Kisahnya Bikin Merinding, Petapa Sakti Ini Ditemukan Bangkit Setelah 40 Hari Kuburannya Dibongkar

Banyak legenda Hindu berbicara tentang sadhu yang mencapai kondisi spiritual yang tinggi di mana

Editor: Iwan Satriawan
vintage news
ilustrasi pertapa 

BANGKAPOS.COM- India memang negara yang terkenal dengan agama Hindunya, di mana ada praktik asekstisme yang lebih dikenal sebagai petapa.

Asketisme telah menjadi bagian penting dalam Hinduisme, tak heran praktik ini memiliki tempat istimewa dalam budaya Hindu.

Para petapa secara umum dikenal sebagai sadhus, atau orang suci dan dihormati oleh semua kalangan Hindu.

Pertama Himalaya
Pertama Himalaya (Pinterest)

Mereka berkewajiban untuk melepaskan semua harta materi dan mendedikasikan hidup mereka untuk mengejar pembebasan spiritual. 

Hal itulah yang mereka upayakan untuk dicapai melalui meditasi dan mendekatkan diri pada Dewa.

Asketisisme Hindu lebih tua dari banyak asketisisme lain dalam sejarah.

Orang-orang suci Hindu telah ada sejak lama, mereka berkeliaran di seluruh India dan Nepal untuk mencari pemurnian batin.

Meskipun sulit untuk mengatakan berapa banyak petapa yang tinggal di India saat ini, para ahli mengatakan bahwa ada sekitar empat hingga lima juta.

Angka itu adalah persentase yang sangat kecil dibandingkan seluruh penduduk India.

Tetapi angka-angka itu tampaknya tidak relevan, dibandingkan dengan pengaruh sebenarnya dari orang-orang suci Hindu pada tradisi Hindu.

Banyak legenda Hindu berbicara tentang sadhu yang mencapai kondisi spiritual yang tinggi di mana mereka dapat mencapai hal-hal yang mustahil.

Mengutip The Vintage News, Sadhu Haridas adalah seorang yogi dan fakir dari India abad ke-19 dan terkenal karena kekuatannya untuk sepenuhnya mengendalikan tubuhnya.

Pada 1837, Haridas seharusnya dikubur secara sukarela hidup-hidup dan bertahan hidup tanpa makanan atau minum selama 40 hari.

Seluruh ritual berlangsung di istana Ranjit Singh, pendiri kerajaan Sikh dan Maharaja dari Punjab.

Maharaja juga hadir pada saat penguburan, serta seluruh pengadilan dan para dokter yang berasal dari Inggris dan Perancis.

Halaman
1234
Sumber: Intisari
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved