Pendemo Pasang Barikade Celana Dalam Wanita, Tentara Myanmar Tak Bergerak, Takut Kekuatan Terhisap
Pendemo di Myanmar melawan tentara yang menggunakan senjata api dengan memasang barikade celana dalam dan rok wanita berdasarkan kepercayaan lama
BANGKAPOS.COM, NAYPYIDAW - Demo anti kudeta militer di Myanmar semaking memanas.
Hampir seluruh rakyat Myanmar turun ke jalan melawan pasukan junta militer.
Para tentara pun tak segan menembak para pendemo.
Sudah banyak rakyat Myanmar terluka hingga jadi korban tewas dalam demo anti kudeta militer.
Sementara militer menggunakan senjata api, pendemo pun tak kehilangan akal untuk melakukan perlawan.
Tanpa senjata pendemo yang melibatkan kaum wanita ini mengatur strategi.
Baca Juga:
--> Myanmar Mencekam, Video Kebrutalan Aparat Junta Beredar, Massa Dipukuli Ditembak dari Jarak Dekat
--> Moeldoko Bangun Politik Pribadi, Posisi Jokowi Bisa Berbahaya, Relawan Minta KSP Segera Dicopot
Para wanita menggantungkan celana dalam dan rok perempuan.
Tujuannnya demi untuk menghalau militer Myanmar maju ke arah mereka.
Rupanya aksi wanita menggantungkan celana dalam dan rok ini merupakan kepercayaan lama rakyat Myanmar.
Demonstran menjemur celana dalam dan rok panjang perempuan, dikenal sebagai longyi, di melintasi jalan.
Merujuk pada takhayul setempat, pakaian yang menutupi tubuh bagian bawah wanita bisa mengisap kekuatan pria, atau hpone, jika tersentuh.

"Jika mereka sampai melewati longyi itu, maka hpone mereka akan meredup," kata aktivis Thinzar Shunlei Yi.
Dia mengatakan, pasukan pun tak bisa bergerak maju jika massa sudah memasang, dan terpaksa harus menurunkannya.
Namun, beberapa tentara dilaporkan takut untuk menyentuh baju itu karena yakin bisa menghancurkan kekuatan mereka.
Karena itu, para perempuan mulai menggunakannya sebagai senjata, dengan pemandangan tersebut muncul di seantero Yangon.
Mulai dari kawasan San Chaung hingga pinggiran.
Baca Juga:
--> Tentara Cantik Si Ratu Senjata, Anggota Pasukan Elite Israel, Perangi Pria Cabul Karena Alasan Ini
--> Janda Muda Setahun Tidur Seranjang dengan Brondong, Anehnya Tak Mau Bercinta, Syok Tahu Fakta Ini
Membuat seorang prajurit harus berdiri di atas truk guna mencopotnya.
Bahkan, ada longyi yang kini dipasangi pemimpin junta militer, Jenderal Senior Min Aung Hlaing.
Ada juga yang menaruh wajah Min di tanah kawasan perdagangan.
Membuat aparat tentu berpikir dua kali saat menginjaknya.
"Menunda kekerasan"
Dilansir AFP Jumat (5/3/2021), Yangon, mantan ibu kota Myanmar, menjadi berbeda sejak aksi menentang kudeta terjadi.

Barikade darurat kini jadi pemandangan biasa, di mana massa menumpuk batu bata, ban bekas, hingga kawat berduri.
Beberapa kawasan di sana seakan menjadi zona perang setiap hari, karena demonstran berusaha mencegat konvoi penegak hukum.
Kantong plastik penuh berisi air terus mengalir ke zona merah untuk mengurangi efek terkena gas air mata.
Sejumlah orang juga siap membawa ember berisi air dan lap basah, untuk membungkus tabung gas air mata.
Ada juga yang memegang cermin sebagai perisai, dan berharap pihak berwenang kebingungan ketika menyerang.
Baca Juga:
--> Ini Sepak Terjang Moeldoko, Diangkat SBY Jadi Panglima TNI Kini Jegal AHY, Gatot Ingat Jasa SBY
--> Iran Bisa Bikin Amerika Tamat, Punya Ribuan Rudal Siap Luncur, Lokasinya Ketahuan ada di Bawah Tanah
Jika mereka mulai dikejar, massa akan menyemprotkan isi alat pemadam apo. Memberi waktu yang cukup ke rute pelarian.
Thinzar menerangkan meski mereka meminjam taktik unjuk rasa di Hong Kong dan Thailand, di lapangan tetap berbeda.
Dia menuturkan sampai saat ini, mereka masih berpegang teguh untuk tak menggunakan kekerasan, dan memastikan aparat tak melukai mereka.
Menurut catatan PBB, lebih dari 50 orang tewas di mana muncul video memperlihatkan pengunjuk rasa ditembak di kepala.
Salah satunya adalah Kyal Sin, gadis 19 tahun yang tewas di Mandalay pada Rabu (3/3/2021), saat memakai kaus "segalanya akan baik-baik saja".
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketika Pakaian Dalam dan Rok Perempuan Jadi Senjata Melawan Militer Myanmar"