13 Lelaki Bunuh Diri Ditolak Fatemeh Khanum, Begini Sosoknya hingga Disebut Standar Kecantikan
Seorang Putri Iran bernama Fatemeh Khanum atau disebut Esmat al Dowleh, memiliki daya pikat terhadap kaum pria karena kumis tipis.
Gambar sang putri juga pernah dimuat situs DW dalam galeri foto berjudul, "Foto Langka Putri Harem Persia".

Esmat al-Dowleh atau Esmat al Dwala disebut sebagai pemain piano pertama di Iran.
Dalam situs DW disebutkan sebagai berikut:
Raja Nasir al-Din Shah Qajar tidak hanya memiliki banyak istri, tapi juga punya banyak anak. Esmat al-Dowleh atau Esmat al Dwala merupakan salah satu putri Raja Nasir Shah. Ibunya, Taj al-Dawla atau Taj el Dowleh merupakan selir Raja Nasir Shah. Esmat lahir pada tahun 1855. Sang ayah mengimpor piano ke Iran dan Esmat el-Dowleh kemudian menjadi perempuan pertama di Iran yang bisa main piano.
Informasi mengenai Esmat al-Dowleh bisa juga ditemukan di situs http://www.qajarwomen.org.
Informasi yang disebutkan ini kontradiktif dengan klaim jika "Esmat adalah simbol kecantikan Persia zaman dahulu di awal tahun 1900".
Sebab, foto Esmat mengenakan baju tutu tersebut diambil bertahun-tahun sebelum memasuki tahun 1900, dan ia meninggal dunia pada tahun 1905.
Sangatlah tidak mungkin menjadikannya simbol di periode kematiannya.
Hal yang bisa dianggap benar dari meme tersebut adalah jika memang ada periode waktu sejarah Persia ketika penampilan seperti Esmat, yaitu dengan kumisnya, dianggap cantik.
Menurut Professor Universitas Harvard Dr Afsaneh Najmabadi, "banyak sumber berbahasa Persia, demikian pula dengan fotografi dari abad 19 mengkonfirmasi jika wanita Qajar gemar tumbuhkan kumis tipis sebagai tanda kecantikan".
Namun, Dr. Najmabadi mengatakan konsep kecantikan ini adalah konsep yang diusung pada abad 19, sehingga pada tahun 1800-an, tidak seperti yang diklaim meme tersebut pada tahun 1900-an.
Esmat, sebagai wanita putri Raja yang hidup di tahun 1800-an, bukan seorang pengecualian.
Dalam buku Dr. Najmabadi berjudul "Women with Mustaches and Men without Beards: Gender and Sexual Anxieties of Iranian Modernity", ia kaitkan sebuah anekdot dari wanita Belgia yang bertemu dengan Esmat pada pengadilan Persia pada 1877 silam.
Wanita Belgia tersebut gambarkan kumis Esmat memberi kesan ia sebagai sosok maskulin.
Artinya, Esmat tidak berdiri sebagai simbol kecantikan, jusru ia menjadi sosok yang tunjukkan kekuasaan lebih besar yang bisa dipegang seorang wanita.
13 Pria Bunuh Diri
Selanjutnya terkait klaim 13 pria bunuh diri karena ditolak olehnya, tidak ada sumber apapun yang mencantumkan akan hal tersebut.
Justru, ada dua alasan bagus untuk tidak mempercayai klaim ini.