Timor Leste Mati-matian Ogah Pakai Bahasa Indonesia, Tapi Cuma 10% Rakyatnya Pakai Bahasa Portugis
Sejak berdaulat penuh pada 20 Mei 2002, Timor Leste menjadikan Tetum dan Portugis sebagai bahasa resmi.
Meskipun tidak lagi menjadi bahasa resmi, Bahasa Indonesia, bersamaan dengan bahasa Inggris, memiliki status ‘bahasa kerja’ di bawah Konstitusi.
Bahasa Indonesia juga masih digunakan secara luas.
Apalagi, di antara pemuda yang dididik sepenuhnya di bawah sistem Indonesia, yang penggunaan bahasa Portugis atau Tetum malah dilarang.
Bagi banyak orang Timor-Leste yang lebih tua, bahasa Indonesia memiliki konotasi negatif dengan rezim Suharto.
Namun, banyak orang muda telah menyatakan kecurigaan atau permusuhan terhadap penggunaan kembali bahasa Portugis.
Mereka melihat sebagai 'bahasa kolonial' dengan cara yang sama seperti orang Indonesia melihat bahasa Belanda.
Sementara itu, budaya dan bahasa Belanda memiliki pengaruh yang kecil terhadap budaya Indonesia, budaya Timor Timur dan Portugis menjadi saling terkait.
Terutama melalui perkawinan silang, seperti halnya bahasa.
Pemuda Timor Leste juga merasa dirugikan dengan penggunaan bahasa Portugis.
Mereka menuduh, para pemimpin negara itu menyukai orang-orang yang baru saja kembali dari luar negeri.
Artikel ini telah tayang di suar.grid.id