Seyed Mostafa Peringatkan Operasi Palsu Israel Bisa Menjebak Iran ke Konflik Besar
Seyed Mostafa Peringatkan Operasi Palsu Israel Bisa Menjebak Iran ke Konflik Besar
Presiden Hassan Rouhani pada Sabtu mengutuk pembunuhan Fakhrizadeh, bersumpah akan membalas tindakan kriminal tersebut.
"Semua lembaga pemikir dan musuh Iran harus tahu betul negara dan pejabat Iran terlalu berani dan terlalu berani untuk membiarkan tindakan kriminal ini tidak terjawab," kata Rouhani di Teheran.
“Para pejabat terkait akan memberikan respon atas kejahatan mereka pada waktunya, dan sebagai tambahan, bangsa Iran terlalu bijak dan terlalu pintar untuk masuk perangkap plot zionis,” tambahnya.
Presiden Rouhani mengatakan tampaknya beberapa pihak mengincar kekacauan Iran, tetapi mereka harus tahu rakyuat Iran mengetahui plot mereka dan mereka tidak akan berhasil mencapai tujuan jahat mereka.
“Rezim zionis dan mereka yang menentang Iran harus tahu jalur pengembangan dan penelitian negara akan dibuka cepat. Sejumlah besar ilmuwan Iran lainnya seperti Fakhrizadeh akan muncul untuk membantu,” tambahnya.
Ilmuwan nuklir Iran telah menjadi target upaya pembunuhan agen mata-mata barat dan Israel dalam beberapa tahun terakhir.
Pada Juni 2012, Iran mengumumkan pasukan intelijennya telah mengidentifikasi dan menangkap semua elemen teroris di balik pembunuhan ilmuwan nuklir negara itu.
"Semua elemen yang terlibat dalam pembunuhan ilmuwan nuklir negara itu telah diidentifikasi dan ditangkap," kata Kementerian Intelijen Iran.
"Sejumlah negara, yang wilayah dan fasilitasnya telah disalahgunakan oleh tim teroris yang didukung Mossad, telah memberikan informasi yang relevan kepada pejabat Iran," tambah pernyataan itu.
"Selama penyelidikan, semua elemen lain di balik pembunuhan ilmuwan Iran Massoud Ali-Mohammadi, Majid Shahriari dan Mostafa Ahmadi Roshan serta Reza Qashqaei (pengemudi Roshan) telah ditangkap," bunyi pernyataan itu.
"Beberapa pelaku usaha pembunuhan Dr Fereidoun Abbasi, Kepala Organisasi Energi Atom Iran saat ini, termasuk di antara mereka yang ditangkap," tambahnya.
Menurut pernyataan itu, Kementerian Intelijen Iran telah mendeteksi beberapa pangkalan Mossad di dalam wilayah salah satu tetangga barat Iran, yang memberikan pelatihan dan dukungan logistik kepada jaringan teroris.
Dalam serangan kelima dalam dua tahun, teroris membunuh seorang ilmuwan Iran berusia 32 tahun, Mostafa Ahmadi Roshan, dan sopirnya pada 11 Januari 2012.
Ledakan itu terjadi pada ulang tahun kedua kematian profesor Universitas Iran dan ilmuwan nuklir, Massoud Ali Mohammadi, yang juga terbunuh dalam serangan bom teroris di Teheran pada Januari 2010.
Metode pembunuhan yang digunakan dalam pemboman itu mirip dengan serangan bom teroris 2010 yang mengincar profesor fisika Iran, Fereidoun Abbassi Davani.