Ketahui 9 Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir

Kondisi lemah pada bayi bisa dipicu oleh beragam penyebab, seperti diare, muntah yang berlebihan, ataupun infeksi berat.

Editor: suhendri
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Bayi yang baru lahir memakai pelindung wajah atau face shield di ruangan Perina di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Tambak, Jakarta Pusat, Rabu (15/4/2020). Rumah Sakit Ibu dan Anak Tambak, mulai 12 April membuat kebijakan bahwa bayi yang baru lahir di RS tersebut dipakaikan alat pelindung wajah (face shield), penggunaan pelindung wajah sebagai upaya pencegahan penyebaran virus korona atau Covid-19. 

BANGKAPOS.COM – Pasangan suami istri atau calon orangtua yang tengah mempersiapkan kelahiran buah hati penting untuk mengenal tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir.

Dokter spesialis kandungan dan kebidanan RSUD Bung Karno Surakarta, dr. Andy Wijaya, Sp.OG, M.Kes, menyampaikan tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir adalah suatu keadaan atau masalah yang dapat mengakibatkan kematian pada bayi.

Oleh sebab itu, para orang tua diharapkan memahami tanda bahaya tersebut sekaligus tahu cara mengatasinya.

Sedikitnya ada 9 tanda bahaya pada bayi baru lahir yang perlu dikenali. Apa saja?

1. Bayi tidak mau menyusu

dr. Andy menjelaskan bayi biasanya tidak mau menyusu ketika sudah dalam kondisi lemah dan mungkin dalam kondisi dehidrasi berat.

Jika mendapati kondisi ini, para orang tua bisa mengupayakan agar sang buah hati tetap menempel ke payudara ibu dengan cara yang benar.

Saat bayi membuka mulutnya, pastikan seluruh putting dan sebagian areola masuk ke dalam mulutnya.

Apabila cara ini tak bisa membuat bayi minum ASI, para orang tua disarankan segera berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis mengenai langkah penanganan yang terbaik.

2. Kejang

dr. Andy menyampaikan, kejang pada bayi baru lahir bisa saja terjadi.

“Ketika mendapati kondisi ini, orang tua perlu mencari tahu pemicu kejang pada bayi,” jelas dia saat diwawancara Kompas.com, Senin (13/7/2020).

Jika kejang bayi dipicu oleh demam, maka penting bagi para orang tua untuk memberikan obat penurun panas yang sesuai dengan dosis anjuran dokter.

Sementara, jika bayi kejang tetapi tidak dalam kondisi demam, para orang tua alangkah baiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk membicarakan kemungkinan penyebab lain.

Sebelum itu, para orang tua bisa memperhatikan terlebih dahulu frekuensi dan lamanya kejang yang terjadi pada bayi untuk dilaporkan kepada dokter.

3. Bayi lemah

dr. Andy mewanti-wanti, jika bayi terlihat tidak seaktif biasanya, maka waspadalah bagi para orang tua.

“Jangan biarkan kondisi ini berlanjut,” ucap dia.

Kondisi lemah pada bayi bisa dipicu oleh beragam penyebab, seperti diare, muntah yang berlebihan, ataupun infeksi berat.

Untuk mengatasi masalah lemah pada bayi baru lahir ini, para orang tua perlu mengobati penyakit atau kondisi yang menjadi penyebab.

4. Sesak napas

dr. Andy menerangkan, frekuensi napas pada bayi pada umumnya lebih cepat daripada orang dewasa, yakni sekitar 40-60 kali per menit.

Jika bayi bernapas kurang dari 40 kali per menit atau lebih dari 60 kali per menit, maka para orang tua wajib waspada.

“Lihat dinding dadanya, ada tarikan atau tidak. Jika ditemukan masalah, lebih baik segera berkonsultasi dengan dokter,” ujar Andy.

5. Merintih

Bayi belum bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan.

Maka dari itu, ketika mendapati bayi merintih terus-menerus meski sudah diberi ASI atau sudah ditimang-timang, para orang tua lebih baik segera menghubungi dokter.

“Bisa jadi ada ketidaknyamanan lain yang dirasakan bayi,” kata dia.

6. Pusar kemerahan

Tali pusar yang berwarna kemerahan dapat menunjukkan adanya infeksi pada bayi.

Saat merawat tali pusar yang harus orangtua perhatikan adaah jaga tali pusar tetap kering dan bersih.

7. Demam

dr. Andy berpendapat para orang tua cukup penting untuk menyimpan termometer di rumah.

Alat ini tidak lain diperlukan untuk memastikan suhu badan sang buah hati sewaktu-waktu.

Bayi dapat didiagnosis mengalami demam ketika suhu tubuhnya terpantau lebih dari 37,5 derajat Celsius.

Jika mendapati bayi demam, para orang tua dianjurkan sesering mungkin untuk mencegah kekurangan cairan.

Selain itu, pertolongan pertama pada bayi demam, bisa juga dilakukan dengan mengganti pakaian mereka dengan baju yang tipis agar panas cepat menguap.

“Orang tua juga bisa memberikan kompres hangat di dahi dan ketiak,” kata dia.

Sementara itu, jika suhu tubuh bayi tidak turun dan malah mencapai suhu 38 derajat Celsius, para orang tua sebaiknya meminta bantuan dokter.

8. Mata bernanah

Nanah pada mata bayi baru lahir bisa menjadi tanda adanya infeksi yang berasal dari proses persalinan.

Untuk mengatasi masalah ini, para orang tua bisa melakukan tindakan berupa membersihkan mata bayi dengan kapas dan air hangat.

Jika nanah yang keluar dalam jumlah berlebih atau sulit diatasi, para orang tua bisa berkonsultasi dengan dokter.

9. Kulit bayi kuning

dr. Andy menerangkan, kuning pada bayi pada umumnya terjadi karena bayi kurang minum ASI.

Tetapi, jika kuning pada bayi terjadi pada waktu kurang dari 24 jam setelah lahir atau lebih dari 14 hari setelah lahir dan menjalar hingga telapak tangan dan kaki, para orang tua patut cemas.

Kondisi ini bisa menjadi gejala penyakit kuning.

Para orang tua perlu berkonsultasi dengan dokter jika mendapati bayi mereka memiliki gejala penyakit kuning. (Kompas.com/Irawan Sapto Adhi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kenali 9 Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved