Kisah Pilu Mantan Komandan KRI Nanggala-402 Kolonel Iwa Kartiwa, Gadaikan Hidup dengan Maut
Pria yang terkenal low profile ini, namanya juga tak asing bagi masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung karena pernah menjabat sebagai
"Tapi ya ini sudah nasibnya. Cuma saya kadang-kadang sedih, pasukan khusus ini kan betul-betul berhadapan dengan maut setiap saat. Megitu melaut/menyelam, ya otomatis dia sudah berhadapan dengan maut, begitu kan," kata Anton.
Anton mengatakan, adiknya telah bergulat dengan satuan kapal selam selama sekitar 20 tahun.
Iwa tak pernah meninggalkan "Korps Hiu Kencana", kecuali saat menjadi Danlanal di Bangka Belitung.
Anton mengatakan, peristiwa tenggelamnya KRI Nanggala-402 juga menimbulkan kesedihan bagi Iwa.
Para awak KRI Nanggala-402, kata Anton, telah seperti keluarga sendiri untuk adiknya.
"Jadi hidupnya di kapal selam, dan dengan Naggala itu sudah kayak rumahnya sendiri, ada bocor sebesar jarum saja dia itu tahu, sangat diperhatikan," kata Anton.
"Nah ketika Nanggala kemarin tenggelam, ya mungkin terpukul juga gitu kan, sudah puluhan tahun di sana, dan sekarang kebetulan yang mungkin terlama juga yang masih hidup, yang lain sudah meninggal semua setelah adik saya," tambah Anton.
Gadaikan hidup dengan maut
Anton mengaku mengetahui betul karena selama ini selalu berkumpul dengan Iwa dan rekan-rekannya serta berbagai cerita tentang kondisi menjadi pasukan khusus kapal selam.
Adiknya merupakan lulusan Akademi Militer Angkatan Laut Tahun 1991 dan sepanjang karirnya menjadi orang terpilih di pasukan khusus kapal selam Indonesia.
"Jadi selain pernah menjadi komandan Kapal Selam KRI Nanggala 403, Iwa juga pernah menjadi komandan kapal selam milik Indonesia lainnya sampai akhirnya menjabat sebagai Dansatsel (Komandan Satuan Kapal selam) TNI AL. Iwa dan teman-temannya adalah orang yang gadaikan hidupnya langsung selama bertugas di kapal selam," tambah Anton.
Menurut Anton, selama ini pasukan khusus kapal selam saat bertugas sangat mengetahui risikonya selama menyelam di bawah lautan.
Anton heran kru kapal selam rajin puasa sunat Senin-Kamis Berbeda dibandingkan dengan kapal lainnya atau tugas lainnya yang jika ada sesuatu ada celah untuk menyelamatkan diri.
"Tapi kalau kapal selam itu mereka tahu saat sudah masuk dan bertugas tidak ada celah untuk selamat jika sedang berada di dalam air.
Di kapal selam itu, personel keluar langsung pecah tubuhnya karena tekanan air bawah laut. Kalau mesin mati langsung tidak bisa selamat," ujar Anton.