Ipda EP Sempat Kejang-kejang dan Mulut Berbusa, Polisi di Makassar ini Meninggal di Panti Pijat
Anggota Poplres Asmar Papua tersebut meninggal dunia setelah mengalami kejang-kejang dan mulut berbusa di panti pijat. Namun, sesaat setelah tiba...
Ipda EP Sempat Kejang-kejang dan Mulut Berbusa, Polisi di Makassar ini Meninggal di Panti Pijat
BANGKAPOS.COM, JAKARTA -- Seorang anggota polisi bernama Ipda EP (41), meninggal dunia di panti pijat di Lomplek Kima Square, Kelurahan Daya, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Jumat (27/8/2021) siang.
Anggota Poplres Asmar Papua tersebut meninggal dunia setelah mengalami kejang-kejang dan mulut berbusa di panti pijat.
Namun, sesaat setelah tiba di rumah sakit, nyawa EP tidak tertolong lagi.
Kasi Humas Polrestabes Makassar AKP Lando, membenarkan ada kejadian itu.
"Iya benar, tapi masih dalam penyelidikan. Apa penyebab sehingga kejang-kejang dan lain-lain," kata AKP Lando.
Baca juga: CR7 Ubah Haluan, Ini Detail Kontrak dan Gaji Cristiano Ronaldo di Manchester United
Baca juga: Dua Pemuda dari Negara Tetangga Indonesia Ditangkap Karena Berontak Melawan Taliban, Begini Nasibnya
Baca juga: Isi Percakapan Yosef dan Caddy Golf Sebelum Tuti dan Amalia Ditemukan Tewas di Bagasi Mobil
Pihaknya juga mengaku, masih akan berkoordinasi dengan Polres Asmat terkait status keanggotaan EP.
Sementara itu, Kapolsek Biringkanaya Kompol Rujiyanto Dwi Poernomo membenarkan kejadian meninggalnya korban.
Rujiyanto menjelaskan, awalnya, Ipda EP mendatangi panti pijat untuk mendapatkan layanan pijat.
Namun, saat menunggu di ruang lobi, perwira polisi satu balok itu, tiba-tiba mengalami kejang.
"Tiba-tiba mengalami kejang-kejang, mulutnya mengeluarkan busa, sehingga karyawan panti pijat mengantar pria tersebut ke RS Daya untuk mendapat pertolongan," ungkap Rujiyanto dalam keterangan tertulisnya.
"Namun saat sampai di RS Daya, nyawa pria tersebut (Ipda EP) tidak tertolong," sambungnya.
Rujiyanto mengatakan pihaknya telah meminta keterangan kronologi kejadian kepada saksi pihak karyawan panti pijat.
"Hasil interogasi awal terhadap saksi S (34) karyawan panti pijat awalnya korban EP datang ke panti pijat siang hari untuk pijat saat menunggu di ruang lobi, korban EP mengaku kepalanya pusing, tiba-tiba mata korban melotot dan tubuh korban kejang-kejang," bebernya.
Baca juga: Fakta-fakta Kekayaan Pablo Escobar, Pernah Bakar Uang Untuak Penghangat Hingga Tawarkan Lunasi Utang
• Presenter Cantik Ini Bakal Jadi Janda, Baru Seumur Jagung, Ilham: Dia Selingkuh Dia Pula Gugat
Selain itu, lanjut Rujiyanto, mulut Ipda EP juga mengeluarkan busa sebelum dilarikan ke rumah sakit.
Rujiyanto juga membenarkan status pekerjaan EP sebagai anggota Polri yang bertugas di Polres Asmat.
Kasus polisi meninggal di panti pijat ini masih dalam penyelidikan kepolisian.
Punya riwayat penyakit
Rujiyanto juga mengkonfirmasi adanya riwayat penyakit yang diderita almarhum.
"Adapun korban EP sudah berada di Kota Makassar sejak dua tahun silam dalam rangka berobat dikarenakan korban EP mengalami penyakit gagal ginjal dan diharuskan menjalani cuci darah," kata Rujiyanto.
