Nasib Kakek 80 Tahun saat Menikahi Nikahi Janda 42 Tahun, Tak Kuat Berdiri Saat Lakukan Ini
Karena usianya yang sudah tua, dan kondisi kesehatan yang lemah, ia tidak bisa berdiri di pesta pernikahannya, layaknya pengantin pria pada umumnya...
Nasib Kakek 80 Tahun Usai Nikahi Janda 42 Tahun, Langsung Ambruk & Tak Kuat Berdiri Saat Lakukan Ini
BANGKAPOS.COM -- Usia memang bukan sesuatu hal yang menjadi penghalang dalam menjalin asmara hingga menikah.
Namun ada baik-baiknya dipikir-pikir dulu kalau tak mau menanggung resiko.
Jangan sampai malah kejadian seperti yang dialami kakek ini.
Ada pasangan yang usianya terpaut jauh, bak ayah-anak, atau bahkan ibu-anak.
Belum lama ini, pernikahan antara lansia 80 tahun dengan pengantin 42 tahun menjadi pembicaraan di media sosial.
Baca juga: Kisah Orang Terkaya Indonesia Asal Aceh yang Sumbah 28 Kg Emas Monas, Nasibnya Berakhir Tragis
Baca juga: Nikahi Janda Montok nan Seksi, Bujang Lapuk Ini Sampai Tak Sanggup Berdiri, Terungkap Fakta Ini
• Dampak Serangan Israel di Palestina, Jumlah Pembenci Yahudi di Inggris Pecah Rekor
Pernikahan itu berlangsung pada 7 Januari di provinsi Guizhou, China.
Pengantin pria seorang bujang lapuk berusia 80 tahun bernama Mu.
Karena usianya yang sudah tua, dan kondisi kesehatan yang lemah, ia tidak bisa berdiri di pesta pernikahannya, layaknya pengantin pria pada umumnya.
Mu terduduk di kursi roda, sambil mengenakan pakaian pernikahan.
Di tengah keterbatasannya itu, Mu tetap tersenyum bahagia.
Tapi yang paling mengejutkan adalah sosok pengantin wanita.
Wanita itu bernama Zhu tampil sangat mempesona, hingga menarik perhatian tamu undangan.
Baca juga: Cara Gampang Download WA GB yang Asli, Pesan WhatsApp yang Telah Terhapus Bisa Dibaca
Baca juga: Veronica Koman Kembali Bikin Gaduh, Singgung Nama Greysia-Apriyani, Lalu Sindir DPR
Baca juga: Nasib Kapolda Sumsel di Kasus Akidi Tio, Kini Diperiksa Tim Mabes Polri, Dipimpin Jenderal Bintang 2
Istri Mu berusia 42 tahun, membuat keduanya terpaut usia 38 tahun, dan terlihat seperti ayah dan anak.
Mengenakan pakaian pernikahan tradisional berwarna merah, si pengantin perempuan terlihat tak kalah ceria dan bahagia di hari besar mereka.
Disebutkan bahwa pernikahan Mu dan calon istrinya berlangsung sangat tiba-tiba.
Mu merupakan seorang penjual obat tradisional, yang memiliki klinik.
Karena kondisi fisiknya di masa muda, Mu tidak menikah dan tidak memiliki anak.
Mu tak berpikir untuk menikah, sampai dia bertemu Zhu.
Bagi Zhu, pertemuannya dengan Mu adalah takdir.
Zhu merupakan seorang janda memiliki seorang anak.
Baca juga: Kisah Pemuda Indonesia Asal Surabaya Jadi Tentara AS, Akui Kini Berlayar ke Banyak Negara
Baca juga: Bercinta Jadi Berkah, Baca Doa Sebelum Hubungan Suami Istri ini Agar Perkasa di Ranjang
Baca juga: Cara Mengetahui Nomor WhatsApp Anda Diblokir oleh Pengguna Lain, Ini Tanda-tandanya
Baca juga: Taiwan Beli Artileri Howitzer Amerika, Benarkah Siapkan Diri Dari Serangan China?
Namun anaknya mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan, membuat kakinya sulit bergerak.
Tahun 2016, Zhu pergi ke klinik milik Mu, untuk mengobati putranya.
Di sanalah keduanya bertemu, kemudian menjadi teman.
Dengan bantuan Mu, putra Zhu mulai sembuh.
Zhu pun semakin kagum pada Mu, dan bahkan memanggilnya guru.
Hubungan keduanya semakin mendalam dan akhirnya menikah.
Dalam acara pernikahan, Zhu berkata pada tamu, dan menyampaikan pesan pada suaminya.
"Di hidupku sebelumnya, mungkin aku berhutang padanya atau dia berhutang padaku. Kami telah menjadi pasangan suami istri. Aku berharap bisa terus bergandengan tangan sampai akhir hidup," kata Zhu.
Dari keluarga pengantin pria, dia menambahkan kalau Zhu sangat baik, rajin dan mendukung karir Mu.
Potret pernikahan mereka langsung mencuri perhatian warganet China.
Beberapa orang percaya bahwa disamping perbedaan usia, cinta mereka sangat tulus.
Tapi ada juga orang yang menduga jika Zhu hanya mengincar harta.
Meresponi hal tersebut, seorang teman Mu berkata, meski Mu memiliki klinik pengobatan sendiri, tapi itu bukanlah satu yang sangat besar. Jadi dia tidak memiliki uang sebanyak itu.
Karenanya tidak mungkin Zhu mau mengorbankan dirinya untuk menikahi pria yang bertahun-tahun lebih tua darinya.
Guizhou banyak dikenal orang-orang Tiong Hoa selama ribuan tahun namun tidak sampai masa Dinasti Ming yang berada di bawah dominasi Cina selama masih menjadi provinsi.
Ini mendorong migrasi besar-besaran dari Sichuan, Hunan dan provinsi sekitarnya ke Guizhou.
Banyaknya pemberontakan oleh penduduk Miao sebagai penduduk asli terjadi sepanjang Dinasti Qing.
Konon, di mana dinasti Qing dynasty tiap 30 tahun akan ada pemberontakan kecil dan tiap 60 tahun akan ada pemberontakan besar.
Semua pemberontakan itu bisa dipadamkan kekaisaran.
(*/Grid.pop)