Inilah Orang yang Berjasa Gagalkan Kiamat Pada Tahun 1962, Kisahnya Baru Terkuak 50 Tahun Kemudian
Kisah mengenai kepahlawanan Vasili Arkhipov mungkin sedikit diketahui banyak orang di dunia.Namun, dirinya dianggap sebagai orang yang
BANGKAPOS.COM-Tak banyak yang tahu, dunia pada tahun 1962 nyaris hancur akibat perang nuklir.
Beruntung sosok pria ini berhasil mencegah kepunahan massal umat manusia tersebut.
Kisah mengenai kepahlawanan Vasili Arkhipov mungkin sedikit diketahui banyak orang di dunia.
Namun, dirinya dianggap sebagai orang yang berhasil menyelamatkan manusia dari kehancurkan dunia.
Pada 27 Oktober 1962, dunia hampir meledak dalam perang nuklir yang akan memusnahkan dunia.

Namun, hal itu tidak pernah terjadi berkat seorang perwira kapal selam Rusia yang bernama Vasili Arkhipov yang berbicara untuk menggagalkan perang tersebut.
Menurut Daily Mirror pada, kisah heroiknya baru terungkap setelah 50 tahun kemudian.
Konon pada waktu itu hanya beberapa detik sebelum bencana mematikan nyaris terjadi.
Menurut Thomas Blanton direktur Arsip Keamanan Nasional di Universitas George Washington, tahun 2002 menyebutkan, "seorang pria bernama Vasili Arkhipov menyelamatkan dunia."
Tahun 2007, setelah 19 tahun kematian Arkhipov, banyak pihak merasa berhutang budi atas tindakan heroiknya atas upayanya menyelamatkan umat manusia.
Kisahnya berawal ketika dunia dalam cengkeraman krisis misil Kuba ketika perwira Arkhipov berada di kapal selam B-59 Soviet di Karibia dengan intruksi menuju Kuba.
Namun, dalam beberapa hari terakhir ketegangan meningkat dengan pesawat mata-mata AS ditembak di atas Kuba sementara lainnnya tersesat dan menyimpang ke udara Soviet.
Tanggal 27 Oktober 1962, kapal selam Soviet ditemukan pasukan AS, mereka mulai menjatuhkan serangan kepada B-59, yang dimaksudkan sebagai tembakan peringatan.
Mereka dipaksa naik ke permukaan, tetapi mereka tidak mengtahui bahwa B-59 memiliki torpedo nuklir taktis dengan kekuatan bom seperti yang dijatuhkan di Hiroshima.
Para petugas meluncurkan rudal tersebut tanpa menunggu persetujuan dari Moskow.