Misteri Tewasnya Sang Ratu Cleopatra, Benarkah Ia Bunuh Diri dengan Ular
jangan-jangan ada sesuatu yang lebih jahat, lebih mengerikan dari kisah bunuh dirinya dengan ular?
Sebuah studi bernama Gedanken atau eksperimen pemikiran untuk menguji masuk akal tidaknya suatu hipotesis, mencoba menganalisis seputar kematian Cleopatra.
Makam Cleopatra diketahui berada di dekat istana tempat tinggal Octavianus di Alexandria, Mesir.
Hipotesis yang mengatakan kematian ratu itu tewas akibat gigitan ular asp, sejenis kobra Mesir, menceritakan bahwa ketika berada di makamnya, Cleopatra menulis catatan bunuh diri yang diberikan kepada seorang penjaga dan dikirim kepada Octavianus.
Segera setelah mengirim surat itu, Cleopatra yang sudah memegang seekor ular membiarkan ular itu menggigit dadanya dan mengeluarkan racun, memasuki aliran darah tubuh Cleopatra dan menewaskan ratu Mesir itu.
Hipotesis itu dianggap tidak masuk akal. Alasannya, racun ular asp baru akan bekerja beberapa jam setelah masuk ke dalam aliran darah.
Lagi pula, rata-rata, hanya 50 persen racun asp yang dapat keluar dalam satu kali gigitan ular, yang mengindikasikan Cleopatra punya peluang besar untuk dapat bertahan hidup dari satu gigitan tersebut.
Sepotong informasi yang cenderung membuat banyak orang percaya bahwa Cleopatra memang melakukan bunuh diri dengan ular adalah penemuan di Kuil File.
Di candi itu terpahat Dewi Alam Mesir Isis dikelilingi ular. Cleopatra sendiri dianggap sebagai reinkarnasi Isis yang hidup. Pahatan itu menunjukkan takdir Cleopatra terkait dengan ular.
Apakah itu berarti Octavianus benar pembunuh Cleopatra?
Hipotesis lain menggambarkan, karena racun ular yang hanya 50 persen itu tak mungkin langsung menewaskan Cleopatra, maka ratu Mesir itu sebenarnya tewas karena dibunuh.
Plotnya mengatakan, Octavianus yang ingin mengambil alih kekaisaran sengaja membunuh Cleopatra.
Octavianus merasa dirinya bisa menangkap Cleopatra dan bahkan mempermalukan wanita itu, klaim ini adalah klaim yang dikutip dari memoar Octavianus sendiri dan tingkat akurasinya tentu dipertanyakan.
Putra Cleopatra, Caesarion dipandang Octavianus sebagai ancaman bagi Roma. Beberapa hari sebelum Oktavianus tiba di Alexandria, Cleopatra mengirim putranya, Caesarion ke Ethiopia untuk dilindungi.
Namun nahas, Caesarion malah mati dibunuh oleh pengawal Octavianus.
Keberadaan tubuh Cleopatra bersama dua pembantunya memang seakan-akan menunjukkan bahwa kematiannya adalah pembunuhan dan bukan bunuh diri.