Warga Lain Kaya Mendadak, Tarsimah Cuma Gigit Jari, Tanah Tak Punya Cuma Senang Lihat Tetangga Kaya
Tarsimah hanya mendengar dan melihat warga lainnya kaya mendadak dari menjual tanah ke pertamina sedangkan ia hidup saja susah, tanah juga tak punya
Gihanto menambahkan, ada 840 KK warga di desanya, namun yang lahannya dibeli perusahaan plat merah sekitar 225 KK.
Harga yang diterima warga untuk penjualan tanah per meter mulai dari Rp 600-800 ribu. Sehingga penjualan yang didapat warga rata-rata mencapai miliaran rupiah.
Untuk penjualan tanah paling sedikit Rp 36 juta, paling banyak warga sini Rp 26 miliar, sedangkan ada warga luar mendapat Rp 28 miliar.
"Kalau rata-rata Rp 8 miliar, satu rumah ada yang beli 2-3 mobil. Sisanya buat beli tanah lagi, tabungan, bangun rumah dan usaha," pungkasnya.
Sekadar diketahui, lahan warga dihargai apraisal Rp 600-800 ribu per meter, menyesuaikan lokasi.
Kebutuhan lahan untuk pembangunan kilang minyak GRR seluas 821 hektare.
Rinciannya, lahan warga 384 hektare, KLHK 328 hektare dan Perhutani 109 hektare.
Investasi kilang minyak dengan nilai 16 miliar USD atau setara 225 triliun itu rencananya akan beroperasi di 2026.
Kilang GRR ditarget mampu produksi 300 ribu barel per hari. (M Sudarsono)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Potret Kemiskinan di Kampung Miliarder Sumurgeneng Tuban, Tarsimah: Saya tak Punya Lahan