Berita Pangkalpinang
Vaksin Moderna Beda dari AstraZeneca dan Sinovac, Butuh Perlakuan Istimewa untuk Jaga Kualitas
Moderna merupakan jenis vaksin mRNA membutuhkan ruang penyimpanan rantai dingin bersuhu minus 20 derajat celcius.
Penulis: Cepi Marlianto |
BANGKAPOS.COM, BANGKA - Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Sumber Daya Kesehatan (PSDK) Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang, dr Tri Wahyuni Masrohani menyebut, jenis vaksin moderna membutuhkan perlakuan yang khusus.
Hal itu meliputi teknologi penyimpanan hingga proses distribusi yang tentunya beda dengan sejumlah vaksin pendahulunya seperti AstraZeneca dan Sinovac.
"Perlakuannya spesial sekali tidak boleh dikocok dan tidak boleh terkena guncangan. Jadi kalau proses distribusi harus pakai mobil dan dipeluk," kata dia kepada Bangkapos.com, Sabtu (28/8/2021).
Menurut Tri Wahyuni, Moderna merupakan jenis vaksin mRNA membutuhkan ruang penyimpanan rantai dingin bersuhu minus 20 derajat celcius.
Baca juga: Residivis Pencurian Angkat Parang Saat Disergap Tim Buser Polres Bangka di Pondok Kebun
Hal ini tentunya berbeda dengan sejumlah vaksin yang ada di Indonesia seperti AstraZeneca dan Sinovac yang disimpan dalam rantai dingin bersuhu 2-8 derajat celcius.
"Vaksin Moderna merupakan vaksin beku, jadi sebelum kita suntikan itu harus dikeluarkan dulu dari kulkas dan didinginkan dan menunggu selama 15 menit. Nanti, jika sudah dingin baru boleh kita ambil dari vial tersebut ke jarum suntik dan kemudian disuntikan kepada pasien," terang Tri Wahyuni.
Selain itu dalam proses penyuntikan vaksin Moderna harus dilakukan di dalam ruangan yang dilengkapi dengan Air Conditioner (AC).
Baca juga: Desain Rumah Baru Ayu Ting Ting Bocor, Tim Interiornya Sama dengan yang Dipakai Raffi dan Nagita
Baca juga: Tergolong Bimetal Jadi Alasan Keistimewaan Koin Kelapa Sawit, Bank Indonesia Ungkap Fakta Ini
Baca juga: CR7 Ubah Haluan, Ini Detail Kontrak dan Gaji Cristiano Ronaldo di Manchester United
Apabila hal itu tak dilakukan, lanjut dia, tentunya dapat mempengaruhi kualitas vaksin yang akan dimasukan kedalam tubuh.
Penerima vaksin hanya akan menerima sakitnya saja, akan tetapi vaksin yang disuntikan tak menimbulkan kekebalan tubuh.
"Kalau ada gelembung udara (di dalam suntikan-red) tidak boleh disentil, karena itu akan merusak vaksinnya. Jadi diperlakukan spesial sekaligus khusus dan penyuntikan harus dilakukan di ruangan yang dilengkapi AC," ujarnya.
Sementara itu, meski mendapat perlakuan istimewa, tak ada tenaga vaksinator khusu untuk vaksin Moderna di Pangkalpinang.

Dari 166 tenaga vaksinator yang ada di Pangkalpinang semuanya sama diperuntukan vaksin Moderna, AstraZeneca dan Sinovac.
"Kita memang belum ada pelatihan petugas vaksinator yang terlatih terkait dengan SDM. Pihak puskesmas sudah banyak sekali pekerjaan, kalau kita tambahkan pekerjaan kegiatan yang lainnya tidak terlaksana. Tetapi kami sudah melakukan briefing bagaimana cara penanganan vaksin Moderna," tukas Tri Wahyuni.
Efek samping Moderna
Sejumlah orang mengalami efek samping parah usai disuntik vaksin Moderna, seperti halnya yang dialami Wali Kota Pangkalpinang, Maulan Aklil (Molen) usai menjalani suntik booster Moderna Jumat (20/8/2021) yang hanya diperuntukan bagi tenaga kesehatan.
Menurut Tri Wahyuni, respons tubuh setiap orang usai menerima vaksin berbeda-beda. Tidak semua orang merasakan nyeri berlebih usai disuntik vaksin Covid-19 buatan Moderna.
Bahkan, ada juga orang yang tidak merasakan efek samping sama sekali setelah disuntik vaksin Covid-19 buatan Moderna.
Baca juga: Kepala KKP Pangkalpinang Ingatkan Vaksin Moderna Hanya Untuk Nakes, Itu Sesuai Aturan Kemenkes
"Efek samping orang berbeda-beda responnya, tetapi ada juga yang tidak merasakan ada efek samping," ungkap Tri Wahyuni.
Untuk mengatasi efek samping pasca-penyuntikan vaksin Covid-19 Moderna, kata Tri Wahyuni, penerima vaksin biasanya dibekali dengan obat penurun panas.
Hal serupa juga diterapkan kepada mereka yang menerima vaksinasi Covid-19 dengan AstraZeneca.
Apabila efek samping parah yang dirasakan usai vaksinasi Covid-19 tetap berlanjut setelah istirahat dan minum obat, penerima vaksin sebaiknya segera mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
(Bangkapos.com/Cepi Marlianto)