Selama menjalani pengobatan di Kota Makassar, EP lanjut Rujiyanto, tinggal bersama anaknya.
"Sehari-hari korban tinggal bersama anak sulungnya di Perumahan Telkomas," ujar Rujiyanto.
Baca juga: Ani Pina, Sosok Emak-emak yang Berwajah Mirip Jokowi, Si Perekam Ungkap Kisah Keseharian Ani
Baca juga: Teuku Ryan, Sosok Pria Aceh yang akan Lamar Ria Ricis Akhir September, Ternyata ini Profesinya
• Cara Hemat Penggunaan Gas 3 kg Sampai Berminggu-minggu, Tak Banyak yang Tahu, Anda Harus Segera Coba
Baca juga: Tanaman ini Dulu Cuma Tumbuhan Liar dan Sering Disebut sebagai Makanan Ular, Kini Berharga Mahal
Baca juga: Tanda Seorang Meninggal Husnul Khotimah yang Tampak, Keringat di Dahi Hingga Sampar
Penjelasan Dokter Spesialis soal Pijat
Rasa lelah kerap membuat tubuh tak nyaman.
Untuk meredakannya, banyak orang kerap melakukan pijat pada beberapa bagian tubuh.
Salah satunya adalah pijat kaki yang memang bisa menghapus rasa lelah.
Tak hanya rasa nikmat yang ditimbulkan saat proses memijat, pijat kaki seusai beraktivitas juga sangatlah bermanfaat.
Namun jangan sembarangan, siapa sangka aktivitas itu bisa berbahaya untuk tubuh.
Dokter spesialis bedah toraks dan kardiovaskular Rumah Sakit Pondok Indah, Achmad Faisal, melarang kaki yang bervarises untuk dipijat.
“Kalau sudah muncul varises, jangan dipijat. Mengantar gumpalan darah jadi emboli paru.
"Ini sebabkan serangan jantung,” tegasnya dalam diskusi media yang digelar RSPI, di Jakarta, Rabu (25/4/2018).
Varises menyebabkan permukaan kulit di kaki tampak kebiruan atau ungu.
Perubahan warna tersebut lantaran ada aliran vena yang tidak lancar sehingga gumpalan darah menempel pada dinding pembuluh darah vena.
Penyebab utamanya adalah katup pada vena yang mengalami kegagalan fungsi.
Darah yang mestinya balik ke jantung justru mengalami turbulensi sehingga membeku.
Nah, pemijatan malah meningkatkan risiko serangan jantung karena darah yang menggumpal di vena dalam akan terbawa sesuai alur peredaran darah kecil.
Untuk diketahui, darah dari vena yang minim oksigen dan kaya karbondioksida akan meninggalkan atrium (bilik) kanan jantung.
Lalu, diantarkan menuju serambi (ventrikel) kanan.
Setelah itu, barulah darah bersih diedarkan ke pembuluh darah paru di jantung (arteri pulmonalis).
"Memijat bikin gumpalan darah di vena terlepas. Lalu ikut aliran darah kecil menuju kondisi emboli paru,” jelasnya.
Jika sudah demikian, pembuluh darah paru di jantung akan terhalang oleh gumpalan.
Akibatnya, seseorang bisa tiba-tiba sesak napas layaknya serangan jantung, kata Achmad.
“Kasus ini risiko kematiannya hingga 80 persen,” tandasnya.
Kondisi tersebut harus lekas ditangani karena tergolong kasus gawat darurat.
Namun sayang, tingkat keberhasilan dari operasi juga hanya berkisar pada 20 persen.
Penanganan ini dipersulit oleh pembuluh darah paru yang punya banyak cabang.
“Pembuluh darah paru dibuka satu-satu untuk cari gumpalan di mana. Baru bisa dibuang,” ujar Achmad.
Oleh karena itu, dia benar-benar melarang pijat bagi pasien varises.
Pasien varises lebih dianjurkan untuk mengonsumsi makanan kaya vitamin E.
“Kandungan antioksidan bisa bantu meregenerasi vena yang yang melebar supaya kembali ke posisi semula,” pesannya.