Berita Pangkalpinang
Ikan Tempalak Endemik Babel Terancam Punah, Jenis Ini Hanya Ditemukan di Selatan Pulau Bangka
SepengetahuanPendiri dari Yayasan Ikan Endemik Bangka Belitung The Tanggokers, Landa ikan tempalak ini ada enam jenis.
Penulis: Cici Nasya Nita | Editor: khamelia
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Ikan cupang alam atau endemik asli Bangka Belitung kini sudah mulai sukar dijumpai.
Ikan ini biasa dikenal masyarakat Bangka Belitung dengan sebutan ikan tempalak atau ikan tepalak.
Memiliki ciri khas warna yang cantik dan bentuk yang mungil hingga biasa menjadi ikan hias.
SepengetahuanPendiri dari Yayasan Ikan Endemik Bangka Belitung The Tanggokers, Landa ikan tempalak ini ada enam jenis.
Dari keseluruhan itu, tiga jenisnya masuk dalam kategori ikan endemik meliputi Wild Betta burdigala (tempalak mirah), yang mana penyebaran terbatas hanya ada pada daerah Bangka Selatan dengan ukuram 3-3,5 cm.
Kedua, Wild Betta schalleri (Tempalak Pungor), dengan ukuran 8-10 cm.
Ketiga, Wild Betta chloropharinx dengan ukuran 10-12 cm.
Ketiga jenis endemik ini masuk kategori terancam punah IUCN dengan status CR/Critical Endengered (Sangat Terancam Punah).
"Tiga jenis ini endemik, hanya yang Wild Betta burdigala yang ditemukan di Selatan pulau Bangka. Kalau dua jenis lainnya di seluruh daerah itu ada, tetapi memang sekarang susah ditemukan," ujar Landa, Selasa (11/1/2022).
Sementara ada dua jenis ikan tempalak ada yang masuk kategori native atau lokal yakni Wild Betta shimorum (Tempalak Lelap) dan Wild Betta edithae (Tempalak Rabang)
"Satu lagi ada Wild Betta Sp Bangka (Tempalak Gunung), jenis cupang alam yang satu-satu di Pulau Bangka denga Habitat yang berbeda dengan lima jenis lainnya.
Dimana jenis ini mendiami perairan clean water perbukitan dengan arus deras bersarang pada lobang-lobang batu pada aliran Habitat dan jenis ini merupakan predator utama pada Habitatnya.
Jenis ini sangat perlu adanya pengujian kembali dari para ahli perikanan lokal ataupun LIPI Perikanan guna memastikan spesies yang sebenarnya," katanya.
Pihaknya mengaku menyayangkan jenis ikan endemik yang menjadi kebanggan daerah ini sudah sukar ditemukan.
"Kami menilai, lasan kepunahan ikan ini dampak pertambangan mengakibatkan pendangkalan dan perubahan habitat, selain itu dulu hutan kini menjadi lahan perkebunan sehingga itu mengakibatkan kantong air mengering serta masifnya pemburuan liar," jelasnya.