3 Tanda Kiamat ini Ternyata Sudah Muncul di Makkah dan Surat Ad Dukhan tentang Peristiwa Dukhon

Tiga Tanda-tanda Kiamat Sudah Muncul di Makkah, Mungkinkah Kiamat Sudah di Depan Mata Kita

BANGKAPOS.COM -- Rukun Iman adalah tiang-tiang fondasi keimanan dari seorang muslim.

Apabila ia memiliki dan mengamalkan rukun iman, maka dia akan memiliki keimanan yang kuat. Namun sebaliknya, apabila ia mengabaikan rukun iman dalam hidupnya, maka ia akan dengan mudah diguncang hatinya dengan berbagai masalah dan kegelisahan dalam keimanan.

Adapun salah satu rukan iman yang di bahas adalah mengenai Iman kepada hari akhir.

Iman kepada hari akhir adalah rukun iman yang berada pada urutan ke lima.

Bicara soal Iman kepada hari akhir ini adalah mengenai kiamat yang dipercaya pasti akan terjadi.

GAJI Lebih dari 5 Juta, Cowok Ini Tepergok Pimpinan Memasak Nasi di Kantor, Ini Alasannya

Banyak Tumbuh di Hutan Sekarang Viral, Renny Rawat Janda Bolong Sejak 2 Tahun Lalu Kini Tumbuh Besar

4 Ancaman Bagi Pekerja Kantoran Jika RUU Cipta Kerja Disahkan, Hapus Libur Mingguan?

Namun tidak satu pun makhluk mengetahui kapan peristiwa akhir kehidupan alam dunia tersebut akan berlangsung karena semuanya adalah rahasia Illahi.

Akan tetapi Allah SWT melalui Rasulullah SAW sudah mengabarkan tanda-tandanya.

Makkah menjadi salah satu kota di muka bumi yang disebut Nabi akan menunjukkan tanda bahwa kiamat sudah dekat.

Pertanda yang disebutkan nabi ini dahulu dianggap mustahil terjadi. Namun apa yang ada di Kota Mekkah saat ini benar-benar menunjukan kondisi seperti apa yang diucapkan oleh Nabi Muhammad dahulu.

Tanda-tanda kiamat tersebut benar-benar sudah muncul di Mekkah. Apa saja?

Bacaan Lengkap Doa Setelah Membaca Surat Yasin Arab, Latin dan Terjamahan Bahasa Indonesia

Berikut ulasannya sebagaimana dilansir dari infounik.com:

1. Gunung-Gunung di Makkah Mulai Berlubang

Nabi juga menjelaskan bahwa kiamat akan terjadi jika gunung-gunung di Kota Mekkah sudah berlubang. Hal ini tentu sulit dipahami oleh masyarakat pada masa kehidupan Nabi. Namun ternyata hal itu sudah terjadi saat ini.

Gunung-gunung di Kota Mekkah kini sudah berlubang dalam bentuk terowongan.

Makkah juga dijuluki Kota Terowongan karena memiliki puluhan terowongan.

Pada 2011 saja, Makkah memulai pembangunan 55 terowongan melalui pegunungan dan sejumlah ruas jalan.

Sebanyak 10 di antaranya merupakan terowongan pejalan kaki dan sisanya untuk kendaraan bermotor.

Sholawat Munjiyat Lengkap Arab, Latin dan Artinya Serta Keutamannya yang jadi Amalan di Malam Jumat

Jalur pejalan kaki dan kendaraan bermotor dibuat terpisah. Total panjang terowongan adalah 30 kilometer.

Rasulullah SAW bersabda “Jika kamu lihat gunung-gunung di Mekkah ada lubang yang menembusinya”

Selain itu, Ibnu Syaibah meriwayatkan dengan sanadnya kepada Ya’la ibn Atha’ dari ayahnya, dia berkata: pada suatu hari, aku menuntun tali kekang onta Abdullah ibn Amr, lalu beliau berkata: "Bagaimana pendapat kalian, jika kalian hancurkan Ka’bah dan tidak menyisakan ada batu yang masih menumpuk?

Mereka menjawab: oleh kita yang beragama Islam? Beliau menjawab: benar, kalian yang beragama Islam. Seseorang bertanya: lalu apa lagi? Beliau menjawab: kemudian ia akan dibangun dengan yang lebih bagus darinya. Apabila kalian telah melihat galian-galian besar di Makkah, dan bangunan-bangunannya menjulang tinggi melebihi pegunungannya, maka ketahuilah bahwa kiamat telah mendekatimu.

2. Bangunan Tinggi Melebihi Gunung

Nabi Muhammad SAW mengabarkan bahwa salah satu tanda bahwa kiamat sudah dekat adalah ketika di banyak bangunan yang tingginya melebihi gunung.

Dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa bangunan-bangunan tingginya begitu menjulang.

Ibnu Syaibah meriwayatkan dengan sanadnya kepada Ya’la ibn Atha’ dari ayahnya, dia berkata: pada suatu hari, aku menuntun tali kekang onta Abdullah ibn Amr, lalu beliau berkata:

“Apabila kalian telah melihat galian-galian besar di Makkah, dan bangunan-bangunannya menjulang tinggi melebihi pegunungannya, maka ketahuilah bahwa kiamat telah mendekatimu. (HR. Ibnu Abi Syaibah dan al-Arzaqi)

SAH, RUU Cipta Kerja Disahkan DPR RI Menjadi UU, Hanya Demokrat dan PKS yang Menolak

Dalam riwayat lain Rasulullah SAW bersabda: "Kiamat tidak akan terjadi hingga gunung-gunung hilang dari tempatnya dan kalian melihat perkara besar yang belum kalian lihat" (HR.Thabrani).

Pada zaman kehidupan Nabi, Kota Mekkah masih sangat tandus dan tidak terbayang akan berdiri bangunan-bangunan tinggi seperti saat ini. Dan apakah yang terjadi saat ini di Mekkah?

Tidak lain dan tidak bukan kota suci umat Islam ini kini tidak ubahnya Las Vegas di Amerika Serikat. Bahkan di di halaman Masjidil Haram akan dibangun Mecca Royal Clock Hotel Tower.

Tinggi gedung ini direncanakan berketinggian lebih dari 601 dan hanya selisih 200 meter dari gedung tertinggi dunia saat ini, yaitu Al Burj Khalifa Dubai.

Bagiamana dengan Arab Saudi yang saat ini tengah membangun gedung tertinggi di dunia hingga menembus awan.

Rencananya, tinggi gedung bernama Jeddah Tower ini lebih dari 1 kilometer (Km) dan akan mengalahkan Burj Khalifa yang selama ini memegang rekor di Guinness World Record sebagai gedung tertinggi dunia yang ada di Dubai.

Dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa pada suatu hari malaikat Jibril menemui Rasullullah Saw dengan wujud manusia.

Ia datang dengan mengenakan pakaian yang teramat putih warna rambut yang hitam kelam.

Ia datang berdialog dengan Rasullullah dan memberikan pengajaran kepada sahabat. Jibril bertanya tentang Islam, Iman , dan Ihsan kemudian Jibril bertanya tentang tanda kiamat, di antara jawaban nabi ialah:

"Dan bila engkau menyaksikan mereka yang berjalan tanpa alas kaki, tidak berpakaian, fakir dan pengembala kambing (kemudian) berlomba-lomba membuat bangunan yang tinggi" (HR.Bukhari)

Wanita ini Idap Penyakit Aneh Sejak Usia 18 Tahun, Jantungnya 8 Kali Berhenti Berdetak

Di hadist lain di sebutkan, Kemudian sahabat Ibnu abbas bertanya : "Wahai Rasullullah, dan siapakah para pengembala, orang tidak memakai sandal, dalam keadaan lapar dan yang miskin itu" Beliau menjawab "Orang arab" (Musnad Ahmad, IV/332-334,NO 2926)

3. Bayangan Ka'bah Tidak Lagi Tampak

Baginda Rasulullah SAW juga bersabda bahwa kiamat akan terjadi jika Al-Sa’ah telah membentang bayangannya sehingga bayangan Kabbah tidak lagi tampak. Al-Sa’ah merupakan salah satu dari pengertian kiamat.

Sementara di Arab, Al-Sa’ah juga bermaksud sebagai jam. Karena 1tu Sheikh mengartikan secara langsung waktu kiamat yang hampir juga terjadi apabila bayang menara jam menutupi Kaabah.

Imam As Sayuti berkata megenai perkara ini, bahwa masanya sudah sangat hampir bila kamu ambil maksud tersebut secara langsung.

Sekarang bayang-bayang menara jam sudah menutupi kabah. Mecca Royal Clock akan menutupi bayang-bayang Kabah. 

Peristiwa Dukhon, Kiamat, Siksa Neraka dan Nikmatnya Surga

Sementara itu Surat Ad Dukhan, surat ke-44 Al Quran terdiri dari 59 ayat, diturunkan oleh Allah SWT di Makkah, ramai pembahasan soal hadis Rasulullah Muhammad SAW yang membahas soal Dukhan atau kabut.

Dukhan atau Dukhon yang berati kabut adalah satu di antara ciri-ciri atau tanda-tanda terjadinya hari kiamat, yang diyakini oleh umat Islam.

Intip Potret Rumah Mewahnya Janda Cantik yang Ingin Jadi Istri Menteri ini, Pedangdut yang Kaya Raya

Berikut Surat Ad Dukhan ayat 1 sampai 59, berisi kisah Nabi Musa, hari kiamat, azab yang pedik, siksa neraka, dan kenikmatan di surga.

Belakangan viral Dukhan atau Dukhon atau kabut, peristiwa yang diramal terjadi Jumat 8 Mei 2020 atau Jumat 15 Ramadhan 1441 H di media sosial.

Pembahasan Dukhan sempat trending di Google pada Senin (4/5/2020).

Dukhan adalah salah satu nama surat di dalam Al Quran, Surat Ad Dukhan yang artinya kabut.

 Surat Ad Dukhan memiliki 59 ayat.

Menurut penjelasan Hadis Muslim, Dukhan disebut sebagai tanda hari kiamat bersamaan dengan munculnya dajjal.

إنَّ السَّاعَةَ لا تَكُونُ حتَّى تَكُونَ عَشْرُ آيَاتٍ: خَسْفٌ بالمَشْرِقِ، وَخَسْفٌ بالمَغْرِبِ، وَخَسْفٌ في جَزِيرَةِ العَرَبِ وَالدُّخَانُ وَالدَّجَّالُ، وَدَابَّةُ الأرْضِ، وَيَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ، وَطُلُوعُ الشَّمْسِ مِن مَغْرِبِهَا، وَنَارٌ تَخْرُجُ مِن قُعْرَةِ عَدَنٍ تَرْحَلُ النَّاسَ

Artinya: "Tidak akan terjadi hari kiamat hingga kalian melihat sepuluh tanda: bencana penenggelaman manusia ke tanah di negeri barat, negeri timur dan di jazirah Arab, terjadi ad dukhan, munculnya dajjal, munculnya dabbah, munculnya Ya'juj dan Ma'juj, terbitnya matahari dari barat, munculnya api yang keluar cekungan Aden yang mengusir manusia." (HR Muslim.)

Namun kabar Dukhan pada Jumat 8 Mei 2020 atau 15 Ramadhan 1441 H, tentu saja tidak bisa dipastikan kebenarannya. Ini karena terjadinya sebuah peristiwa seluruhnya adalah atas kehendak Allah SWT.

Jadwal Sholat Wajib Hari ini 5 Oktober 2020 di Pulau Bangka dan Pulau Belitung Serta Lokasi Masjid

Lantas apa sebenarnya isi surat Ad Dukhan?

Berikut bacaan Surat Ad Dukhan lengkap dengan artinya.

Surat Ad Dukhan, surat ke-44 Al Quran, terdiri dari 59 ayat turun di Makkah. (Tribunjabar.id/Kisdiantoro)
Surat Ad Dukhan, surat ke-44 Al Quran, terdiri dari 59 ayat turun di Makkah. (Tribunjabar.id/Kisdiantoro) ()

Surat Ad Dukhan

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

1.
حٰمۤ ۚ

Hā mīm

Ha Mim

2.
وَالْكِتٰبِ الْمُبِيْنِۙ

Wal-kitābil-mubīn

Demi Kitab (Al-Qur'an) yang jelas,

3.

