Bunuh Diri
Tanda-tanda Orang Mau Bunuh Diri, Depresi Jadi Faktor Utama Orang Nekat Bunuh Diri
Anda bisa mengamatit tanda seseorang ingin bunuh diri jika ada perubahan perilaku yang terjadi pada keluarga atau kerabat Anda.
Tanda-tanda Orang Mau Bunuh Diri, Depresi Jadi Faktor Utama Orang Nekat Bunuh Diri
BANGKAPOS.COM - Tanda-tanda ini sering dialami seseorang yang ingin bunuh diri.
Anda bisa mengamatit tanda seseorang ingin bunuh diri jika ada perubahan perilaku yang terjadi pada keluarga atau kerabat Anda.
Bisa jadi, orang tersebut tidak mampu menghadapi permasalahannya dan sedang membutuhkan pertolongan.
Ada beberapa tanda seseorang ingin bunuh diri, seperti dilansir Bangkapos.com dari HelloSehat.com :
- Selalu berbicara putus asa atau menyerah
- Selalu membicarakan tentang kematian
- Melakukan tindakan yang mengantar pada kematian, seperti menyetir ugal-ugalan, melakukan olahraga ekstrem tanpa berhati-hati, atau mengonsumsi dosis obat berlebihan
- Kehilangan minat pada hal yang ia sukai
- Berbicara atau mem-posting sesuatu dengan kata-kata galau masalah hidup, seperti tidak ada harapan dan merasa tidak berharga
- Mengatakan sesuatu yang menyalahkan dirinya seperti “ini semua tidak akan terjadi jika aku tidak ada di sini” atau anggapan “mereka akan lebih baik tanpa diriku”
- Perubahan suasana hati yang drastis, dari sedih bisa tiba-tiba merasa bahagia
- Berbicara tentang kematian dan bunuh diri
- Mengucapkan selamat tinggal pada seseorang, padahal ia tak ada rencana pergi ke mana-mana.
- Depresi berat yang membuatnya memiliki gangguan tidur
Cara mengatasi
Meskipun kesedihan dan permasalahan yang kita alami seolah tak berujung, kita harus menyadari bahwa kondisi tersebut hanya bersifat sementara.
Selalu ada solusi yang bisa kita temukan dan perasaan sedih yang kita alami juga bisa berubah.
Mengakhiri hidup bukan solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.
Ketika pemikiran bunuh diri datang, kita harus memberi waktu untuk diri sendiri agar keadaan dan rasa sakit mereda.
Selain itu, langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk mengatasi pemikiran bunuh diri antara lain sebagai berikut:
1. Jauhkan diri dari benda-benda berbahaya
Singkirkan smeua senjata api, pisau, atau obat-obatan berbahaya yang bisa mempermudah kita untuk melakukan tindakan nekat.
2. Konsumsi obat sesuai petunjuk
Beberapa obat anti- depresi dapat meningkatkan risiko pikiran untuk bunuh diri, terutama ketika Anda pertama kali meminumnya.
Anda tidak boleh berhenti minum obat atau mengubah dosis kecuali jika tanpa seijin dokter.
Berhenti mengonsumsi obat bisa saja semakin mempertajam keinginan bunuh diri.
Bahkan, kita juga bisa mengalami gejala penarikan saat berhenti mengonsumsi obat tanpa seizin dokter.
Itu sebabnya, kita harus berkonsultasi dengan dokter mengenai efek samping obat yang kita konsumsi.
3. Hindari narkoba dan alkohol
Saat mengalami masa-masa sulit, kita mungkin tergoda untuk mengalihkan pikiran dengan konsumsi alkohol atau narkoba.
Namun, melakukan hal itu bisa mempertajam pemikiran bunuh diri. Itu sebabnya, kita harus menjauhi zat-zat ini ketika merasa putus asa atau berpikir untuk bunuh diri.
4. Tetap berharap
Betapapun buruknya situasi yang kita alami, masih ada solusi untuk mengatasinya.
Banyak orang selamat dari pemikiran bunuh diri dan merasa beruntung karena tidak jadi mengakhiri hidupnya.
Oleh karena itu, beri waktu untuk diri sendiri agar bisa berpikir jernih.
Jika memungkinkan, kita bisa mencari bantuan profesional kesehatan mental.
5. Meminta bantuan
Mengatasi pemikiran bunuh diri memang memerlukan bantuan orang lain. Itu sebabnya, kita memerlukan bantuan dan dukungan profesional agar lebih mudah mengatasi setiap tantangan yang memicu pikiran bunuh diri.
Meminta bantuan profesional juga membantu kita mengenali bahwa bunuh diri bukanlah cara yang tepat untuk menghadapi peristiwa kehidupan yang penuh tekanan.
Faktor Penyebab Orang Bunuh Diri
Ada berbagai faktor penyebab orang nekat bunuh diri.
Dari berbagai faktor penyebab tersebut, depresi jadi faktor utama seseorang nekat mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
Umumnya, orang nekat bunuh diri karena tidak kuat problematika kehidupan yang menjeratnya.
Melansir Healthline, lebih dari 45 persen orang yang meninggal karena bunuh diri didiagnosis memiliki penyakit mental.
Depresi menjadi faktor risiko utama yang menyebabkan seseorang nekat mengakhiri hidupnya.
Selain itu, penderita bipolar dan skizofrenia juga rentan melakukan bunuh diri.
Selain gangguan kesehatan mental, berikut beberapa fakor risiko yang bisa memicu keinginan bunuh diri:
- Penyalahgunaan zat
- Penahanan
- Riwayat bunuh diri keluarga
- Keamanan
- Kerja yang buruk atau tingkat kepuasan kerja yang rendah
- Trauma
- Didiagnosis dengan kondisi medis yang serius, seperti kanker atau HIV
- Terisolasi secara sosial atau menjadi korban intimidasi
- Terkena perilaku bunuh diri.
Tanda-tanda Depresi
Munculnya depresi seringkali tak disadari oleh banyak orang. Padahal, depresi yang dibiarkan berlarut-larut bisa menimbulkan gejala fisik dan membahayakan nyawa.
Gejala depresi bukan hanya sekadar timbulnya rasa sedih dan putus asa.
Ada beberapa tanda khusus yang biasanya dialami para penderita depresi.
Memahami gejala tersebut akan membawa perubahan besar dalam kehidupan penderita depresi.
Berikut tanda-tanda depresi yang kerap tidak disadari:
1. Selera makan dan berat badan berubah
Makan terlalu banyak atau terlalu sedikit bisa menjadi salah satu tanda depresi.
Biasanya, penderita depresi kehilangan selera makan karena adanya penurunan suasana hati.
Tetapi ada pula yang justru mengalihkan kesedihannya dengan makan terlalu banyak.
Perubahan dalam selera makan ini juga bisa memicu perubahan berat badan.
Perubahan berat badan secara dramatis juga dapat memperburuk gejala depresi karena mempengaruhi rasa percaya diri seseorang.
2. Perubahan pola tidur
Kurang tidur dapat berkontribusi pada depresi. Sebaliknya, depresi dapat membuat seseorang lebih sulit tidur.
Menurut data National Sleep Foundation, orang dengan insomnia 10 kali lebih mungkin mengalami depresi daripada mereka yang tidak memiliki kondisi tersebut.
Tidur terlalu banyak juga bisa menjadi tanda bahwa seseorang mungkin mengalami depresi.
3. Penyalahgunaan alkohol dan obat terlarang
Beberapa orang yang mengalami gangguan suasana hati seringkali mengalihkan emosinya dengan menggunakan alkohol atau obat-obatan untuk mengatasi perasaan sedih, kesepian, atau putus asa.
Orang yang mengonsumsi alkohol atau narkoba juga seringkali memiliki gangguan suasana hati.
4. Kelelahan
Merasa sangat lelah juga menjadi gejala depresi yang sangat umum.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 90 persen orang dengan depresi mengalami kelelahan.
Meskipun setiap orang merasa lelah dari waktu ke waktu, orang yang mengalami kelelahan secara terus-menerus - terutama jika disertai dengan gejala lain - berisiko besar mengalami depresi.
5. Pura-pura bahagia
Banyak orang yang selalu terlihat tersenyum tetapi menyembunyikan kesedihan besar di dalam dirinya.
Fenomena ini terkenal dengan istilah "smilling depression". Akan tetapi, pura-pura bahagia padahal hati tersiksa bukan hal yang mudah.
Bisa saja, orang yang pura-pura bahagia itu akan "meledak" suatu saat nanti sehingga tak mampu lagi menyembunyikan kesedihan, putus asa, atau kesepian yang dialaminya.
6. Hilang konsentrasi
Depresi juga bisa mempengaruhi fungsi otak seseorang.
Maka dari itu, penderita depresi seringkali memiliki masalah ingatan dan konsentrasi.
Riset 2014 menunjukan sulit konsentrasi dan fokus juga bisa memperburuk dampak sosial dari depresi.
7. Tidak tertarik dengan hobi
Menurut data National Institute of Mental Health kehilangan minat atau kesenangan terhadap hobi merupakan salah satu tanda depresi.
Ketidaktertarikan dalam aktivitas yang biasa dinikmati seseorang bisa menjadi salah satu tanda pertama yang terlihat ketika orang seseorang mengalami depresi. ( Bangkapos.com / Kompas.com/ Ariska Puspita Anggraini)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hal yang Harus Dilakukan Saat Pikiran Bunuh Diri Muncul", dan "Waspadai, Ini 7 Tanda Tersembunyi Penderita Depresi"