Melonjak, Utang RI 2022 Capai Rp.8.110 Triliun, Ekonom Sebut Sudah Lampaui Batas UU Keuangan Negara

Dalam naskah itu tertera pada akhir tahun 2022 utang pemerintah pusat akan mencapai Rp 8.110 triliun. Ini berarti kenaikan luar biasa dibandingkan

Editor: Iwan Satriawan
kontan.co.id
Ilustrasi utang = 

"Jika ditambah dengan utang BUMN (hanya BUMN nonkeuangan), porsinya sudah akan mendekati batas 60 persen yang diamanatkan dalam Undang-Undang Keuangan Negara," kata Faisal.

Kemudian, perkiraan utang hingga 2022 bisa saja meleset ke atas kalau pertumbuhan ekonomi tak memenuhi target APBN 2021 dan 2022.

Kemungkinan itu cukup besar karena selama pemerintahan Presiden Jokowi dinilai tak pernah sekalipun target pertumbuhan tercapai.

Memang harus diakui pandemi Covid-19 jadi biang keladinya, tapi penanganan wabah yang lemah sedari awal juga berkontribusi memperburuk, sehingga ongkosnya kian mahal.

Selain itu, lanjut Faisal, gara-gara kerap mengutak-atik istilah untuk menghindari lockdown sebelum menyebar ke seantero negeri.

"Kepemimpinan yang dan pengorganisasian yang buruk, berbagai penyangkalan oleh para petinggi pemerintahan, dan “menuhankan” ekonomi, kita kalah dengan skor 0-2 melawan Covid-19. Kesehatan kalah, ekonomi kalah," pungkasnya.

Ekonom: Postur RAPBN 2022 Cerminan Pemerintah Tak Agresif Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Sebelumnya, target pertumbuhan ekonomi 2022 pada kisaran 5 persen hingga 5,5 persen dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022, memperlihatkan pemerintah tidak agresif dalam menggenjot ekonomi.

"Saya lebih mengharapkan pemerintah lebih optimis dan agresif. Jangan ragu-ragu menetapkan target pertumbuhan ekonomi tahun depan yang tinggi," kata Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah saat dihubungi, Senin (16/8/2021).

Menurutnya, target pertumbuhan ekonomi yang tinggi jika tidak tercapai bukan suatu masalah, tetapi ketika hal yang ditargetkan tidak tercapai, maka pemerintah tidak bekerja secara maksimal.

"Jadi saya lebih berharap target pertumbuhan yang tinggi, di atas 6 persen guna memberikan lapangan kerja yang cukup bagi angkatan kerja kita, mengurangi kemiskinan yang sempat naik karena pandemi," ucap Piter.

"Syaratnya pandemi harus bisa ditanggulangi dan pemerintah tidak ragu-ragu mendorong ekonomi dengan kebijakan fiskal yang lebih ekspansif, dan pemerintah jangan kuping tipis," sambung Piter.

Piter pun menyebut, target pertumbuhan ekonomi 5 persen hingga 5,5 persen seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), bisa tercapai ketika pandemi bisa di atasi dengan baik.

"Kalau diproyeksikan pandemi sudah mereda, kita sudah bisa seperti normal lagi seharusnya kita bisa lebih optimis bisa tumbuh di atas 6 persen. Low base effect masih ada, dan perekonomian punya momentum untuk melompat, asal ada dorongan dari kebijakan fiskal dan moneter," tuturnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2022 pada kisaran 5 - 5,5 persen.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved