Human Interest Story

Sukses Lakukan Penanaman Nilam, Azib Raih Omzet Ratusan Juta Hingga Ekspor Minyak Nilam ke Sumatera

Pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir tak membuat Azib, seorang warga Desa Air Bara yang berprofesi sebagai petani lelah untuk terus berusaha

Editor: khamelia
(Bangka Pos/Jhoni Kurniawan)
Petani Nilam asal Desa Air Bara saat menunjukkan Minyak Nilam hasil kebunnya 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir tak membuat Azib, seorang warga Desa Air Bara yang berprofesi sebagai petani lelah untuk terus berusaha dan berkreasi.

Berbekal informasi dari sosial media dan kegigihannya untuk mencoba, Azib akhirnya memulai usahanya dalam menanam tanaman Nilam di kebun miliknya dengan luas lebih kurang satu hektar yang berlokasi di Desa Air Bara, Kecamatan Air Gegas Kabupaten Bangka Selatan.

Berbekal tekad, Azib memulai usahanya pada akhir tahun 2020 lalu dan memulainya dengan membeli bibit Nilam jenis Nilam Aceh dari petani lainnya di Garut, Jawa Barat dengan modal kurang lebih sebesar Rp 1.000,- per batang berserta ongkos kirim menuju Desa Air Bara.

Kini, Azib tak perlu lagi membeli bibit sebanyak 21.000 bibit dari luar daerah seperti halnya pertama kali ia bergelut dengan tanaman Nilam karena menurutnya bibit yang dipunya saat ini juga sudah cukup baik dan dapat digunakan kembali untuk bertanam Nilam.

"Akhir tahun 2020 kemarin itu bingung mau menanam apa karena memang pekerjaan saya sebagai petani sehingga saya terfikir untuk menanam tanaman nilam yang tidak perlu memakan waktu lama dan dapat dipanen dengan cepat, sehingga saya memulai menanam. Saat ini karena niat dan keinginan saya bergelut di sini (Tanaman Nilam -red) terus meningkat hingga membuat saya membeli alat-penyulingannya juga sehingga dapat mengolah sendiri hasil tanam saya menjadi Minyak Nilam," ujar Azib pada Senin (12/7/2021).

Saat ini, setelah enam hingga tujuh bulan bergelut sebagai Petani Nilam, Azib tak hanya bertindak sebagai petani, namun sudah berhasil pula membuat penyulingan di area  yang tak jauh dari kebun miliknya.

Dari mesin penyulingan ini, Azib dapat mengolah tanaman Nilam dari yang berbentuk tanaman hingga menjadi minyak Nilam yang dapat dimanfaatkan sebagai pewangi pakaian ataupun perekat pewangi yang dapat dicampur dengan wewangian lainnya.

Tak hanya menjadi petani yang menanam saja, kini Azib juga telah menjadi pembeli sekaligus pengepul tanaman Nilam yang ditanam oleh petani-petani lainnya yang berada di Kabupaten Bangka Selatan sampai mengolahnya menjadi minyak.

"Awalnya itu saya hanya menanam dan menyuling sendiri, namun supaya saya dapat lebih mudah menghasilkan minyak, saya membeli alat yang lebih besar dan juga membeli hasil petani lainnya di berbagai desa di Kabupaten Bangka Selatan ini," ujarnya.

Azib mengakui dengan memiliki alat yang lebih baik, maka petani lainnya juga tidak perlu kebingungan untuk mencari pembeli tanaman nilam ini dan juga menjadikan proses pengolahan lebih baik.

"Dengan adanya alat penyulingan ini, petani yang menanam tanaman nilam ini tidak bingung kalau mau jual karena kami yang akan mengambilnya dan mengolahnya. Kalau ada yang menanam nilam, silahkan datang ke saya dan akan saya beli baik dalam keadaan daun tanaman basah maupun daun kering,"  tuturnya.

Mengenai harga beli yang diambil olehnya dari petani-petani Nilam di desa-desa sekitar Desa Air Bara, Azib mengakui mengambil atau membelinya dengan harga Rp 1.500,- dalam keadaan daun tanaman nilam yang basah dan seharga Rp 5.000,- untuk daun nilam yang kering dan siap untuk disuling.

Mengenai proses penanaman, Azib menyebutkan jika menanam tanaman Nilam tidak sesulit yang dibayangkan oleh orang-orang, karena tanaman nilam dapat dipanen setelah lima atau enam bulan setelahnya, bahkan dapat dipanen lagi setelahnya tanpa harus menanam ulang

"Kalau dari proses menanam pertama itu sudah dapat dipanen setelah lima atau enam bulan, setelah itu tiga atau empat bula kedepannya dapat dipanen lagi dan begitu seterusnya sehingga tanaman ini terbilang murah dan menjanjikan," ucapnya.

Untuk perawatan dalam penanaman, Azib menyebutkan jika tidak akan menyusahkan petani karena petani hanya membeli bibitnya sekali saja dan menanamnya. Untuk penanaman setelahnya dapat diambil dari pucuk nilam yang ditanam.

Halaman
12
Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved