Manfaat Kayu Cendana, Kayu Termahal di Dunia yang Dijuluki Emas Hijau

Kayu cendana dijuluki Emas Hijau karena harganya yang sangat mahal karena manfaatnya untuk kesehatan tubuh.

Editor: fitriadi
Amloging
Kayu cendana , kayu paling mahal di dunia karena memiliki banyak khasiat untuk kesehatan 

Bagian kayu (teras) batangnya mengandung 4-8% minyak atsiri, sedangkan ranting utama mengandung minyak atsiri 2-4%.

Minyak atsiri yang diperoleh dari kayu bagian terluar memiliki kandungan komponen teroksigen (Santalol, santalil, asetat) 3% dan hidrokarbon (santalena) 50%.

Minyak cendana juga mengandung senyawa asam seskiterpena yaitu asam dihidroa-norkurkumenat, asam a-bergamotinat dan asam dihidro-oc-santalat.

Selain substansu minyak atsiri, kayu, Mathieson dkk (1973), menyatakan bahwa bahwa kayu cendana juga mengandung zat warna yang disebut santalin dan santarubin. Bagian kulit batang mengandung triterpena, turunan asam palmitat dan tanin dengan kandungan sebesar 14%.

Ekologi Cendana

Cendana (Santalum album L.) umumnya dijumpai pada daerah-daerah dengan kisaran curah hujan tahunan antara 600-2.000 mm; cendana dapat tumbuh optimal pada kisaran curah hujan 850–1350 mm per tahun, dan masih toleran sampai curah hujan 2500 mm per tahun, akan tetapi harus dengan sistem drainase yang baik.

Habitat asli tempat tumbuh cendana biasanya mempunyai musim kering yang lama dan musim hujan yang pendek, 2- 3 bulan per tahun.

Pohon cendana tidak menyukai daerah yang tergenang air, khususnya sewaktu pohonnya masih muda, meski hal ini agak kurang berpengaruh terhadap pohon yang sudah dewasa atau tua. Daerah-daerah yang selalu basah kurang baik untuk pertumbuhan cendana.

Cendana tumbuh alami sampai ketinggian 1500 m di atas permukaan laut, dan mutu kayu terbaik dapat diperoleh jika cendana hidup pada ketinggian antara 600–900 m.

Cendana memerlukan banyak sinar matahari dan banyak dijumpai dan tumbuh baik pada hutan-hutan luruh yang terbuka dan pada daerah pinggiran hutan.

Pemanasan yang lama dengan intensitas cahaya matahari yang tinggi menyebabkan banyak kayu-kayu gubal yang mengelupas, terutama pada pohon-pohon yang sudah tua; suhu yang tinggi juga dapat membunuh semai-semai yang baru berkecambah.

Akibat mengelupasnya kayu-kayu gubal pada pohon-pohon cendana yang sudah tua, sehingga bagian kayu yang terbuka akan kelihatan.

Tanah-tanah di pulau Timor dan Sumba, umumnya didominasi oleh tanah lempung (clay) yang berat dan tanah ini berasal dari endapan di laut. Kenyataan menunjukkan bahwa banyak pohon cendana yang tumbuh baik di atas tanah dangkal yang berbatu-batu.

Hasil kayu yang terbaik diperoleh dari pohon cendana yang tumbuh di hutan-hutan terbuka pada tanah kurang subur dan berbatu.

Pada tanah Hat (loam) yang subur, pohon cendana tumbuh baik dan cepat menjadi besar, tetapi kandungan minyaknya sangat rendah dan kualitasnya juga kurang baik.

Pohon cendana tidak mempunyai toleransi terhadap tanah-tanah yang mengandung garam dan kapur yang tinggi, akan tetapi dapat toleran terhadap tanah yang mengandung natrium (sodic soils).

Daerah Asal Cendana dan Penyebarannya

Cendana (Santalum album L.) merupakan tanaman yang berasal dari kepulauan Indonesia, yaitu di Kepulauan Busur Luar Banda (the Outer Banda Arc of Islands) yang terletak di sebelah Tenggara Indonesia, dan yang terutama di antaranya adalah pulau Timor dan Sumba.

Sejarah perdagangan kayu cendana di masa lampau, ikut menunjang bahwa pohon cendana merupakan tumbuhan asli di Nusa Tenggara Timur terutama di pulau Timor dan Sumba.

Keberadaan cendana tumbuh di India, berkaitan dengan perdagangan kayu cendana di masa lampau, yang kemudian didatangkan ke India, dan dikembangkan di India pada daerah yang iklim dan habitatnya seperti di Nusa Tenggara Timur, khususnya seperti di pulau Timor dan Sumba.

Data tertua perdagangan kayu cendana dari pulau Timor yaitu tercatat pada abad ke-3 bahwa Cina merupakan negara utama yang membeli kayu cendana. Perdagangan awal kayu cendana yang disebutkan di Indonesia, adalah catatan dari Dinasti Yuan, pada abad ke-12 dan ke-13.

Hsing-cha Shenglan pada tahun 1436 sewaktu Dinasti Ming,menggambarkan gunung-gunung di pulau Timor seperti ditutupi oleh pohon-pohon cendana dan daerah ini tidak menghasilkan kayu lain, selain kayu cendana.

Memang, perdagangan Cina pada masa itu sangat pesat; kapal-kapal yang digunakan untuk maksud ini beratnya 1500 ton atau lebih, jauh lebih besar dari armada Eropa manapun pada waktu itu. Sebagai contoh kapal Vasco da Gama hampir mencapai 300 ton.

Pada abad ke-15, Cina memperoleh kayu cendana melalui pasar Malaka . Pasar Cina mengalami masa suram pada awal tahun 1800 dengan persaingan kayu cendana dari India dan dengan adanya penebangan yang ekstentif di Kepulauan Pasifik.

Pasar Cina mengalami perbaikan untuk sementara waktu pada tahun 1890 dan 1900, karena pasokan Pasifik mengalami penurunan, terutama Kepulauan Hawaii dan Marquesa kehilangan semua pohon cendananya dalam beberapa tahun; dan tambahan lagi, kemudian permintaan dari Eropa meningkat.

Guillemard (1894) menyebutkanbahwa orang-orang Bugis kemudian memegang peranan penting, mengendalikan perdagangan dari Timor Portugis (Timor Timur).

Perdagangan kayu cendana dalam skala kecil juga berlangsung dengan penduduk Kisar dan Leti dari barat daya Maluku yang mengunjungi Wetar untuk memperoleh kayu cendana dan bahan makanan.

Sejak tahun 1920, Flores mengekspor kayu cendana, tetapi tegakan pohon cendana yang luas di Timor hampir habis. Hal ini sebagian disebabkan adanya penemuan bahwa minyak cendana dapat juga diekstraksi dari akarnya.

Semenjak tahun 1436, Pulau Timor sudah terkenal dengan produksi kayu cendana, bahkan konon pulau ini tidak memiliki kekayaan lain selain kayu yang memiliki harum istimewa tersebut.

Kayu cendana merupakan komoditas ekspor yang diminati oleh pedagang Tiongkok yang datang untuk berdagang ke pulau Timor. Begitu pula para pedagang Portugis yang banyak membeli kayu cendana semenjak tahun 1512 dari pulau yang sama.

Pada tahun 1566 ketika Portugis mendirikan sebuah benteng di Pulau Solor, pastor Ordo Dominican menasranikan penduduk Flores, Lombok, Alor, Roti, dan Timor, sehingga di sekitar benteng berkembang masyarakat yang terdiri dari bajak laut Mestizo-Timor, serdadu dan pelaut Portugis, serta pedagang kayu cendana dari Macao dan Malaka.

Karakteristik Cendana

Tanaman cendana dapat berupa pohon, tetapi dapat juga tumbuh sebagai semak belukar. Pada fase semai atau kecambah, pohon cendana hidup parasit pada tumbuhan lain, melalui sistem perakarannya.

Perawakan tanaman ini kurang begitu menarik. Batang pohon pada umumnya berukuran pendek, meskipun tinggi tanaman ini dapat mencapai 12–15 m dan diameter batangnya sekitar 20–35 cm. Tajuk tanamannya terkesan tidak rimbun sebab daunnya memang tumbuh jarang.

Daun cendana merupakan daun tunggal. Daunnya yang berwarna hijau ini berukuran kecilkecil, 4–8 cm x 2–4 cm dan relatif jarang. Bentuk daunnya bulat memanjang dengan ujung daun lancip (acute) dan dasar daun lancip sampai seperti bentuk pasak (cuneate); pinggiran daunnya bergelombang; tangkai daun, kekuning-kuningan, 1-1,5 cm panjangnya.

Perbungaannya (inflorescence) seperti payung menggarpu (cymose) atau malai (panicle), dengan hiasan bunga yang seperti tabling, berbentuk lonceng, panjang 2–3 mm, yang pada awalnya berwarna kuning, kemudian berubah menjadi merah gelap kecoklat-coklatan. Pohon cendana berbunga sepanjang tahun.

Buahnya, buah batu (drupe), jorong (ellipsoid), kecil, berwarna merah kehitam-hitaman dan panjangnya kurang lebih 1 cm. Biji mudah sekali berkecambah, akan tetapi harus segera mendapatkan tanaman inangnya, supaya dapat bertahan hidup. Pada fase inilah cendana hidup sebagai parasit atau sering disebut semi-parasit. 

