Ramadhan 2021
Pasien Jantung Biasanya Mengonsumsi Obat, Ini Tips Puasa Sehatnya Tanpa Harus Setop Obat Dokter
Kaum Muslim termasuk mereka yang mengalami masalah jantung bisa mendapatkan berbagai manfaat dari melakukan puasa di bulan Ramadhan, asalkan ...
BANGKAPOS.COM, JAKARTA -- Pasien jantung biasanya harus mengonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter spesialis jantung.
Namun, di saat bulan Ramadhan ini, bagaimanakah sebaiknya bagi pasien jantung dalam menjalankan ibadah puasa ramadan?
Berikut ini penjelasan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung, Cut Arsy Rahmi.
Cut Arsy Rahmi mengatakan, para Muslim termasuk mereka yang mengalami masalah jantung bisa mendapatkan berbagai manfaat dari melakukan puasa di bulan Ramadhan, asalkan memperhatikan sejumlah hal.
Khusus untuk pasien jantung, antara lain asupan minuman dan makanan yang tidak boleh berlebihan.
Baca juga: Kaum Perempuan Harus Waspada, 3 Gejala Halus Serangan Jantung ini Jarang Disadari oleh Wanita
"Biasanya pasien gagal jantung tidak boleh minum terlalu banyak, pas buat pasien berpuasa dengan memperhatikan aturan yakni jumlah 1,5 liter cairan atau disesuaikan dengan berat badan, mungkin sekitar enam gelas," kata Arsy Rahmi dalam sebuah diskusi bertajuk "Anda Bertanya Dokter Menjawab" secara daring, ditulis Selasa (13/4/2021).
Minum dibagi ke dalam beberapa waktu, yakni 2 gelas saat sahur, 1 gelas saat buka puasa, 2 gelas saat malam malam dan segelas sebelum tidur.
Selain itu, pasien juga sebaiknya tidak berhenti mengonsumsi obat-obatan.
Dokter jantung biasanya meresepkan obat sebanyak 5-6 jenis yang dibagi untuk dikonsumsi pagi, siang atau sore hari dan ini bisa Anda sesuaikan selama Ramadan.
"Minta dokter memberikan obat regimen 1-2 hari saja, rata-rata obat jantung pemberiannya 1-2 hari sekali, jarang yang sampai 3 kali sehari," kata Cut Arsy.
Biasa pasien jantung, stroke, pembuluh darah juga mengonsumsi obat pengencer darah kadang-kadang menyebabkan maag.
"Jadi kalau diminum saat sahur dikhawatirkan lambungnya sakit, jadi minumlah saat berbuka puasa," kata Cut yang berpraktik di Rumah Sakit Sari Asih itu.
Baca juga: Apa Beda Serangan Jantung dan Pannick Attack? Begini Penjelasannya
Demikian halnya juga dengan obat perangsang kencing bagi pasien gagal jantung yang sebaiknya diminum setelah berbuka puasa.
Meminum obat ini saat sahur ditakutkan membuat tubuh menjadi lemas.
Selain itu, pasien juga perlu mempertimbangkan konsumsi obat lambung sebelum sahur dan saat berbuka bila memilih maag.
Bagaimana dengan olahraga? Pasien jantung bisa berolahraga ringan semisal jalan, lari kecil, bersepeda, berenang dengan durasi di atas 20 menit atau 30-60 menit dalam satu sesi.
Mereka bisa melakukannya sebelum berbuka saat kadar gula turun maka kadar lemak dan kolesterol yang dibakar akan lebih banyak jadi turun berat badan akan lebih efektif.
Pasien penyakit jantung koroner perlu mengurangi konsumsi kolesterol, lalu penderita penyumbatan pembuluh darah tungkai disarankan membatasi konsumsi gula dan karbohidrat.
Sementara penderita stroke perlu membatasi konsumsi garam dan pasien gagal jantung sebaiknya mencukupi konsumsi cairan mereka. Semua hal ini ada di dalam puasa.
Baca juga: Beberapa Tanda Peringatan Serangan Jantung yang Baik Diwaspadai
"(Cara ini sebenarnya) bisa dikontrol dengan puasa yang kita sudah enggak asing. Paling terkenal intermitten fasting jadinya puasa 16 jam makannya 8 jam, eat-stop-eat method juga ada jadi hari ini puasa, besok tidak puasa lalu puasa Ramadhan," tutur Cut.
Anda bisa mendapatkan manfaat dari berpuasa khususnya di bulan Ramadan, seperti:
- Menurunkan berat badan,
- Menurunkan kolesterol dan trigliserida,
- Menurunkan kadar gula darah,
- Menurunkan kadar peradangan yang bisa menyebabkan penyempitan di pembuluh darah.
Puasa di bulan Ramadan juga tidak menurunkan fungsi ginjal karena beberapa studi memperlihatkan ginjal juga bisa berfungsi membaik.
Video: Puasa Tetap Sehat saat Pendemi Covid-19
(*/ Wartakotalive / Antaranews)