Calon Penerus Kim Jong Un Tidak Kalah Diktator, Korea Selatan Sudah Merasakan Sikap Garangnya
Meski sering masuk ke pemberitaan, negara komunis dengan pimpinan bernama Kim Jong Un tersebut masih membuat banyak orang penasaran.
"Kami sekali lagi mendesak Korea Utara untuk segera menghentikannya."
Jangan kira jika yang akan menanggapi Korea Selatan adalah Kim Jong Un, justru pernyataan Korea Selatan tersebut ditanggapi dengan ganas dan brutal oleh adik perempuannya, Kim Yo Jong.
Dalam pernyataan resmi pertamanya, pada hari Selasa 3/3/2020 Kim Yo Jong menghina Korea Selatan atas protes mereka.
Berumur 30 tahun, Kim Yo Jong rupanya berperan dalam hubungan propaganda dan sering muncul dalam acara besar yang dihadiri oleh Kim Jong Un, termasuk pertemuan dengan Donald Trump dan pemimpin regional lain.
Meski begitu, selama ini Kim Yo Jong tidak pernah ungkapkan posisinya dalam politik negaranya, dan baru setelah penghinaannya atas protes Korea Selatan baru dengan jelas terlihat status politisnya yang dengan cepat meningkat.
"Sejauh yang aku tahu, Korea Selatan juga lakukan latihan militer dan mereka juga lakukan hal menjijikkan seperti memberi senjata militer ultramodern," ujar wanita itu.
"Apa maksud mereka mereka perlu siapkan kesigapan militer sementara kami harus kurangi kesigapan militer kami? Pendekatan bermodel gangster seperti itu tidak dapat diharapkan dari pemikiran normal."
Kim Yo Jong juga menyebut Blue House, istana kepresidenan Korea Selatan sebagai 'anak kecil belaka' yang takut terbakar, lalu ia juga mengatakan "bagaimana bisa semua kata-kata dan aksi mereka bisa sangat bodoh secara terperinci."
Namun meski begitu, Kim Yo Jong masih belum menyebut nama Presiden Korea Selatan Moon Jae In, ia hanya menyebut 'pihak selatan' untuk menyebut Korea Selatan.
Ia bahkan sudah bertemu dengan Presiden Korea Selatan beberapa kali.
"Respon Korea Selatan sangatlah disesalkan dan mengecewakan tetapi jadi menguntungkan karena tidak ditujukan langsung untuk presiden."
Pernyataan resmi Kim Yo Jong ini diisukan dalam kapasitasnya sebagai wakil direktur pertama dari Komite Pusat Partai Buruh.
Selain itu, ia juga menjabat sebagai anggota bergantian dalam kelompok berkuasa Korea Utara Politburo.
Ia juga menjadi anggota parlemen, sehingga pihak pemerintah Korea Selatan dan ahli lain mengatakan dia secara virtual adalah propaganda unggulan resmi Korea Utara.
Dengan pernyataannya ini, status dan pengaruhnya telah diperluas dari hanya sebagai 'asisten' Kim Jong Un dalam aktivitas publiknya menjadi mampu tunjukkan kegarangannya.
