Militer dan Kepolisian
Semakin Memanas, Rusia Kirim Pasukan untuk Latihan Perang Besar, Inggris Pasok Senjata ke Ukraina
sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki menggambarkan langkah pasukan Rusia ke Belarus sebagai bagian dari "situasi yang sangat berbahaya
Lavrov menanggapi dengan menyatakan kembali argumen Moskwa, bahwa mereka bebas untuk mengerahkan pasukannya di mana pun yang dianggap perlu di wilayahnya.
"Kami tidak dapat menerima tuntutan tentang angkatan bersenjata kami di wilayah kami sendiri," kata Lavrov.
"Kita tidak mengancam siapa pun, tetapi kami mendengar ancaman kepada kami."
Baerbock menekankan bahwa Barat siap "untuk dialog serius tentang kesepakatan bersama dan langkah-langkah untuk membawa semua orang di Eropa lebih aman."
Inggris Kirim Senjata Khusus
Buntunya negosiasi dengan Rusia membuat bantuan militer semakin deras mengalir ke Ukraina.
Belakangan ini, giliran Inggris Raya dan Kanada mengirimkan bantuan.
Inggris Raya dilaporkan menyuplai senjata antitank ke Ukraina.
Sedangkan Kanada mengirimkan satu unit pasukan khusus.
Ukraina terancam agresi Rusia yang telah mengonsentrasikan sekitar 100.000 tentara di perbatasan.
Amerika Serikat (AS) menuduh Kremlin sedang menyiapkan dalih untuk menginvasi Ukraina. Namun, tuduhan ini dibantah dengan tegas oleh Moskow.
Rusia enggan membubarkan konsentrasi pasukan sebelum NATO menjamin tak akan menerima Ukraina atau negara bekas Uni Soviet lain sebagai anggota.
Akan tetapi, NATO menolak tuntutan tersebut. Pertemuan petinggi NATO dan Rusia pada pekan lalu pun tak menghasilkan kesepakatan berarti.
Buntunya negosiasi itu membuat Kyiv khawatir tetangganya bisa menyerang sewaktu-waktu. Ukraina pun meminta bantuan persenjataan dari Barat.
Inggris latih militer Ukraina
Selain mengirim persenjataan antitank, kontingen Inggris Raya juga akan menetap sementara untuk melatih pasukan Ukraina.