaya tersebut.
"Iya, sudah ditangkap warga juga. Saya juga masih menuju lokasi," ujar Kepala Resort BKSDA Bangka Belitung Seftian melalui pesan WhatsApp.
Selain itu, Kepala Divisi Animal Rescue Alobi, Valen membenarkan bahwa ditemukan buaya tersebut berjumlah 2 ekor.
"Yang besar itu di Sungaiselan yang jemput BKSDA.
Itu tangkapan warga, kondisi masih ada pancing dalam mulutnya.
Menurut informasi sekitar 5 meter," ujar Valen saat dikonfirmasi bangkapos.com.
Valen juga menjelaskan kelanjutan dari buaya tersebut setelah ditemukan yakni akan sesuai dengan teknis yang berlaku.
"Dititip kepada BKSDA kemudian PPS Air Jangkang atau teknis penyerahannya dari warga kemudian BKSDA kemudian Alobi," jelas Valen.

Buaya Muncul di Pantai
Kemunculan buaya saat ini mulai sering terjadi di wilayah Bangka.
Pada akhir tahun lalu, tiga video penampakan buaya air asin atau buaya muara beredar di dunia maya.
Video berdurasi kurang dari satu menit itu membuat warganet penasaran.
Melansir babel.antaranews.com, Kepolisian Polres Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, membenarkan kabar mengenai munculnya seekor buaya di Pantai Putat Belinyu.
"Benar, buaya yang muncul sesuai video yang beredar di media sosial berada di pantai Putat," kata Kapolres Bangka AKBP Aris Sulistyono, SH, MH melalui Kabag Ops AKP Faisal, SIK di Sungailiat, Selasa
Dia mengatakan, untuk mengantisipasi sesuatu hal yang tidak diinginkan, pihaknya akan segera memasang spanduk larangan masyarakat melakukan aktivitas di sekitar peraiaran pantai tersebut.
"Direncanakan besok, Rabu (30/10/2019) kami akan memasang spanduk yang isinya imbauan atau larangan bagi masyarakat mandi di sekitar peraiaran itu dan nelayan yang melakukan aktivitas penangkapan ikan," katanya.
Menurutnya, munculnya buaya ke permukaan air di Pantai Putat baru pertama kali ini terjadi karena diduga terjadinya kerusakan habibat buaya oleh aktivitas sebagian masyarakat.
"Selama saya menjadi Kapolsek Belinyu, beberapa tahun lalu, tidak pernah ada buaya yang mucul ke permukaan air dan baru kali ini terjadi," kata mantan Kapolsek Belinyu itu.
Beredarnya video ini menyebar via WhatsApp.
Tak diketahui pasti dimana kejadian ini kemunculan buaya yang berukuran cukup besar ini.
Dalam tiga video itu terlihat jelas buaya sedang berada di atas pasir.
Ada satu video yang memerlihatkan buaya berada di atas batu.
Pada video pertama terlihat seekor buaya diam di atas pasir.
Terdengar percakapan orang yang merekam aktivitas buaya ini.
Dalam logat yang terdengar dalam video seperti bahasa Bangka.

Suara mesin perahu pun ikut terekam dalam video.
Dalam obrolannya, perekam terkejut melihat ukuran buaya tersebut.
Bangkapos.com mencoba untuk menerjemahkan percakapan yang kemungkinan terjadi antara dua orang dalam video tersebut.
"Keliat mun ya terang
ku zoom eem
waaaawww
besak ge yeo
Kan ke e la men tutu
Kan kek ini lah men ni sungei e
Aseku la nie
kelak-kelak e (sirip e)
la la ngelem
Ngeri asak die tenggelem"
Dalam video kedua nyaris serupa dengan penampakan buaya di video pertama.
Buaya kedua juga berada di atas pasir.

Bahkan perekam yang juga masih berada di perahu meminta rekannya untuk tidak sembarangan mengeluarkan tangan ke air.
"Tu sikok agik ha
tu hah
begeger
Tangan ka jangan icak-icak di luar
iyee"
Berbeda dari dua video sebelumnya.
Penampakan buaya dari video ketiga terlihat santai di atas batu.
Buaya ini sama sekali tidak bergerak.
Wujudnya cukup besar.
Mulutnya tak menutup rapat.

Terlihat jelas gigi-gigi tajam predator ganas satu ini.
Lagi-lagi terdengar percakapan orang terkait penampakan ini.
Dalam percakapan kali ini, lebih santai bahkan ada terdengar suara seperti anak kecil yang menyebut buaya ini adalah temannya.
"Bro halo bro
bro, digigitnya tuh pantet
Tu tuh kawanku (buaya)
terdengar seperti suara anak kecil
Kawan, anterku yo yo

Melansir Babel.AntaraNews,cin, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan habitat buaya di Babel semakin sempit, karena penambangan, perkebunan dan pemukiman masyarakat di daerah itu.
"Aktivitas masyarakat ini semakin mendesak habitat buaya, sehingga menimbulkan konflik antara manusia dengan binatang itu," kata Kepala Resort BKSDA Provinsi Kepulauan Babel, Yusmono di Pangkalpinang, Selasa malam.
Ia mengatakan kemunculan buaya di pantai, bekas tambang dan masuk ke pemukiman masyarakat harus dilihat secara luas.
"Buaya menyerang manusia, karena mereka mencari makan di habitat yang sempit," ujarnya.
Menurut dia buaya aktif mencari makan pada sore dan malam hari. Pada siang hari, biasanya buaya berjemur dan berdiam diri.
"Pada buaya aktif mencari makan, manusia masih banyak beraktivitas mandi di kolong, mencari ikan di pantai, sungai di sore dan malam hari," katanya.
Ia menambahkan konflik ini terjadi di saat buaya sedang agresif, ditambah lagi terjadi penyempitan habitat buaya karena aktivitas manusia.
"Ikan di sungai dan pantai yang menjadi makanan buaya ini juga semakin berkurang, sehingga ini menjadi salah satu pemicu konflik antara buaya dengan manusia," katanya.
Buaya Muara
Bangkapos.com melansir wikipedia menyebutkan buaya muara atau buaya bekatak (Crocodylus porosus) adalah jenis buaya terbesar di dunia.
Dinamai demikian karena buaya ini hidup di sungai-sungai dan di dekat laut (muara).
Buaya ini juga dikenal dengan nama buaya air asin, buaya laut, dan nama-nama lokal lainnya. Dalam bahasa Inggris, dikenal dengan nama Saltwater crocodile, Indo-Australian crocodile, dan Man-eater crocodile.
Nama umumnya, Man-eater="pemakan manusia", karena buaya ini terkenal pernah (dan sering) memangsa manusia dan babi yang memasuki wilayahnya.
Buaya ini tersebar di seluruh perairan dataran rendah dan perairan pantai di daerah tropis Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Australia (Indo-Australia)
Ukuran Besar
Panjang tubuh buaya ini (termasuk ekor) biasanya antara 2,5 sampai 3,3 meter, namun hewan dewasa bisa mencapai 12 meter seperti yang pernah ditemukan di Sangatta, Kalimantan Timur.
Bobotnya bisa mencapai 200 kg. Moncong spesies ini cukup lebar dan tidak punya sisik lebar pada tengkuknya.
Buaya muara dikenal sebagai buaya yang jauh lebih besar dari Buaya Nil (Crocodylus niloticus) dan Alligator Amerika (Alligator mississipiensis). Penyebarannya pun juga "terluas" di dunia.
Buaya muara memiliki wilayah perantauan mulai dari perairan Teluk Benggala (Sri Lanka, Bangladesh, India) hingga perairan Polinesia (Kepulauan Fiji dan Vanuatu).
Sedangkan habitat favorit untuk mereka adalah perairan Indonesia dan Australia.
Aktif Siang Hari
Buaya ini aktif pada siang dan malam hari. Buaya ini memangsa siapapun yang memasuki wilayahnya.
Mangsanya adalah Ikan, Amfibi, Reptilia, Burung, dan Mamalia (termasuk mamalia besar). Buaya ini adalah salah satu dari buaya-buaya yang berbahaya bagi Manusia.
Buaya muara mampu melompat keluar dari air untuk menyerang mangsanya.
Bahkan bilamana kedalaman air melebihi panjang tubuhnya, buaya muara mampu melompat serta menerkam secara vertikal mencapai ketinggian yang sama dengan panjang tubuhnya.
Buaya muara menyukai air payau/asin, oleh sebab itu pula bangsa Australia menamakannya saltwater crocodile (buaya air asin).
Selain terbesar dan terpanjang, Buaya Muara terkenal juga sebagai jenis buaya terganas di dunia.
Bahaya Bagi Manusia
Buaya muara sangat berbahaya bagi manusia. Mereka adalah buaya pemangsa manusia sejati.
Seperti Buaya nil, buaya ini sering menyerang manusia yang memasuki wilayahnya. Di Australia, tercatat ada 2 serangan buaya terhadap manusia setiap tahunnya.
Serangan buaya terhadap manusia juga dilaporkan dari Kalimantan, Sumatra, India timur, Andaman dan Myanmar.
(Kasmono/Aprionis/Babel.AntaraNews.com/Bangkapos.com/Edy Yusmanto)
Ini video lengkapnya :