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ

Innā anzalnāhu fī lailatim mubārakatin innā kunnā munżirīn

sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan.

4.

فِيْهَا يُفْرَقُ كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍۙ

Fīhā yufraqu kullu amrin ḥakīm

Pada (malam itu) dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah,

5.

اَمْرًا مِّنْ عِنْدِنَاۗ اِنَّا كُنَّا مُرْسِلِيْنَۖ

Amram min 'indinā, innā kunnā mursilīn

(yaitu) urusan dari sisi Kami. Sungguh, Kamilah yang mengutus rasul-rasul,

Derita Zumi Zola saat Dicerai Istri, Diabetes dan Kini Sulit Melihat Hingga Minta Dibawakan Alquran

6.

رَحْمَةً مِّنْ رَّبِّكَ ۗاِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُۗ

Raḥmatam mir rabbik, innahụ huwas-samī'ul-'alīm

sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui,

7.

رَبِّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَاۘ اِنْ كُنْتُمْ مُّوْقِنِيْنَ

Rabbis-samāwāti wal-arḍi wa mā bainahumā, ing kuntum mụqinīn

Tuhan (yang memelihara) langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; jika kamu orang-orang yang meyakini.

8.

لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ يُحْيٖ وَيُمِيْتُ ۗرَبُّكُمْ وَرَبُّ اٰبَاۤىِٕكُمُ الْاَوَّلِيْنَ

Lā ilāha illā huwa yuḥyī wa yumīt, rabbukum wa rabbu ābā`ikumul-awwalīn

Tidak ada tuhan selain Dia, Dia yang menghidupkan dan mematikan. (Dialah) Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu dahulu.

9.

بَلْ هُمْ فِيْ شَكٍّ يَّلْعَبُوْنَ

Bal hum fī syakkiy yal'abụn

Tetapi mereka dalam keraguan, mereka bermain-main.

10.

فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِى السَّمَاۤءُ بِدُخَانٍ مُّبِيْنٍ

Fartaqib yauma ta`tis-samā`u bidukhānim mubīn

Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas,

11.

يَغْشَى النَّاسَۗ هٰذَا عَذَابٌ اَلِيْمٌ

Yagsyan-nās, hāżā 'ażābun alīm

yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih.

12.

رَبَّنَا اكْشِفْ عَنَّا الْعَذَابَ اِنَّا مُؤْمِنُوْنَ

Rabbanaksyif 'annal-'ażāba innā mu`minụn

(Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, lenyapkanlah azab itu dari kami. Sungguh, kami akan beriman.”

Sosok Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Terkenal Dijuluki Otak Setan Semasa SMA

13.

اَنّٰى لَهُمُ الذِّكْرٰى وَقَدْ جَاۤءَهُمْ رَسُوْلٌ مُّبِيْنٌۙ

Annā lahumuż-żikrā wa qad jā`ahum rasụlum mubīn

Bagaimana mereka dapat menerima peringatan, padahal (sebelumnya pun) seorang Rasul telah datang memberi penjelasan kepada mereka,

14.

ثُمَّ تَوَلَّوْا عَنْهُ وَقَالُوْا مُعَلَّمٌ مَّجْنُوْنٌۘ

Summa tawallau 'an-hu wa qālụ mu'allamum majnụn

kemudian mereka berpaling darinya dan berkata, “Dia itu orang yang menerima ajaran (dari orang lain) dan orang gila.”

15.

اِنَّا كَاشِفُوا الْعَذَابِ قَلِيْلًا اِنَّكُمْ عَاۤىِٕدُوْنَۘ

Innā kāsyiful-'ażābi qalīlan innakum 'ā`idụn

Sungguh (kalau) Kami melenyapkan azab itu sedikit saja, tentu kamu akan kembali (ingkar).

16.

يَوْمَ نَبْطِشُ الْبَطْشَةَ الْكُبْرٰىۚ اِنَّا مُنْتَقِمُوْنَ

Yauma nabṭisyul-baṭsyatal-kubrā, innā muntaqimụn

(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan keras. Kami pasti memberi balasan.

17.

۞ وَلَقَدْ فَتَنَّا قَبْلَهُمْ قَوْمَ فِرْعَوْنَ وَجَاۤءَهُمْ رَسُوْلٌ كَرِيْمٌۙ

Wa laqad fatannā qablahum qauma fir'auna wa jā`ahum rasụlung karīm

Dan sungguh, sebelum mereka Kami benar-benar telah menguji kaum Fir’aun dan telah datang kepada mereka seorang Rasul yang mulia,

18.

اَنْ اَدُّوْٓا اِلَيَّ عِبَادَ اللّٰهِ ۗاِنِّيْ لَكُمْ رَسُوْلٌ اَمِيْنٌۙ

An addū ilayya 'ibādallāh, innī lakum rasụlun amīn

(dengan berkata), “Serahkanlah kepadaku hamba-hamba Allah (Bani Israil). Sesungguhnya aku adalah utusan (Allah) yang dapat kamu percaya,

19.

وَّاَنْ لَّا تَعْلُوْا عَلَى اللّٰهِ ۚاِنِّيْٓ اٰتِيْكُمْ بِسُلْطٰنٍ مُّبِيْنٍۚ

Wa al lā ta'lụ 'alallāh, innī ātīkum bisulṭānim mubīn

dan janganlah kamu menyombongkan diri terhadap Allah. Sungguh, aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata.

Sule Blak-blakan Baru Pertama Kali Merasakan Hal Ini dari Nathalie Holscher, Baru Terungkap 20 Tahun

20.

وَاِنِّيْ عُذْتُ بِرَبِّيْ وَرَبِّكُمْ اَنْ تَرْجُمُوْنِۚ

Wa innī 'użtu birabbī wa rabbikum an tarjumụn

Dan sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu, dari ancamanmu untuk merajamku,

21.

وَاِنْ لَّمْ تُؤْمِنُوْا لِيْ فَاعْتَزِلُوْنِ

Wa il lam tu`minụ lī fa'tazilụn

dan jika kamu tidak beriman kepadaku maka biarkanlah aku (memimpin Bani Israil).”

22.

فَدَعَا رَبَّهٗٓ اَنَّ هٰٓؤُلَاۤءِ قَوْمٌ مُّجْرِمُوْنَ

Fa da'ā rabbahū anna hā`ulā`i qaumum mujrimụn

Kemudian dia (Musa) berdoa kepada Tuhannya, “Sungguh, mereka ini adalah kaum yang berdosa (segerakanlah azab kepada mereka).”

23.

فَاَسْرِ بِعِبَادِيْ لَيْلًا اِنَّكُمْ مُّتَّبَعُوْنَۙ

Fa asri bi'ibādī lailan innakum muttaba'ụn

(Allah berfirman), “Karena itu berjalanlah dengan hamba-hamba-Ku pada malam hari, sesungguhnya kamu akan dikejar,

24.

وَاتْرُكِ الْبَحْرَ رَهْوًاۗ اِنَّهُمْ جُنْدٌ مُّغْرَقُوْنَ

Watrukil-baḥra rahwā, innahum jundum mugraqụn

dan biarkanlah laut itu terbelah. Sesungguhnya mereka, bala tentara yang akan ditenggelamkan.”

25.

كَمْ تَرَكُوْا مِنْ جَنّٰتٍ وَّعُيُوْنٍۙ

Kam tarakụ min jannātiw wa 'uyụn

Betapa banyak taman-taman dan mata air-mata air yang mereka tinggalkan,

26.

وَّزُرُوْعٍ وَّمَقَامٍ كَرِيْمٍۙ

Wa zurụ'iw wa maqāming karīm

juga kebun-kebun serta tempat-tempat kediaman yang indah,

27.