Manfaat kayu cendana

minyak cendana terbuat dari kayu cendana
minyak cendana terbuat dari kayu cendana (shutterstock)

Mengutip Fimale.com, Kayu cendana memiliki aroma yang wangi, dan bisa membuat tenang. Kayu cendana merupakan tumbuhan parasit yang banyak ditemukan di daerah NusaTenggara Timur. Kayu cendada bisa diolah menjadi minyak, dan memiliki banyak manfaat.

Minyak cendana banyak digunakan untuk dijadikan parfum, dan dijadikan sebagai bahan obat. Minyak cendana merupakan campuran produk kecantikan, yang memiliki manfaat untuk menyembuhkan masalah kulit. Karena minyak cendana memiliki sifat antiseptik.

Minyak cendana cocok digunakan untuk semua jenis kulit. Berikut manfaat minyak cendana untuk kesehatan kulit:

1. Menyamarkan Noda Hitam di Kulit Wajah
 
Minyak cendana memiliki unsur senyawa Alpha-santalol. Unsur ini bisa membantu untuk menghambat enzim, yang mempengaruhi perubahan pigmen melanin kulit.

Noda hitam di kulit wajah juga bisa disebut dengan hiperpigmentasi. Hal ini terjadi karena area kulit menghasilkan banyak melanin.

Minyak cendana bisa dioleskan rutin, pada kulit memiliki noda hitam. Minyak cendana bisa dijadikan skincare pada malam hari. 

2. Membantu Mengatasi Kulit yang Terbakar Matahari
 
Minyak cendana merupakan minyak alami, yang berfungsi untuk mencerahkan kulit yang terbakar matahari. Selain itu, minyak cenda bisa membantu menenangkan kulit yang terbakar matahari, dan mengurangi kemerahan kulit yang terbakar matahari.

Jika Sahabat Fimela terlalu lama terpapar sinar matahari, kulit akan menjadi kemerahan, dan lapisan kulit luar akan menggelap.

Untuk itu gunakanlah minyak cendana pada tubuh yang terbakar matahari. Gunakan secara rutin setelah berjemur, dan pada malam hari saat akan tidur.

3. Menyembuhkan Luka pada Kulit
 
Minyak cendana memiliki sifat antiinflamasi dan antiseptik. Sifat dari minyak cendana tersebut mampu menyembuhkan luka pada kulit.

Minyak cendana bisa membantu meregenerasi kulit yang terluka. Karena sifatnya minyak cendana yang cepat merangsang pertumbuhan kulit. Minyak cendana juga bisa memcegah peradangan pada kulit yang terluka. Minyak cendana juga membantu mengatasi bekas luka.

Minyak cendana yang dioleskan ke kulit, bisa membantu melindungi kulit dari infeksi akibat kulit yang terluka.

4. Minyak Cendana adalah Astringen Alami
 
Astringen merupakan cairan, yang mengandung isopropil, yang biasanya digunakan untuk merawat kulit. Minyak cendana memiliki sifat astringen yang baik untuk kulit. Sifat ini membantu mengencangkan kulit, dan juga menjaga elastisitas kulit.

Astringen sangat bagus digunakan pada kulit berminyak dan berjerawat. Karena bisa membersihkan pori-pori, mengontrol minyak kulit dan juga mengurangi iritasi pada kulit.

5. Untuk Menghilangkan Stres
 
Stres yang terjadi bisa mengakibatkan masalah kulit, yang bisa menimbulkan jerawat. Untuk itu Sahabat Fimela bisa menggunakan minyak cendana sabagai aromaterapi, yang berfungsi untuk membantu menghilangkan stres.

Aromaterapi yang dihasilkan minyak cendana, bisa menghasilkan pikiran dan perasaan rileks. Minyak cendana memiliki aroma wangi jika digosokkan pada kulit, wangi yang diberikan minyak cendana juga memberikan efek harmonis.

6. Mencegah Penuaan Dini pada Kulit
 
Minyak cendana memiliki sifat antioksidan yang tinggi. Antioksidan bisa membantu mencegah radikal bebas, yang menyebabkan kerusakan pada kulit. Antioksidan yang ada pada minyak cendana, bisa membantu mencegah penuaan dini pada kulit.

Minyak cendana bisa dioleskan langsung pada kulit normal cenderung kering. Namun jika Sahabat Fimela memiliki kulit berjerawat, oleskan minyak cendana tepat pada jerawat saja.

7. Melemaskan Otot Kaku
 
Selain baik untuk kesehatan kulit, minyak cendana juga bisa digunakan untuk melemaskan otot yang kaku. Minyak cendana memiliki sifat antispasmodik, yang bisa membuat otot menjadi lemas.

Minyak cendana bekerja pada serabut otot, serabut saraf dan pembuluh darah, agar membantu melemaskan otot yang kaku. Minyak cendana juga efektif membantu mengatasi kram, dan melancarkan peredaran darah, karena otot yang kaku. ( Bangkapos.com / berbagai sumber )

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved