Berita Pangkapinang

Ini Penjelasan Dokter Soal Potensi KIPI Vaksin Moderna Capai 10 Persen, Dosis Kedua Lebih Berat

Setelah diberikan kepada tenaga kesehatan sebagai booster, kini vaksin Covid-19 Moderna juga disuntikkan kepada masyarakat umum.

Penulis: Andini Dwi Hasanah |
Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah
Penyuntikan Vaksin Moderna dan Sinovac di Puskesmas Tamansari Kota Pangkalpinang. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Setelah diberikan kepada tenaga kesehatan sebagai booster, kini vaksin Covid-19 Moderna juga disuntikkan kepada masyarakat umum.

Sebelumnya diketahui, Pemerintah Kota Pangkalpinang mendapatkan distribusi vaksin Moderna sebanyak 10.640 ribu dosis untuk masyarakat umum.

Kabid pengendalian dan pemberantasan penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang, dr Della Rianadita menyebut, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang paling banyak dirasakan oleh penerima vaksin Moderna adalah nyeri di tempat suntikan.

Baca juga: Suami Istri Pemilik Ruko di Air Ruay Nekat Turun Lewat Atap Lantai Dua Saat Api Membakar Lantai Satu

Menurutnya, sejauh ini belum ada KIPI berat atau serius pada vaksin Moderna.

Kata Della, berdasarkan penelitian vaksin Moderna memang menimbulkan KIPI 10 Persen pasca penyuntikan.

"Seperti sakit kepala, mual, muntah, mialgia, artralgia dan kekakuan. Nyeri pada tempat suntikan, kelelahan, kedinginan, dan demam umumnya seperti sakit itu lah," kata Della kepada Bangkapos.com, Senin (23/8/2021).

“Kalau berdasarkan penelitian memang berpotensi 10 persen ada KIPI tapi ringan tidak berat, umumnya lebih tinggi pada penyuntikan dosis kedua.”

Baca juga: Lupa Matikan Kamera, Peserta Konferensi Guru Nasional Ketahuan Berhubungan Suami Istri Lewat Zoom

Baca juga: Ini Pesan Terakhir Mahasiswa S2 ITB yang Akhiri Hidup Secara Tragis di Kamar Kos

Baca juga: Dua Artis Cantik Ini Ngaku Pernah Kepergok ART dan Anak Saat Berhubungan Suami Istri, Ini Kisahnya

Della, memisalkan vaksin Moderna dimasukan ke dalam tubuh manusia, maka tubuh akan bereaksi mengenali virus yang tiba-tiba dimasukan ke dalam tubuh.

"Kalau kita kedatangan benda asing di dalam tubuh salah satu cara yang dilakukan cara untuk melawan virus itu dengan menaikan suhu tubuh, berharap dengan suhu tubuh yang lebih tinggi virus itu mati.”

“Lalu pabrik-pabrik yang selama ini tutup karena tidak ada perang nah diminta oleh tubuh menyiapakan pasukan perang itu makanya jadi demam, atau bisa pembengkakan kelenjar bisa juga pegal-pegal seluruh tubuh," jelasnya.

Baca juga: Gubernur Babel Izinkan Belajar Tatap Muka Terbatas Tingkat SMA/SMK Kecuali di Dua Kabupaten Ini

Dengan demikian, Della mengatakan imunitas yang didapatkan lebih tinggi dari pada Sinovac.

"Jadi kalau Sinovac menggunakan metode vaksin konvensional yaitu dengan mengenalkan virus corona ke manusia dengan memasukkan virus corona yang sudah diinaktivasi, dengan harapan sistem imun mulai mengenali virus baru ini dan bersiap membuat antibodi sebagai penangkal apabila virus jenis ini masuk kembali ke dalam tubuh. Namun cara ini hanya mebuat antibodi mengenali  wajah virus saja, dan belum mengenali senjata virus tersebut," paparnya.

Baca juga: Pertama di Bangka Belitung, Pemkot Pangkalpinang Segera Gunakan Tanda Tangan Elektronik

Sedangkan pada moderna, dengan cara kata Della dengan memasukkan mRNA virus corona, yang mana adalah protein pembuat senjata pada Covid-19.

"Sehingga tubuh mulai mebentuk antibodi yang cocok dengan senjata virus tersebut. Adanya efek samping yang berat dikarenakan proses pembuatan antibodi lebih intens ditubuh yang mana tubuh langsung bekerja seakan akan melawan senjata dari virus tersebut," bebernya.

Baca juga: Ditlantas Polda Babel Lakukan Penyekatan di Masa PPKM, Pengunjung Pusat Keramaian Dibatasi

Della menuturkan, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Amerika Serikat demam akan mereda dalam sendirinya dalam waktu 2x24 jam.

Halaman
12
Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved