Militer dan Kepolisian
TNI AL Kian Garang, Dapat Hibah 3 Kapal Perang Korvet Pohang Class, Ini Sosok dan Persenjataannya
Yudo mengungkapkan, TNI AL akan menyambut kedatangan kapal korvet angkatan laut Korea Selatan di Indonesia dan siap bekerja sama dalam
Penulis: Iwan Satriawan CC | Editor: Iwan Satriawan
Ia berharap dapat mengunjungi tempat-tempat yang menarik di Indonesia selama kunjungan kerja tersebut.
Korvet Pohang Class
Dilansir dari indomiliter.com, jenis kapal perang yang akan dihibahkan Korea Selatan untuk TNI AL, adalah korvet Pohang Class.
Dengan Indonesia menerima Pohang Class, maka akan mensejajarkan Indonesia dengan Filipina, Vietnam, Mesir, Peru dan Kolombia, kelima negara yang juga mendapatkan paket hibah Pohang Class dari Seoul.
Dalam proyek hibah ke Kolombia, Korsel menyerahkan korvet ini dalam kondisi yang cukup baik, setelah melewati program rekondisi.
Nampak saat diserahkan kapal perang masih dilengkapi meriam OTO Melara 76 mm dan Otobreda 40 L/70 mm.
Di korvet Pohang Class, kedua paket senjata di haluan tersebut juga diadopsi dalam konfigurasi yang sama di bagian buritan, jadilah ada kanon kembar untuk OTO Melara 76 mn dan Otobreda 40mm L/70 twin naval.
Konfigurasi tersebut menjadikan postur kekuatan kapal perang ini merata pada bagian depan dan belakang.
Dibuat oleh Hyundai Heavy Industries, Pohang Class tergolong korvet laris, total ada 24 unit korvet ini yang berhasil dibuat, dimana 18 unit saat ini masih beroperasi.
Pada Pohang Class generasi perdana, korvet ini dilengkapi empat peluncur rudal anti kapal Harpoon, namun seiring uzurnya penggunaan kapal perang ini, menjadikan opsi Harpoon dihapus.
Walau secara bertahap akan dipensiunkan, namun sampai saat ini masih ada sekitar 12 unit Pohang Class yang dioperasikan AL Korsel, dimana generasi terbaru korvet ini sudah dilengkapi rudal anti kapal 2 x 2 SSM-700K Haeseong dan rudal hanud Mistral.
Jika rencana hibah ini jadi tereaslisasi, harapan besar agar Pohang Class yang diterima TNI AL dala kondisi dilengkapi persenjataan secara layak dan siap tempur.
Tak bisa dipungkiri, meski bertajuk hibah, umumnya negara penerima hibah juga akan mengeluarkan anggaran tersendiri, mulai dari biaya rekondisi, pelatihan sampai penyiapan sistem persenjataan dan elektronik yang terkait.
