Mengenal Obat Kolesterol Simvastatin yang Aman Dikonsumsi dalam Jangka Panjang

Obat simvastatin disebut sebagai obat kolesterol yang aman dikonsumsi dalam jangka panjang.

Editor: Dedy Qurniawan
Freepik/jcomp
Mengenal Obat Kolesterol Simvastatin yang Aman Dikonsumsi dalam Jangka Panjang - Ilustrasi kolesterol tinggi 

BANGKAPOS.COM - Obat simvastatin dinyatakan sebagai obat kolesterol yang aman dikonsumsi dalam jangka panjang.

Setidaknya ini berdasarkan hasil tinjauan peneliti Inggris.

Mereka melakukan studi selama 11 tahun sebelum sampai pada kesimpulan tesebut.

Ya, meski kolesterol bisa diturunkan dengan melakukan perubahan gaya hidup, namun pada beberapa kasus terkadang diperlukan bantuan obat-obatan.

Obat penurun kolesterol golongan statin dinilai efektif dan aman dikonsumsi dalam jangka panjang.

Demikian hasil tinjauan para peneliti dari Inggris yang melakukan studi selama 11 tahun.

Mereka menemukan obat simvastatin mengurangi risiko penyakit kardiovaskular sampai seperempatnya.

Bukan hanya itu, statin juga diketahui tidak menyebabkan peningkatan risiko kanker atau penyakit non-vaskular lainnya.

"Mereka yang beresiko tinggi terkena penyakit vaskular boleh mulai mengonsumsi statin karena dalam jangka panjang aman," kata ketua peneliti Dr.Richard Bulbulia, konsultan bedah vaskular dan peneliti dari Universitas Oxford, Inggris.

Statin berperan dalam mensitetis kolesterol tubuh dengan memblokir suatu zat dalam hati yang diperlukan untuk membuat kolesterol.

Akibatnya kolesterol tidak ada dalam sel-sel hati, sehingga mereka harus mengambil kolesterol dari dalam darah.

Obat ini terutama efektif untuk menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL.

"Konsumsi obat penurun kolesterol akan mengurangi risiko serangan jantung, stroke, dan penyakit vaskular lainnya," kata Bulbulia.

Penelitian yang dilakukan Bulbulia dan timnya bertujuan untuk melihat keamanan simvastatin dalam jangka panjang karena beberapa studi menyebutkan obat ini meningkatkan risiko kanker dan penyakit non vaskular lainnya.

Studi tersebut dilakukan terhadap 20.500 orang yang memiliki risiko sakit jantung dan penyakit kardiovaskular lainnya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved