Militer dan Kepolisian

Akhirnya Korut dan Korsel Setuju Akhiri Gencatan Senjata Kedua Negara, Namun Ini yang Mengganjal

Presiden Korea Selatan Moon Jae In, mengatakan bahwa keempat negara telah membuat perjanjian “pada prinsipnya” untuk secara resmi mengumumkan perang

Editor: Iwan Satriawan
Nation State Forums
Perang Korea 

Akibatnya, banyak tentara Amerika yang kehausan dan terpaksa minum air sawah yang sudah bercampur kotoran manusia. Penyakit usus pun menyebar disertai penyakit-penyakit lainnya.

Pada akhir musim panas Presiden Harry Truman dan Jenderal Douglas MacArthur yang bertanggung jawab atas medan perang Asia, memutuskan tujuan perang baru. Bagi Sekutu, Perang Korea kini menjadi ofensif, untuk "membebaskan" Utara dari komunisme.

Awalnya strategi baru ini sukses. Serangan amfibi di Incheon yang disebut Inchheon Landing mendorong Korut keluar dari Seoul dan kembali ke wilayahnya sesuai pembagian garis paralel ke-38.

Akan tetapi setelah pasukan AS melintasi perbatasan dan menuju ke utara lewat Sungai Yalu yang merupakan perbatasan Korut dengan China, Beijing mulai khawatir dan menyebutnya "agresi bersenjata terhadap wilayah China."

Mao Zedong lalu mengirim pasukan ke Korut dan memperingatkan AS untuk menjauh dari perbatasan Sungai Yalu, kecuali jika memang ingin perang skala besar.

Gencatan senjata terlama

Hingga Juni 1951 garis depan terpaku pada kawasan yang kini disebut Zona Demiliterisasi tak jauh dari divisi pra-perang sepanjang garis paralel ke-38.

Selama dua tahun konflik AS terus membombardir Korea Utara meski Soviet menyediakan bantuan udara, membuat pertempuran tersebut menemui jalan buntu.

Setelah dua tahun membangun kepercayaan disertai 158 pertemuan, gencatan senjata tercipta pada Juli 1953 dan diteken Korut, China, serta Komando PBB.

Namun Rhee yang masih ingin mengalahkan "saudaranya", menolak untuk membubuhkan tandatangannya di kertas perjanjian.

Perang Korea relatif singkat tetapi memakan sangat banyak korban jiwa yakni hampir 5 juta orang. Lebih dari setengahnya adalah warga sipil.

Ini merupakan jumlah korban sipil tertinggi daripada Perang Dunia II dan Perang Vietnam.

Di kubu AS sendiri, korban tewasnya mendekati angka 40.000 dan lebih dari 100.000 yang luka-luka.

Perjanjian gencatan senjata seharusnya diakhiri dengan perjanjian damai, tapi sampai sekarang tak kunjung terlaksana.

Diberitakan AFP, Washington masih menempatkan 28.500 serdadunya di Korsel, dan Korut terus mengembangkan senjata nuklir serta rudal jarak jauh untuk membendung invasi AS.

Negara yang kini dipimpin cucu Kim Il Sung, Kim Jong Un, tersebut masih menjadi subyek serangkaian sanksi dari Dewan Keamanan PBB.

Hingga 70 tahun sejak berakhirnya konflik, baik Korut dan Korsel masih mengklaim sebagai penguasa sah dari Semenanjung Korea.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved