Curhat Pilu, Subandi Korban Kebakaran di Pangkalpinang Uang Tabungan Ludes : Yah Tinggal Ini!

Rumah kontrakan yang terbakar tersebut, ditinggali tujuh keluarga terdiri dari 23 orang, satu keluarga asal Pangkalpinang dan enam pendatang

Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
(Bangkapos.com/Cepi Marlianto)
Caption : Subandi (51) korban kebakaran delapan petak rumah kontrakan yang terbakar di Jalan Kenali Asam, Kelurahan Pintu Air, Kecamatan Rangkui, Pangkalpinang, Selasa (23/11/2021) siang. (Cepi Marlianto) 

YAH TINGGAL INI  ujar Subandi satu diantara puluhan korban kebakaran yang terjadi di Jalan Kenali Asam, RT 09, Kelurahan Piuntu Air, Kecamatan Rangkui Kota Pangkalpinang.

Subandi berusaha ikhlas sembari menunjukkan lembaran uang yang gosong. Kerja kerasnya menabung dengan nilai kurang lebih sekitar Rp 4 Juta hangus tak bersisa

" Yah Tinggal ini, nabung selama tiga tahun untuk keluarga, kurang lebih Rp4 juta enggak ada sisanya." ujar Subandi

Peristiwa kebakaran tersebut, menghanguskan setidaknya delapan petak rumah kontrakan.

Rumah kontrakan yang terbakar tersebut, ditinggali oleh tujuh keluarga terdiri dari 23 orang, dimana satu keluarga asal Pangkalpinang dan enam pendatang dari luar Bangka Belitung.

Ditemui bangkapos.com, Wajah Subandi (51) terlihat sedih.

Uang tabungan yang selama ini dikumpulkannya hangus karena kebakaran besar yang terjadi di Jalan Kenali Asam, RT 09, Kelurahan Pintu Air, Kecamatan Rangkui, Kota Pangkalpinang.

Pandangan Subandi tempak kosong saat menatap reruntuhan rumah kontrakan semi permanen yang selama ini ditempati bersama istri dan dua anaknya rata dengan tanah usai terbakar, Selasa (23/11) pagi sekitar pukul 07.30 WIB.

Baca juga: Uang Koin Rp 1000 Gambar Kelapa Sawit Seperti Ini Harganya, Hubungi Nomor Ini

Baca juga: Wijin Matanya Kemana Sih? Lirikan Nakal Kekasih ke Bagian Sensitif Gisel Bikin Penasaran

Korban kebakaran yang mengais di reruntuhan usai api yang menghanguskan delapan petak rumah kontrakan di Jalan Kenali Asam Kecamatan Rangkui Kota Pangkalpinang, Selasa (23/11/2021)
Korban kebakaran yang mengais di reruntuhan usai api yang menghanguskan delapan petak rumah kontrakan di Jalan Kenali Asam Kecamatan Rangkui Kota Pangkalpinang, Selasa (23/11/2021) ((Bangkapos.com/Cepi Marlianto))

Sosok pria berbaju coklat muda ini terlihat lemas.

Tangan kanan Subandi tampak memegang sejumlah uang yang didominasi pecahan Rp 100 ribu.

Namun uang-uang itu terlihat sudah hangus, gosong terbakar.

"Yah tinggal ini (menunjukkan lembaran uang yang gosong), nabung selama tiga tahun untuk keluarga. Kurang lebih Rp4 juta enggak ada sisanya," ujar Subandi kepada Bangka Pos sembari menunjukkan beberapa lembaran uang yang telah terbakar dengan raut wajah sedih, Selasa (23/11) siang.

Saat terjadi kebakaran Subandi berharap uang tabungan yang disimpanya di kaleng bekas susu tidak ikut terbakar.

Namun harapannya pupus setelah mengggali dan mencari di reruntuhan kayu dan tembok rumah yang sudah menjadi puing-puing, sekitar lima menit dirinya hanya bisa gigit jari.

Pasalnya uang tabungan yang dia kumpulkan dari hasil berdagang hanya tersisa sejumlah lembaran uang yang sudah gosong terbakar.

Baca juga: Durasinya Ada 19 Detik Pemeran Video Asusila Garut Ternyata Penyanyi Dangdut dan Selebgram

Baca juga: Demi Selamatkan Nyawa Anaknya, Seorang Ibu Nekat Berkelahi dengan Singa Gunung, Akhirnya

Subandi mengaku dirinya sedih karena uang-uang itu tak bisa lagi digunakan.

"Tapi ya, mau gimana lagi, saya ikhlaskan saja. Toh uangnya sudah nggak bisa dipakai," ucapnya lirih.

Subandi menceritakan, awalnya dirinya tak mengetahui bahwa tempat tinggalnya terbakar.

Saat itu, Subandi baru pulang dari pasar dan kembali ke rumah untuk mengambil alat pemetik petai.

Namun dia kaget bukan kepalang, setelah mengetahui rumahnya sudah dilahap api dan sejumlah warga sudah mulai lari berhamburan untuk memadamkan api dengan alat seadanya.

Tanpa pikir panjang, Subandi langsung mencari anak dan istrinya terlebih dahulu untuk diselamatkan.

Karena saat ditinggal kedua anaknya masih terlelap tidur.

Sejumlah rumah kontrakan semi permanen
di jalan Kenali Asam, RT 09, Kelurahan Pintu Air, Kecamatan Rangkui, Kota Pangkalpinang, dilahap si jago merah, Selasa (23/11/2021) pagi
Sejumlah rumah kontrakan semi permanen di jalan Kenali Asam, RT 09, Kelurahan Pintu Air, Kecamatan Rangkui, Kota Pangkalpinang, dilahap si jago merah, Selasa (23/11/2021) pagi (Bangkapos.com/Anthoni Ramli)

Saking paniknya, warga asal Jawa Barat ini tidak sempat membawa harta benda apapun untuk diselamatkan.

"Saya panik, sampai rumah api sudah berkobar. Saya tidak tahu kalau itu kontrakan saya," katanya.

Dari seluruh barang di dalam rumah, kata bapak dua anak ini, dia hanya bisa menyelamatkan sepeda motor yang saat itu kebetulan dipakainya ke pasar.

Selain itu, hanya kaus yang melekat di badan satu-satunya harta benda yang terbawa.

Tak hanya itu seluruh seragam sekolah dan perlengkapan sekolah anaknya hangus terbakar.

Sementara itu alat rumah tangga lain seperti televisi, surat-surat, dan kulkas, berikut alat-alat jualan Subandi seperti kain gorden dan besinya tak luput dari kebakaran.

"Kebetulan saya pagi jualan buah-buahan di Pasar Pagi. Kalau malam jual gorden di pasar malam," terang pria yang telah tiga tahun mengontrak di tempat itu.

Dari kebakaran itu, Subandi menaksir mengalami kerugian hingga Rp15 juta. Itu termasuk dengan tabungan dan peralatan dagangnya yang mencapai Rp5 juta.

Saat ini Subandi bersama puluhan korban kebakaran lainnya masih menumpang di rumah pemilik kontrakan.

"Rencananya hari ini mau menumpang di rumah keluarga. Tapi Alhamdulillah sudah ada bantuan dari Dinas Sosial tadi," pungkasnya.

Sedang tidur

Seorang penghuni kontrakan yang terbakar lainnya, Kulbi (42) menceritakan saat kebakaran terjadi dirinya masih terlelap tidur.

Dia sontak terbangun lantaran mendengar teriakan anaknya yang memberitahukan rumah kontrakan mereka terbakar.
“Saat itu anak saya teriak ada. Ketika saya bangun kobaran api telah membumbung melahap bagian atap rumah,” kata Kulbi kepada Bangka Pos ditemui di tempatnya mengungsi, Selasa (23/11) pagi.

Tanpa berpikir panjang, Kulbi pun segera membawa semua anggota keluarganya keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Saking paniknya, Kulbi tak sadar keluar rumah hanya mengenakan kain sarung.

"Pas bangun saya lihat api di atap rumah sudah besar, saya langsung keluar pakai sarung saja. Pokoknya hitungan menit lah api langsung membesar dan menyambar rumah rumah lainnnya," tambah pedagang asal Tangerang, Provinsi Banten ini.

Kulbi menyebut, dia dan tetangga tak mampu berbuat banyak untuk memadamkan api.

Bangunan rumah yang mayoritas berbahan kayu, membuat kobaran api kian cepat membesar.

"Pokoknya saya dan tetangga tidak bisa berbuat apa-apa lagi, sudah panik api dengan cepat membesar, jadi lebih baik memilih keluar rumah saja," kata Kulbi.

Ia mengaku hampir seluruh harta benda miliknya, ludes dilahap si jago merah. Mulai dari uang, sepeda motor, dokumen dan surat-surat penting seperti BPKB dan STNK hangus tak bersisa.

"Tak sempat lagi mikirin barang, api sudah besar jadi saya, anak dan istri memilih menyelamatkan diri. Semua barang kita habis terbakar," keluh Kulbi

Namun, Kulbi masih bersyukur mobil pikap dan barang dagangan yang biasa dia jajakan di pasar malam berhasil diselamatkan tetangga sekitar.

"Yang lain habis, tapi Alhamdulillah mobil dan barang dagangan masih bisa diselamatkan dengan cara didorong beramai-ramai," sebut Kulbi.

Lanjut Kulbi saat kebakaran terjadi dia sempat mendengar suara ledakan.

"Saat terjadi kobaran api, saya juga sempat mendengar suara ledakan. Kedengerannya cuma sekali, suaranya cukup menggelegar," ungkapnya.

Sejumlah pengungsi korban kebakaran delapan petak rumah kontrakan di Jalan Kenali Asam, Kelurahan Pintu Air, Kecamatan Rangkui, Pangkalpinang,  Kepulauan Bangka Belitung saat mengungsi di rumah milik warga, Selasa (23/11/2021).
Sejumlah pengungsi korban kebakaran delapan petak rumah kontrakan di Jalan Kenali Asam, Kelurahan Pintu Air, Kecamatan Rangkui, Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung saat mengungsi di rumah milik warga, Selasa (23/11/2021). ((Bangkapos.com/Cepi Marlianto))

Diduga korsleting

Kebakaran diduga dipicu korsleting atau arus pendek listrik.

Kondisi rumah yang berdempetan dan berdinding papan, serta kencangnya hembusan angin memperparah keadaan hingga membuat api cepat menjalar mengahnguskan delapan petak rumah kontrakan milik ibu Zainal tersebut.

Sebanyak tiga unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi kejadian. Petugas dibantu warga berjibaku memadamkan si jago merah.

Kobaran api berhasil dipadamkan satu setengah jam setelah kejadian.

Beruntung tidak ada korban jiwa karena musibah kebakaran tersebut.

Namun dua warga harus mendapatkan perawatan karena menderita luka bakar. Sementara tujuh kepala keluarga atau sebanyak 23 orang yang menghuni kontrakan tersebut mengungsi ke rumah pemilik kontrakan.

Sementara pihak kepolisian yang berada di lokasi langsung memasang garis polisi karena banyaknya warga yang menonton agar tidak mengganggu proses pemadaman dan identifikasi.

Sejumlah warga korban kebakaran saat mengais barang berharga miliknya di reruntuhan bangunan delapan petak rumah kontrakan yang terbakar di Jalan Kenali Asam, Kelurahan Pintu Air, Kecamatan Rangkui, Pangkalpinang, Selasa (23/11/2021) siang.
Sejumlah warga korban kebakaran saat mengais barang berharga miliknya di reruntuhan bangunan delapan petak rumah kontrakan yang terbakar di Jalan Kenali Asam, Kelurahan Pintu Air, Kecamatan Rangkui, Pangkalpinang, Selasa (23/11/2021) siang. ((Cepi Marlianto))

Luka bakar

Petugas kesehatan dari Puskesmas Melintang, Endah menyebut, setidaknya ada dua orang yang mengalami luka bakar di bagian punggung dan lengan mencapai 20 sampai 30 persen.

"Untuk korban itu sudah kita tangani dan masih bisa diatasi dengan diberi obat," kata dia.

Menurut Endah, sebagian korban yang mengalami luka bakar sebelumnya tidak mengetahui bagian tubuhnya mengalami luka.

Akan tetapi setelah dilakukan pemeriksaan, didapati dua orang yang mengalami luka bakar akibat kebakaran tersebut.
"Saat kami datang mereka belum ada keluhan, tetapi setelah kami periksa ternyata mereka mengalami luka bakar," ujar Endah. 

Terpisah Kepala Dinas Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran, Kota Pangkalpinang, Efran menyebut, kebakaran tersebut terjadi sekitar pukul 07.30 WIB.

"Setelah mendapatkan informasit, petugas langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP)," kata dia kepada Bangka Pos.

Efran berujar, bangunan yang terbuat dari papan menjadi penyebab api cepat menjalar kebangunan lain. Namun, sekitar satu jam 30 menit kemudian api berhasil dipadamkan setelah petugas menerjunkan tiga unit mobil pemadam kebakaran.

"Ini adalah kontrakan lama kebanyakan kosong dan tidak berpenghuni. Untuk penyebab kebakaran kita juga belum tahu, nanti ada petugas kepolisian yang mendalami hal itu," terang Efran.

Pantauan Bangka Pos di lokasi kejadian, Selasa (23/11) sekitar pukul 10.00 WIB api sudah berhasil dipadamkan.

Namun kepulan asap tipis masih terlihat dari sisa-sisa rumah kontrakan yang terbakar tersebut. Bau kayu yang terbakar juga masih tercium di lokasi kejadian.

Masyarakat sekitar juga masih tampak berdatangan ke lokasi kebakaran.

Sementara itu petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Tagana Kota Pangkalpinang masih mencoba mendata korban kebakaran tersebut.

Sejumlah korban kebakaran masih bertahan di rumah pemilik kontrakan yang tak jauh dari lokasi kebakaran.

Mereka tampak berkumpul di depan teras, sembari menyantap hidangan yang telah disediakan oleh Dinas Sosial Kota Pangkalpinang.
Selain itu berbagai macam bantuan juga telah datang, mulai dari pakaian, selimut hingga obat-obatan. 

Kebutuhan Korban Dijamin Pemkot

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial Kota Pangkalpinang, Khotaman Barka meninjau lokasi dan korban kebakaran di Jalan Kenali Asam, Kelurahan Pintu Air, Kecamatan Rangkui, Selasa (23/11) siang.

Khotaman mengatakan, data terakhir yang diperoleh pihaknya terdapat delapan petak rumah kontrakan yang ludes terbakar akibat kebakaran yang terjadi tadi pagi.

Delapan petak rumah kontrakan tersebut ditinggali oleh tujuh keluarga terdiri dari 23 orang, dimana satu keluarga asal Pangkalpinang dan enam pendatang dari luar Bangka Belitung.

"Sejauh ini ada sekitar delapan petak rumah yang terbakar dan tujuh keluarga yang menjadi korban kebakaran ini," kata dia kepada Bangka Pos.

Mantan Camat Gerunggang ini memastikan, Pemerintah Kota Pangkalpinang sudah bergerak cepat untuk menangani korban kebakaran tersebut dan memastikan seluruh warga dalam keadaan selamat.

Dia juga menjamin, seluruh kebutuhan dasar para pengungsi dapat terpenuhi selama rumah mereka yang dilalap si jago merah belum bisa ditinggali kembali.

"Kita sudah menyediakan bantuan seperti selimut, kasur, terpal hingga makanan. Nanti kalau logistik kurang akan kami ambilkan dari provinsi karena sudah ada stok dari Dinas Sosial," beber Khotaman.

Khotaman berujar, pihaknya telah bersedia menyediakan tempat tinggal sementara yang aman dengan mendirikan tenda darurat bagi para pengungsi untuk dapat ditinggali sementara selama proses pemulihan pascakebakaran.

Akan tetapi sejauh ini, para korban kebakaran lebih memilih untuk tinggal di rumah kerabatnya yang tak jauh dari lokasi kejadian.

"Kita akan sediakan tenda darurat, tetapi mereka mengaku ada keluarga masing-masing. Mereka memilih tinggal sementara di rumah kerabatnya masing-masing," pungkasnya.

(Bangkapos.com Anthoni, Cepi Marlianto)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved