Pembunuh ASN Kejari Labuhanbatu Ternyata Petinggi Ormas, Saksi Tak Sampaikan Fakta Sebenarnya
Pembunuh ASN Kejari Labuhanbatu Ternyata Petinggi Ormas, Saksi Tak Sampaikan Fakta Sebenarnya
Pembunuh ASN Kejari Labuhanbatu Ternyata Petinggi Ormas, Saksi Tak Sampaikan Fakta Sebenarnya
BANGKAPOS.COM -- Seorang ASN Kejari Labuhanbatu bernama Taufik Hidayat, tewas dibunuh.
Adapun pelaku pembunuhan yang berjumlah lebih dari 10 orang diduga kelompok organisasi masyarakat ( ormas ) ternama.
Sementara itu, warga yang menjadi saksi mata ternyata juga tak mengungkap fakta sebenarnya.
Hingga kini, para pelaku pembunuhan ASN Kejari Labuhanbatu, Taufik Hidayat, yang tewas dibunuh di Jalan Perbatasan Dusun II, Desa Bandar Setia, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang masih dalam pengejaran.
Diketahui, seusai dibunuh, Taufik dibuang di parit, September lalu.
Kapolsek Percut Sei Tuan AKP Ricky Pripurna Atmaja menyebutkan bahwa para gerombolan orang yang lebih dari 10 tersebut merupakan kelompok organisasi masyarakat (ormas) ternama di Sumut.
Baca juga: Hanafi Rais, Putra Amien Rais Terlibat Kecelakaan di Tol Cipali, Alami Luka di Dahi & Perutnya Lebam
Baca juga: Tersangka Pembunuh Rangga dan Pemerkosa Ibu Muda Terbujur Kaku setelah Sesak Napas, Ini Kronologinya
Baca juga: Ya Allah Tega Kali, Siswi SMK Diperkosa dan Dibunuh Paman, Nenek Pingsan saat Tahu Sosok Pelakunya
"Kami sudah tangkap satu pelaku berinisial EM. Jadi hasil penyelidikan kita, para tersangka ini terafiliasi dengan ormas. Dia ini sekjen ormas ternama di Sumut, tingkat kecamatan. Dia disegani di wilayah situ," tuturnya, Sabtu (17/10/2020).
Ricky menyebutkan bahwa pihaknya sudah mencari para pelaku tersebut hingga ke rumah para pelaku yang terafiliasi dengan ormas tersebut.
"Setelah satu orang kami tangkap, yang lainnya sudah kabur semua. Ke rumahnya juga sudah kita kejar tapi tidak ada. Ini masih kami kejar. Memang mau berapa lama mereka kabur?" jelasnya.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa hal yang menyulitkan penyelidikan polisi karena warga yang menjadi saksi mata tidak mengatakan fakta yang sebenarnya.
Menurutnya, hasil autopsi tidak singkron dengan keterangan para saksi.
"Para saksi-saksi yang tidak mengenali dan mengidentifikasi pelaku-pelaku yang terlibat. Bagaimana bisa seperti itu? Nanti faktanya kami sampaikan ke persidangan. Nanti hakim yang menilai. Kami melihat bahwa kejadian itu ditutup-tutupi bahkan oleh warga sendiri yang menjadi saksi mata. Keterangan saksi-saksi dengan hasil autopsi tidak sinkron," katanya.
Ricky menjelaskan bahwa saat ini berkas pelaku sedang dalam proses menuju persidangan.
Baca juga: Ketika Dua Jenderal Polisi Napoleon dan Prasetijo Kenakan Baju Tahanan, Begini Potretnya