3 Tanda Kiamat ini Ternyata Sudah Muncul di Makkah dan Surat Ad Dukhan tentang Peristiwa Dukhon
Tiga Tanda-tanda Kiamat Sudah Muncul di Makkah, Mungkinkah Kiamat Sudah di Depan Mata Kita
Penulis: Asmadi Pandapotan Siregar CC |
Berikut Surat Ad Dukhan ayat 1 sampai 59, berisi kisah Nabi Musa, hari kiamat, azab yang pedik, siksa neraka, dan kenikmatan di surga.
Belakangan viral Dukhan atau Dukhon atau kabut, peristiwa yang diramal terjadi Jumat 8 Mei 2020 atau Jumat 15 Ramadhan 1441 H di media sosial.
Pembahasan Dukhan sempat trending di Google pada Senin (4/5/2020).
Dukhan adalah salah satu nama surat di dalam Al Quran, Surat Ad Dukhan yang artinya kabut.
Surat Ad Dukhan memiliki 59 ayat.
Menurut penjelasan Hadis Muslim, Dukhan disebut sebagai tanda hari kiamat bersamaan dengan munculnya dajjal.
إنَّ السَّاعَةَ لا تَكُونُ حتَّى تَكُونَ عَشْرُ آيَاتٍ: خَسْفٌ بالمَشْرِقِ، وَخَسْفٌ بالمَغْرِبِ، وَخَسْفٌ في جَزِيرَةِ العَرَبِ وَالدُّخَانُ وَالدَّجَّالُ، وَدَابَّةُ الأرْضِ، وَيَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ، وَطُلُوعُ الشَّمْسِ مِن مَغْرِبِهَا، وَنَارٌ تَخْرُجُ مِن قُعْرَةِ عَدَنٍ تَرْحَلُ النَّاسَ
Artinya: "Tidak akan terjadi hari kiamat hingga kalian melihat sepuluh tanda: bencana penenggelaman manusia ke tanah di negeri barat, negeri timur dan di jazirah Arab, terjadi ad dukhan, munculnya dajjal, munculnya dabbah, munculnya Ya'juj dan Ma'juj, terbitnya matahari dari barat, munculnya api yang keluar cekungan Aden yang mengusir manusia." (HR Muslim.)
Namun kabar Dukhan pada Jumat 8 Mei 2020 atau 15 Ramadhan 1441 H, tentu saja tidak bisa dipastikan kebenarannya. Ini karena terjadinya sebuah peristiwa seluruhnya adalah atas kehendak Allah SWT.
• Jadwal Sholat Wajib Hari ini 5 Oktober 2020 di Pulau Bangka dan Pulau Belitung Serta Lokasi Masjid
Lantas apa sebenarnya isi surat Ad Dukhan?
Berikut bacaan Surat Ad Dukhan lengkap dengan artinya.

Surat Ad Dukhan
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
1.
حٰمۤ ۚ
Hā mīm
Ha Mim
2.
وَالْكِتٰبِ الْمُبِيْنِۙ
Wal-kitābil-mubīn
Demi Kitab (Al-Qur'an) yang jelas,
3.
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ
Innā anzalnāhu fī lailatim mubārakatin innā kunnā munżirīn
sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan.
4.
فِيْهَا يُفْرَقُ كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍۙ
Fīhā yufraqu kullu amrin ḥakīm
Pada (malam itu) dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah,
5.
اَمْرًا مِّنْ عِنْدِنَاۗ اِنَّا كُنَّا مُرْسِلِيْنَۖ
Amram min 'indinā, innā kunnā mursilīn
(yaitu) urusan dari sisi Kami. Sungguh, Kamilah yang mengutus rasul-rasul,
• Derita Zumi Zola saat Dicerai Istri, Diabetes dan Kini Sulit Melihat Hingga Minta Dibawakan Alquran
6.
رَحْمَةً مِّنْ رَّبِّكَ ۗاِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُۗ
Raḥmatam mir rabbik, innahụ huwas-samī'ul-'alīm
sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui,
7.
رَبِّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَاۘ اِنْ كُنْتُمْ مُّوْقِنِيْنَ
Rabbis-samāwāti wal-arḍi wa mā bainahumā, ing kuntum mụqinīn
Tuhan (yang memelihara) langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; jika kamu orang-orang yang meyakini.
8.
لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ يُحْيٖ وَيُمِيْتُ ۗرَبُّكُمْ وَرَبُّ اٰبَاۤىِٕكُمُ الْاَوَّلِيْنَ
Lā ilāha illā huwa yuḥyī wa yumīt, rabbukum wa rabbu ābā`ikumul-awwalīn
Tidak ada tuhan selain Dia, Dia yang menghidupkan dan mematikan. (Dialah) Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu dahulu.
9.
بَلْ هُمْ فِيْ شَكٍّ يَّلْعَبُوْنَ
Bal hum fī syakkiy yal'abụn
Tetapi mereka dalam keraguan, mereka bermain-main.
10.
فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِى السَّمَاۤءُ بِدُخَانٍ مُّبِيْنٍ
Fartaqib yauma ta`tis-samā`u bidukhānim mubīn
Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas,
11.
يَغْشَى النَّاسَۗ هٰذَا عَذَابٌ اَلِيْمٌ
Yagsyan-nās, hāżā 'ażābun alīm
yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih.
12.
رَبَّنَا اكْشِفْ عَنَّا الْعَذَابَ اِنَّا مُؤْمِنُوْنَ
Rabbanaksyif 'annal-'ażāba innā mu`minụn
(Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, lenyapkanlah azab itu dari kami. Sungguh, kami akan beriman.”
• Sosok Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Terkenal Dijuluki Otak Setan Semasa SMA
13.
اَنّٰى لَهُمُ الذِّكْرٰى وَقَدْ جَاۤءَهُمْ رَسُوْلٌ مُّبِيْنٌۙ
Annā lahumuż-żikrā wa qad jā`ahum rasụlum mubīn
Bagaimana mereka dapat menerima peringatan, padahal (sebelumnya pun) seorang Rasul telah datang memberi penjelasan kepada mereka,
14.
ثُمَّ تَوَلَّوْا عَنْهُ وَقَالُوْا مُعَلَّمٌ مَّجْنُوْنٌۘ
Summa tawallau 'an-hu wa qālụ mu'allamum majnụn
kemudian mereka berpaling darinya dan berkata, “Dia itu orang yang menerima ajaran (dari orang lain) dan orang gila.”
15.
اِنَّا كَاشِفُوا الْعَذَابِ قَلِيْلًا اِنَّكُمْ عَاۤىِٕدُوْنَۘ
Innā kāsyiful-'ażābi qalīlan innakum 'ā`idụn
Sungguh (kalau) Kami melenyapkan azab itu sedikit saja, tentu kamu akan kembali (ingkar).
16.
يَوْمَ نَبْطِشُ الْبَطْشَةَ الْكُبْرٰىۚ اِنَّا مُنْتَقِمُوْنَ
Yauma nabṭisyul-baṭsyatal-kubrā, innā muntaqimụn
(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan keras. Kami pasti memberi balasan.
17.
۞ وَلَقَدْ فَتَنَّا قَبْلَهُمْ قَوْمَ فِرْعَوْنَ وَجَاۤءَهُمْ رَسُوْلٌ كَرِيْمٌۙ
Wa laqad fatannā qablahum qauma fir'auna wa jā`ahum rasụlung karīm
Dan sungguh, sebelum mereka Kami benar-benar telah menguji kaum Fir’aun dan telah datang kepada mereka seorang Rasul yang mulia,
18.
اَنْ اَدُّوْٓا اِلَيَّ عِبَادَ اللّٰهِ ۗاِنِّيْ لَكُمْ رَسُوْلٌ اَمِيْنٌۙ
An addū ilayya 'ibādallāh, innī lakum rasụlun amīn
(dengan berkata), “Serahkanlah kepadaku hamba-hamba Allah (Bani Israil). Sesungguhnya aku adalah utusan (Allah) yang dapat kamu percaya,
19.
وَّاَنْ لَّا تَعْلُوْا عَلَى اللّٰهِ ۚاِنِّيْٓ اٰتِيْكُمْ بِسُلْطٰنٍ مُّبِيْنٍۚ
Wa al lā ta'lụ 'alallāh, innī ātīkum bisulṭānim mubīn
dan janganlah kamu menyombongkan diri terhadap Allah. Sungguh, aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata.
• Sule Blak-blakan Baru Pertama Kali Merasakan Hal Ini dari Nathalie Holscher, Baru Terungkap 20 Tahun
20.
وَاِنِّيْ عُذْتُ بِرَبِّيْ وَرَبِّكُمْ اَنْ تَرْجُمُوْنِۚ
Wa innī 'użtu birabbī wa rabbikum an tarjumụn
Dan sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu, dari ancamanmu untuk merajamku,
21.
وَاِنْ لَّمْ تُؤْمِنُوْا لِيْ فَاعْتَزِلُوْنِ
Wa il lam tu`minụ lī fa'tazilụn
dan jika kamu tidak beriman kepadaku maka biarkanlah aku (memimpin Bani Israil).”
22.
فَدَعَا رَبَّهٗٓ اَنَّ هٰٓؤُلَاۤءِ قَوْمٌ مُّجْرِمُوْنَ
Fa da'ā rabbahū anna hā`ulā`i qaumum mujrimụn
Kemudian dia (Musa) berdoa kepada Tuhannya, “Sungguh, mereka ini adalah kaum yang berdosa (segerakanlah azab kepada mereka).”
23.
فَاَسْرِ بِعِبَادِيْ لَيْلًا اِنَّكُمْ مُّتَّبَعُوْنَۙ
Fa asri bi'ibādī lailan innakum muttaba'ụn
(Allah berfirman), “Karena itu berjalanlah dengan hamba-hamba-Ku pada malam hari, sesungguhnya kamu akan dikejar,
24.
وَاتْرُكِ الْبَحْرَ رَهْوًاۗ اِنَّهُمْ جُنْدٌ مُّغْرَقُوْنَ
Watrukil-baḥra rahwā, innahum jundum mugraqụn
dan biarkanlah laut itu terbelah. Sesungguhnya mereka, bala tentara yang akan ditenggelamkan.”
25.
كَمْ تَرَكُوْا مِنْ جَنّٰتٍ وَّعُيُوْنٍۙ
Kam tarakụ min jannātiw wa 'uyụn
Betapa banyak taman-taman dan mata air-mata air yang mereka tinggalkan,
26.
وَّزُرُوْعٍ وَّمَقَامٍ كَرِيْمٍۙ
Wa zurụ'iw wa maqāming karīm
juga kebun-kebun serta tempat-tempat kediaman yang indah,
27.
وَّنَعْمَةٍ كَانُوْا فِيْهَا فٰكِهِيْنَۙ
Wa na'mating kānụ fīhā fākihīn
dan kesenangan-kesenangan yang dapat mereka nikmati di sana,
28.
كَذٰلِكَ ۗوَاَوْرَثْنٰهَا قَوْمًا اٰخَرِيْنَۚ
Każālik, wa auraṡnāhā qauman ākharīn
demikianlah, dan Kami wariskan (semua) itu kepada kaum yang lain.
29.
فَمَا بَكَتْ عَلَيْهِمُ السَّمَاۤءُ وَالْاَرْضُۗ وَمَا كَانُوْا مُنْظَرِيْنَ
Fa mā bakat 'alaihimus-samā`u wal-arḍ, wa mā kānụ munẓarīn
Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka dan mereka pun tidak diberi penangguhan waktu.
• Terungkap Sosok Ahong, Warga Sipil yang Memakai Mobil Dinas TNI di Jalan Raya, Ini Jelasnya
30.
وَلَقَدْ نَجَّيْنَا بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ مِنَ الْعَذَابِ الْمُهِيْنِۙ
Wa laqad najjainā banī isrā`īla minal-'ażābil-muhīn
Dan sungguh, telah Kami selamatkan Bani Israil dari siksaan yang menghinakan,
31.
مِنْ فِرْعَوْنَ ۗاِنَّهٗ كَانَ عَالِيًا مِّنَ الْمُسْرِفِيْنَ
Min fir'aụn, innahụ kāna 'āliyam minal-musrifīn
dari (siksaan) Fir‘aun, sungguh, dia itu orang yang sombong, termasuk orang-orang yang melampaui batas.
32.
وَلَقَدِ اخْتَرْنٰهُمْ عَلٰى عِلْمٍ عَلَى الْعٰلَمِيْنَ ۚ
Wa laqadikhtarnāhum 'alā 'ilmin 'alal-'ālamīn
Dan sungguh, Kami pilih mereka (Bani Israil) dengan ilmu (Kami) di atas semua bangsa (pada masa itu).
33.
وَاٰتَيْنٰهُمْ مِّنَ الْاٰيٰتِ مَا فِيْهِ بَلٰۤـؤٌا مُّبِيْنٌ
Wa ātaināhum minal-āyāti mā fīhi balā`um mubīn
Dan telah Kami berikan kepada mereka di antara tanda-tanda (kebesaran Kami) sesuatu yang di dalamnya terdapat nikmat yang nyata.
34.
اِنَّ هٰٓؤُلَاۤءِ لَيَقُوْلُوْنَۙ
Inna hā`ulā`i layaqụlụn
Sesungguhnya mereka (kaum musyrik) itu pasti akan berkata,
35.
اِنْ هِيَ اِلَّا مَوْتَتُنَا الْاُوْلٰى وَمَا نَحْنُ بِمُنْشَرِيْنَ
In hiya illā mautatunal-ụlā wa mā naḥnu bimunsyarīn
”Tidak ada kematian selain kematian di dunia ini. Dan kami tidak akan dibangkitkan,
36.
فَأْتُوْا بِاٰبَاۤىِٕنَآ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
Fa`tụ bi`ābā`inā ing kuntum ṣādiqīn
maka hadirkanlah (kembali) nenek moyang kami jika kamu orang yang benar.”
37.
اَهُمْ خَيْرٌ اَمْ قَوْمُ تُبَّعٍۙ وَّالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۗ اَهْلَكْنٰهُمْ اِنَّهُمْ كَانُوْا مُجْرِمِيْنَ
A hum khairun am qaumu tubba'iw wallażīna ming qablihim, ahlaknāhum innahum kānụ mujrimīn
Apakah mereka (kaum musyrikin) yang lebih baik atau kaum Tubba‘, dan orang-orang yang sebelum mereka yang telah Kami binasakan karena mereka itu adalah orang-orang yang sungguh berdosa.
38.
وَمَا خَلَقْنَا السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لٰعِبِيْنَ
Wa mā khalaqnas-samāwāti wal-arḍa wa mā bainahumā lā'ibīn
Dan tidaklah Kami bermain-main menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya.
39.
مَا خَلَقْنٰهُمَآ اِلَّا بِالْحَقِّ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ
Mā khalaqnāhumā illā bil-ḥaqqi wa lākinna akṡarahum lā ya'lamụn
Tidaklah Kami ciptakan keduanya melainkan dengan haq (benar), tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
40.
اِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ مِيْقَاتُهُمْ اَجْمَعِيْنَ ۙ
Inna yaumal-faṣli mīqātuhum ajma'īn
Sungguh, pada hari keputusan (hari Kiamat) itu adalah waktu yang dijanjikan bagi mereka semuanya,
• Duel Sopir Travel Vs Polisi, Gara-gara Tak Terima Ditegur Saat Goda Wanita, NA Dapat 35 Jahitan
41.
يَوْمَ لَا يُغْنِيْ مَوْلًى عَنْ مَّوْلًى شَيْـًٔا وَّلَا هُمْ يُنْصَرُوْنَۙ
Yauma lā yugnī maulan 'am maulan syai`aw wa lā hum yunṣarụn
(yaitu) pada hari (ketika) seorang teman sama sekali tidak dapat memberi manfaat kepada teman lainnya dan mereka tidak akan mendapat pertolongan,
42.
اِلَّا مَنْ رَّحِمَ اللّٰهُ ۗاِنَّهٗ هُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُ
Illā mar raḥimallāh, innahụ huwal-'azīzur-raḥīm
Kecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Dia Mahaperkasa, Maha Penyayang.
43.
اِنَّ شَجَرَتَ الزَّقُّوْمِۙ
Inna syajarataz-zaqqụm
Sungguh pohon zaqqum itu,
44.
طَعَامُ الْاَثِيْمِ ۛ
Ta'āmul-aṡīm
makanan bagi orang yang banyak dosa.
45.
كَالْمُهْلِ ۛ يَغْلِيْ فِى الْبُطُوْنِۙ
Kal-muhli yaglī fil-buṭụn
Seperti cairan tembaga yang mendidih di dalam perut,
46.
كَغَلْيِ الْحَمِيْمِ ۗ
Kagalyil-ḥamīm
seperti mendidihnya air yang sangat panas.
47.
خُذُوْهُ فَاعْتِلُوْهُ اِلٰى سَوَاۤءِ الْجَحِيْمِۙ
Khużụhu fa'tilụhu ilā sawā`il-jaḥīm
”Peganglah dia kemudian seretlah dia sampai ke tengah-tengah neraka,
48.
ثُمَّ صُبُّوْا فَوْقَ رَأْسِهٖ مِنْ عَذَابِ الْحَمِيْمِۗ
Summa ṣubbụ fauqa ra`sihī min 'ażābil-ḥamīm
kemudian tuangkanlah di atas kepalanya azab (dari) air yang sangat panas.”
49.
ذُقْۚ اِنَّكَ اَنْتَ الْعَزِيْزُ الْكَرِيْمُ
Zuq, innaka antal-'azīzul-karīm
”Rasakanlah, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang perkasa lagi mulia.”
50.
اِنَّ هٰذَا مَا كُنْتُمْ بِهٖ تَمْتَرُوْنَ
Inna hāżā mā kuntum bihī tamtarụn
Sungguh, inilah azab yang dahulu kamu ragukan.
51.
اِنَّ الْمُتَّقِيْنَ فِيْ مَقَامٍ اَمِيْنٍۙ
Innal-muttaqīna fī maqāmin amīn
Sungguh, orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman,
52.
فِيْ جَنّٰتٍ وَّعُيُوْنٍ ۙ
Fī jannātiw wa 'uyụn
(yaitu) di dalam taman-taman dan mata air-mata air,
53.
يَّلْبَسُوْنَ مِنْ سُنْدُسٍ وَّاِسْتَبْرَقٍ مُّتَقٰبِلِيْنَۚ
Yalbasụna min sundusiw wa istabraqim mutaqābilīn
mereka memakai sutra yang halus dan sutra yang tebal, (duduk) berhadapan,
54.
كَذٰلِكَۗ وَزَوَّجْنٰهُمْ بِحُوْرٍ عِيْنٍۗ
Każālik, wa zawwajnāhum biḥụrin 'īn
demikianlah, kemudian Kami berikan kepada mereka pasangan bidadari yang bermata indah.
55.
يَدْعُوْنَ فِيْهَا بِكُلِّ فَاكِهَةٍ اٰمِنِيْنَۙ
Yad'ụna fīhā bikulli fākihatin āminīn
Di dalamnya mereka dapat meminta segala macam buah-buahan dengan aman dan tenteram,
56.
لَا يَذُوْقُوْنَ فِيْهَا الْمَوْتَ اِلَّا الْمَوْتَةَ الْاُوْلٰىۚ وَوَقٰىهُمْ عَذَابَ الْجَحِيْمِۙ
Lā yażụqụna fīhal-mauta illal-mautatal-ụlā, wa waqāhum 'ażābal-jaḥīm
mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya selain kematian pertama (di dunia). Allah melindungi mereka dari azab neraka,
57.
فَضْلًا مِّنْ رَّبِّكَۚ ذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ
Faḍlam mir rabbik, żālika huwal-fauzul-'aẓīm
itu merupakan karunia dari Tuhanmu. Demikian itulah kemenangan yang agung.
58.
فَاِنَّمَا يَسَّرْنٰهُ بِلِسَانِكَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَ
Fa innamā yassarnāhu bilisānika la'allahum yatażakkarụn
Sungguh, Kami mudahkan Al-Qur'an itu dengan bahasamu agar mereka mendapat pelajaran.
59.
فَارْتَقِبْ اِنَّهُمْ مُّرْتَقِبُوْنَ
Fartaqib innahum murtaqibụn
Maka tunggulah; sungguh, mereka itu (juga sedang) menunggu.
Tanggapan Ustadz Abdul Somad
Sementara Ustadz Abdul Somad, telah membahas isu Dukhan sejak jauh-jauh hari.
Dikutip dari Youtube Taman Surga Net yang tayang pada 23 Februari 2020, Ustad Abdul Somad telah menjelaskan bagaimana cara menyikapi kabar hadis tersebut.
"Kalau nanti terjadi pertengahan ramadhan, akan terjadi begini-begini. Setelah dihitung hitung hitungg... Ternyata pertengahan Ramadhan yang ada Jum'atnya itu nanti di ramadhan 1441 H (2020)," kata Ustadz Abdul Somad.
Menurut ustadz Abdul Somad, tak ada seorangpun yang bisa tahu tentang kejadian tersebut.
"Apakah itu akan terjadi di hadist itu? wallahu alam bishawab," ucap UAS.
"Mana kita tahu, dia belum terjadi," sambungnya.
Ustadz Abdul Somad hanya berpesan agar umat Islam untuk bersiap-siap.
"Tapi kita bersiap-siap, perlu....Andai terjadi, kita sudah siap," kata UAS.
Namun jika tidak terjadi, bukan berarti Nabi Muhammad harus dikatakan berbohong.
"Andai tak terjadi, berarti hadist-nya tak shahih, bukan Nabinya bohong,"
"Jadi kita cuma bisa siap-siap lah. Kalau misal terjadi, kita sudah siap," tambahnya.
Siap-siap ini dalam artian umat muslim terus meningkatkan ibadah kepada Allah SWT dan mengumpulkan sebanyak-banyaknya amalan.
"Kalau tak terjadi berarti hadistnya palsu. Bukan berarti Nabi Muhammad pembohong. Karena kan tak ada realnya, bukti nyata, rekaman kalau Nabi pernah ngomong Qa La...," jelas Ustadz Abdul Somad.
Jadi jangan nanti kalau peristiwa tersebut tak terjadi bilang Nabi Muhammad pembohong. Hadist-nya yang tak sahih.
"Nanti kalau dengar ceramah yang modelnya prediksi, orang bilang akan seperti ini, seperti ini, siap-siap aja. Apa salahnya siap-siap...Tapi andai tak terjadi pun, kita sudah siap. wallahu alam bishawab," tutupnya.
(*)