Putri Maradona Menuntut Dokter Pribadi atas Kematian Ayahnya, Dugaan 'Pembunuhan Tak Disengaja'

Polisi Argentina menggeledah rumah dokter pribadi Maradona dan menyelidiki dugaan lakukan 'pembunuhan tak disengaja'.

Twitter
Diego Armando Maradona 

"Sabtu kemarin, penyelidikan dan pengumpulan barang bukti dilanjutkan dengan wawancara dengan sejumlah orang termasuk kerabat langsung mendiang," demikian pernyataan tersebut.

"Bukti yang terkumpul membuat kesimpulan diperlukannya penggeledahan di rumah dan kantor Dokter Leopoldo Luque."

Pihak jaksa penuntut umum tak mengungkapkan informasi lebih lanjut apa yang mendasari penyelidikan tersebut.

"Mereka mengambil data-data medis," kata Luque kepada stasiun televisi lokal selepas rumah dan kantornya digeledah.

"Tidak ada malpraktik," ujarnya menambahkan sembari menegaskan bahwa ia tidak bertanggung jawab atas kematian Maradona.

"Saya mengupayakan yang terbaik untuk membantu Diego. Ia membutuhkan bantuan," kata Luque merujuk pada masalah ketergantungan zat berbahaya yang bertahun-tahun membekap Maradona.

Pengacara Maradona, Matias Moria, pada Kamis (26/11) menyatakan akan meminta penyelidikan mendalam terkait sebab kematian Maradona sembari mengkritik lambatnya respon petugas medis darurat.

"Ambulans tiba lebih dari 30 menit, kebodohan kriminil," cuit Matias dalam akun Twitter pribadinya.

Argentina sampaikan perpisahan terakhir kepada jenazah Maradona

Sementara itu kerumunan massa mengucapkan perpisahan terakhir kepada putra tercinta mereka, Diego Armando Maradona, sebelum ia dimakamkan di luar ibu kota.

Saat hari mulai gelap, legenda sepak bola itu dimakamkan setelah pihak keluarga dan teman-teman dekat melakukan upacara pemakaman di pemakaman Bella Vista, di luar Buenos Aires.

Meninggalnya Maradona pada usia 60 tahun beberapa hari silam akibat serangan jantung telah menimbulkan gelombang rasa duka di seantero dunia.

"Menurut saya, Diego abadi. Menurut saya, ia tidak akan pernah mati dalam diri kami. Saya merasa sangat sedih untuk orang yang telah membuat kami sangat bersuka cita," kata pengemudi bus Antonio Avila di luar pemakaman, seperti disampaikan kepada AFP.

Suasana perpisahan yang damai di pemakaman bertolak belakang dengan reaksi massa di sejumlah tempat saat jenazah Maradona diberangkatkan dari Buenos Aires.

Di sana, polisi anti huru-hara melepaskan gas air mata dan peluru karet saat mereka bentrok dengan massa. Situasi yang sempat berpotensi mencoreng masa-masa berduka untuk sang pahlawan.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved