Terbang Bersama F-16 TNI AU, Ini Sosok Pembom B-52 Stratofortress, Pesawat Tua yang Enggan Pensiun

Pertama kalinya dalam sejarah, jet tempur TNI AU melakukan terbang formasi bersama pembom strategis jarak jauh Boeing B-52 Stratofortress diatas

Editor: Iwan Satriawan
Dinas Penerangan TNI AU
TNI Angkatan Udara (AU) dan United State of Pacific Air Force (US PACAF) melaksanakan latihan bersama yang bertajuk “Bomber Exercise” di atas Laut Sulawesi pada Rabu (1/9/2021). 

Sebuah kejutan, bahwa B-52 masih akan terus dioperasikan AS hingga tahun 2050. Itu artinya debut keluarga B-52 bakal mendekati 100 tahun di udara.

Setiap pesawat B-52 terdiri dari delapan mesin. Sejak awal tahun 60-an, B-52 hingga saat ini masih menggunakan jenis mesin Pratt & Whitney TF33-PW-103. TF33-PW-103 sendiri merupakan varian militer dari mesin JT3D yang digunakan pada jet komersial Boeing 707 dan Douglas DC-8.

Dibangun untuk Bawa Nuklir

Dilansir dari laman wikipedia, Boeing B-52 Stratofortress adalah pesawat pengebom strategis bertenaga jet jarak jauh subsonik Amerika. B-52 dirancang dan dibangun oleh Boeing, yang terus memberikan dukungan dan peningkatan pada pesawat ini. B-52 telah dioperasikan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) sejak 1950-an.

Pengebom ini mampu membawa senjata hingga 70,000 pon (31,751 kg) dan memiliki jangkauan tempur lebih dari 8.800 mil (14.080 km) tanpa mengisi ulang bahan bakar di udara.

Dimulai dari tawaran kontrak yang berhasil pada bulan Juni 1946, desain B-52 berevolusi dari pesawat sayap lurus yang ditenagai oleh enam mesin turboprop hingga menjadi purwarupa akhir YB-52 dengan delapan mesin turbojet dan sayap sayung.

B-52 melakukan penerbangan perdananya pada bulan April 1952. Dibangun untuk membawa senjata nuklir untuk misi deterensi Perang Dingin, B-52 Stratofortress menggantikan Convair B-36.

Pengebom ini adalah veteran dari beberapa perang, tetapi B-52 hanya menjatuhkan amunisi konvensional dalam pertempuran yang telah diikutinya. Nama resmi B-52 Stratofortress jarang digunakan, secara informal pesawat ini biasa disebut sebagai BUFF (Big Ugly Fat Fucker/Fella).

B-52 telah beroperasi aktif dengan USAF sejak 1955. Hingga Juni 2019, 58 unit berada dalam layanan aktif, 18 unit dalam cadangan, dan sekitar 12 pesawat lagi dalam penyimpanan jangka panjang.

Semua pesawat ini diterbangkan di bawah Strategic Air Command (SAC) sampai organisasi itu dibubarkan pada tahun 1992 dan pesawatnya diserap ke dalam Air Combat Command (ACC).

Pada 2010, semua B-52 Stratofortresses dipindahkan dari ACC ke Air Force Global Strike Command (AFGSC) yang baru dibuat. Performa yang unggul pada kecepatan subsonik tinggi dan biaya pengoperasian yang relatif rendah telah membuat B-52 tetap beroperasi meskipun sudah ada pesawat yang lebih maju, seperti pesawat berkecepatan Mach 2+ B-58 Hustler, Mach 3 B-70 Valkyrie yang dibatalkan, B-1 Lancer dengan sayap sapuan variabel, dan B-2 yang memiliki kemampuan siluman.

B-52 telah menyelesaikan enam puluh tahun layanan berkelanjutan bersama USAF pada tahun 2015. Setelah ditingkatkan antara tahun 2013 dan 2015, B-52 diharapkan untuk mengabdi hingga tahun 2050-an.

Sejarah

Pada 23 November 1945, Air Materiel Command (AMC) mengeluarkan karakteristik kinerja yang diinginkan untuk pengebom strategis baru "yang mampu menjalankan misi strategis tanpa bergantung pada pangkalan aju dan menengah yang dikendalikan oleh negara lain".

Pesawat itu akan memiliki awak lima atau lebih menara senjata, dan enam awak bantuan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved