Kisah Pilu Mantan Komandan KRI Nanggala-402 Kolonel Iwa Kartiwa, Gadaikan Hidup dengan Maut
Pria yang terkenal low profile ini, namanya juga tak asing bagi masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung karena pernah menjabat sebagai
Makanya, Anton dulu sempat keheranan karena adiknya dan rekan-rekannya sangat rajin berpuasa Sunat Senin Kamis dan selalu mendekatkan dirinya ke pencipta.
Dirinya pun langsung mengetahui alasannya bahwa tugas yang dulu jumlahnya hanya 150 orang di Indonesia sebagai pasukan khusus kapal selam saat bertugas menggadaikan hidupnya selama berada di dalam air.
"Mereka gadaikan hidup dengan maut. Mereka kenapa lagi dinas puasa terus senin-kamis, saya batu tahu alasannya mungkin saat berdinas berhadapan dengan maut. Maka saat kejadian itu nangis di rumah meski sedang sakit didampingi saya. Dulu katanya jumlahnya 150 orang, sekarang ada 300 orang pasukan khusus kapal selam di Indonesia," ujar dia.
Perhatian pemerintah
Anton meminta kepada pemerintah agar lebih memperhatikan nasib pasukan-pasukan khusus, seperti satuan kapal selam.
Setidaknya, para awak satuan-satuan khusus yang bergelut dengan maut itu disejajarkan dengan pegawai BUMN dalam segi hal kesejahteraan.
"Sementara bisa kita lihat, bukannya saya cemburu pada pegawai BUMN yang istilahnya risikonya sangat kecil, kemudian hari Sabtu-Minggu bisa berlibur dengan kelurga, gajinya juga berlipat-lipat, sepertinya kurang adil," ujar Anton.
"Boleh saja mereka bergaji besar, tetapi pasukan khusus gajinya juga harus lebih besar lagi. Kalau di satuan kapal selam itu kan cuma ratusan (krunya), masak enggak bisa ngopeni yang segitu, mohon perhatian khusus lah. Baik salary, rumah dinas disiapkan untuk yang sudah pensiun, ya pokoknya ada perhatian lebih gitu lah," kata dia.