وَّنَعْمَةٍ كَانُوْا فِيْهَا فٰكِهِيْنَۙ

Wa na'mating kānụ fīhā fākihīn

dan kesenangan-kesenangan yang dapat mereka nikmati di sana,

28.

كَذٰلِكَ ۗوَاَوْرَثْنٰهَا قَوْمًا اٰخَرِيْنَۚ

Każālik, wa auraṡnāhā qauman ākharīn

demikianlah, dan Kami wariskan (semua) itu kepada kaum yang lain.

29.

فَمَا بَكَتْ عَلَيْهِمُ السَّمَاۤءُ وَالْاَرْضُۗ وَمَا كَانُوْا مُنْظَرِيْنَ

Fa mā bakat 'alaihimus-samā`u wal-arḍ, wa mā kānụ munẓarīn

Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka dan mereka pun tidak diberi penangguhan waktu.

Terungkap Sosok Ahong, Warga Sipil yang Memakai Mobil Dinas TNI di Jalan Raya, Ini Jelasnya

30.

وَلَقَدْ نَجَّيْنَا بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ مِنَ الْعَذَابِ الْمُهِيْنِۙ

Wa laqad najjainā banī isrā`īla minal-'ażābil-muhīn

Dan sungguh, telah Kami selamatkan Bani Israil dari siksaan yang menghinakan,

31.

مِنْ فِرْعَوْنَ ۗاِنَّهٗ كَانَ عَالِيًا مِّنَ الْمُسْرِفِيْنَ

Min fir'aụn, innahụ kāna 'āliyam minal-musrifīn

dari (siksaan) Fir‘aun, sungguh, dia itu orang yang sombong, termasuk orang-orang yang melampaui batas.

32.

وَلَقَدِ اخْتَرْنٰهُمْ عَلٰى عِلْمٍ عَلَى الْعٰلَمِيْنَ ۚ

Wa laqadikhtarnāhum 'alā 'ilmin 'alal-'ālamīn

Dan sungguh, Kami pilih mereka (Bani Israil) dengan ilmu (Kami) di atas semua bangsa (pada masa itu).

33.

وَاٰتَيْنٰهُمْ مِّنَ الْاٰيٰتِ مَا فِيْهِ بَلٰۤـؤٌا مُّبِيْنٌ

Wa ātaināhum minal-āyāti mā fīhi balā`um mubīn

Dan telah Kami berikan kepada mereka di antara tanda-tanda (kebesaran Kami) sesuatu yang di dalamnya terdapat nikmat yang nyata.

34.

اِنَّ هٰٓؤُلَاۤءِ لَيَقُوْلُوْنَۙ

Inna hā`ulā`i layaqụlụn

Sesungguhnya mereka (kaum musyrik) itu pasti akan berkata,

35.

اِنْ هِيَ اِلَّا مَوْتَتُنَا الْاُوْلٰى وَمَا نَحْنُ بِمُنْشَرِيْنَ

In hiya illā mautatunal-ụlā wa mā naḥnu bimunsyarīn

”Tidak ada kematian selain kematian di dunia ini. Dan kami tidak akan dibangkitkan,

36.

فَأْتُوْا بِاٰبَاۤىِٕنَآ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

Fa`tụ bi`ābā`inā ing kuntum ṣādiqīn

maka hadirkanlah (kembali) nenek moyang kami jika kamu orang yang benar.”

37.

اَهُمْ خَيْرٌ اَمْ قَوْمُ تُبَّعٍۙ وَّالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۗ اَهْلَكْنٰهُمْ اِنَّهُمْ كَانُوْا مُجْرِمِيْنَ

A hum khairun am qaumu tubba'iw wallażīna ming qablihim, ahlaknāhum innahum kānụ mujrimīn

Apakah mereka (kaum musyrikin) yang lebih baik atau kaum Tubba‘, dan orang-orang yang sebelum mereka yang telah Kami binasakan karena mereka itu adalah orang-orang yang sungguh berdosa.

38.

وَمَا خَلَقْنَا السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لٰعِبِيْنَ

Wa mā khalaqnas-samāwāti wal-arḍa wa mā bainahumā lā'ibīn

Dan tidaklah Kami bermain-main menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya.

39.

مَا خَلَقْنٰهُمَآ اِلَّا بِالْحَقِّ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ

Mā khalaqnāhumā illā bil-ḥaqqi wa lākinna akṡarahum lā ya'lamụn

Tidaklah Kami ciptakan keduanya melainkan dengan haq (benar), tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.

40.

اِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ مِيْقَاتُهُمْ اَجْمَعِيْنَ ۙ

Inna yaumal-faṣli mīqātuhum ajma'īn

Sungguh, pada hari keputusan (hari Kiamat) itu adalah waktu yang dijanjikan bagi mereka semuanya,

Duel Sopir Travel Vs Polisi, Gara-gara Tak Terima Ditegur Saat Goda Wanita, NA Dapat 35 Jahitan

41.

يَوْمَ لَا يُغْنِيْ مَوْلًى عَنْ مَّوْلًى شَيْـًٔا وَّلَا هُمْ يُنْصَرُوْنَۙ

Yauma lā yugnī maulan 'am maulan syai`aw wa lā hum yunṣarụn

(yaitu) pada hari (ketika) seorang teman sama sekali tidak dapat memberi manfaat kepada teman lainnya dan mereka tidak akan mendapat pertolongan,

42.

اِلَّا مَنْ رَّحِمَ اللّٰهُ ۗاِنَّهٗ هُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُ

Illā mar raḥimallāh, innahụ huwal-'azīzur-raḥīm

Kecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Dia Mahaperkasa, Maha Penyayang.

43.

اِنَّ شَجَرَتَ الزَّقُّوْمِۙ

Inna syajarataz-zaqqụm

Sungguh pohon zaqqum itu,

44.

طَعَامُ الْاَثِيْمِ ۛ

Ta'āmul-aṡīm

makanan bagi orang yang banyak dosa.

45.

كَالْمُهْلِ ۛ يَغْلِيْ فِى الْبُطُوْنِۙ

Kal-muhli yaglī fil-buṭụn

Seperti cairan tembaga yang mendidih di dalam perut,

46.

كَغَلْيِ الْحَمِيْمِ ۗ

Kagalyil-ḥamīm

seperti mendidihnya air yang sangat panas.

47.

خُذُوْهُ فَاعْتِلُوْهُ اِلٰى سَوَاۤءِ الْجَحِيْمِۙ

Khużụhu fa'tilụhu ilā sawā`il-jaḥīm

”Peganglah dia kemudian seretlah dia sampai ke tengah-tengah neraka,

48.

ثُمَّ صُبُّوْا فَوْقَ رَأْسِهٖ مِنْ عَذَابِ الْحَمِيْمِۗ

Summa ṣubbụ fauqa ra`sihī min 'ażābil-ḥamīm

kemudian tuangkanlah di atas kepalanya azab (dari) air yang sangat panas.”

49.

ذُقْۚ اِنَّكَ اَنْتَ الْعَزِيْزُ الْكَرِيْمُ

Zuq, innaka antal-'azīzul-karīm

”Rasakanlah, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang perkasa lagi mulia.”

50.

اِنَّ هٰذَا مَا كُنْتُمْ بِهٖ تَمْتَرُوْنَ

Inna hāżā mā kuntum bihī tamtarụn

Sungguh, inilah azab yang dahulu kamu ragukan.

51.

اِنَّ الْمُتَّقِيْنَ فِيْ مَقَامٍ اَمِيْنٍۙ

Innal-muttaqīna fī maqāmin amīn

Sungguh, orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman,

52.

فِيْ جَنّٰتٍ وَّعُيُوْنٍ ۙ

Fī jannātiw wa 'uyụn

(yaitu) di dalam taman-taman dan mata air-mata air,

53.

يَّلْبَسُوْنَ مِنْ سُنْدُسٍ وَّاِسْتَبْرَقٍ مُّتَقٰبِلِيْنَۚ

Yalbasụna min sundusiw wa istabraqim mutaqābilīn

mereka memakai sutra yang halus dan sutra yang tebal, (duduk) berhadapan,

54.

كَذٰلِكَۗ وَزَوَّجْنٰهُمْ بِحُوْرٍ عِيْنٍۗ

Każālik, wa zawwajnāhum biḥụrin 'īn

demikianlah, kemudian Kami berikan kepada mereka pasangan bidadari yang bermata indah.

55.

يَدْعُوْنَ فِيْهَا بِكُلِّ فَاكِهَةٍ اٰمِنِيْنَۙ

Yad'ụna fīhā bikulli fākihatin āminīn

Di dalamnya mereka dapat meminta segala macam buah-buahan dengan aman dan tenteram,

56.

لَا يَذُوْقُوْنَ فِيْهَا الْمَوْتَ اِلَّا الْمَوْتَةَ الْاُوْلٰىۚ وَوَقٰىهُمْ عَذَابَ الْجَحِيْمِۙ

Lā yażụqụna fīhal-mauta illal-mautatal-ụlā, wa waqāhum 'ażābal-jaḥīm

mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya selain kematian pertama (di dunia). Allah melindungi mereka dari azab neraka,

57.

فَضْلًا مِّنْ رَّبِّكَۚ ذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ

Faḍlam mir rabbik, żālika huwal-fauzul-'aẓīm

itu merupakan karunia dari Tuhanmu. Demikian itulah kemenangan yang agung.

58.

فَاِنَّمَا يَسَّرْنٰهُ بِلِسَانِكَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَ

Fa innamā yassarnāhu bilisānika la'allahum yatażakkarụn

Sungguh, Kami mudahkan Al-Qur'an itu dengan bahasamu agar mereka mendapat pelajaran.

59.

فَارْتَقِبْ اِنَّهُمْ مُّرْتَقِبُوْنَ

Fartaqib innahum murtaqibụn

Maka tunggulah; sungguh, mereka itu (juga sedang) menunggu.

Tanggapan Ustadz Abdul Somad

Sementara Ustadz Abdul Somad, telah membahas isu Dukhan sejak jauh-jauh hari.

Dikutip dari Youtube Taman Surga Net yang tayang pada 23 Februari 2020, Ustad Abdul Somad telah menjelaskan bagaimana cara menyikapi kabar hadis tersebut.

"Kalau nanti terjadi pertengahan ramadhan, akan terjadi begini-begini. Setelah dihitung hitung hitungg... Ternyata pertengahan Ramadhan yang ada Jum'atnya itu nanti di ramadhan 1441 H (2020)," kata Ustadz Abdul Somad.

Menurut ustadz Abdul Somad, tak ada seorangpun yang bisa tahu tentang kejadian tersebut.

"Apakah itu akan terjadi di hadist itu? wallahu alam bishawab," ucap UAS.

"Mana kita tahu, dia belum terjadi," sambungnya.

Ustadz Abdul Somad hanya berpesan agar umat Islam untuk bersiap-siap.

"Tapi kita bersiap-siap, perlu....Andai terjadi, kita sudah siap," kata UAS.

Namun jika tidak terjadi, bukan berarti Nabi Muhammad harus dikatakan berbohong.

"Andai tak terjadi, berarti hadist-nya tak shahih, bukan Nabinya bohong,"

"Jadi kita cuma bisa siap-siap lah. Kalau misal terjadi, kita sudah siap," tambahnya.

Siap-siap ini dalam artian umat muslim terus meningkatkan ibadah kepada Allah SWT dan mengumpulkan sebanyak-banyaknya amalan.

"Kalau tak terjadi berarti hadistnya palsu. Bukan berarti Nabi Muhammad pembohong. Karena kan tak ada realnya, bukti nyata, rekaman kalau Nabi pernah ngomong Qa La...," jelas Ustadz Abdul Somad.

Jadi jangan nanti kalau peristiwa tersebut tak terjadi bilang Nabi Muhammad pembohong. Hadist-nya yang tak sahih.

"Nanti kalau dengar ceramah yang modelnya prediksi, orang bilang akan seperti ini, seperti ini, siap-siap aja. Apa salahnya siap-siap...Tapi andai tak terjadi pun, kita sudah siap. wallahu alam bishawab," tutupnya.

(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved