Imlek 2022
Ini Budaya Imlek di Bangka yang Tak Ada di Daerah Lain
Sejumlah tradisi unik rupanya masih kerap dilakukan masyarakat Tionghoa di Bangka Belitung untuk menyambut Imlek.
Penulis: Andini Dwi Hasanah | Editor: khamelia
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Perayaan Imlek tinggal menghitung hari. Tahun ini, Tahun Baru China jatuh pada Selasa (1/2/2022) nanti. Sejumlah tradisi unik rupanya masih kerap dilakukan masyarakat Tionghoa di Bangka Belitung untuk menyambut Imlek.
Bahkan budaya atau tradisi orang Tionghoa di Bangka Belitung kerap kali juga diikuti oleh masyarakat pribumi atau orang Melayu.
Sejarawan dan budayawan Bangka Belitung sekaligus penerima anugerah kebudayaan Akhmad Elvian menyebut, memang ada sedikit perbedaan perayaan imlek atau yang lebih kerap disapa masyarakat Bangka Belitung Kongian, dengan daerah lainnya.
Kata Elvian, saat perayaan Kongian di Bangka bukan hanya masyarakat Tionghoa saja yang merayakan melainkan keluarga atau keturunan mereka yang sudah beragama islam masih tetap merayakan hari raya imlek.
"Jadi tradisi yang saling kunjung saat hari raya itu sebetulnya tradisi yang diwariskan oleh orang-orang Tionghoa. Hitungan hari puncak kongian itu sampai tanggal 15 Januari nanti yang disebut cap go meh itu puncaknya dan orang islam di Bangka juga sama selalu menghitungkan lebaran kesatu, kedua, dan seterusnya itu meniru sebetulnya," jelas Elvian kepada Bangkapos.com, Jumat (28/1/2022).
Sebab leluhur Bangka Belitung itu orang-orang Tionghoa, Elvian mengatakan tak jarang memang kebiasaan-kebiasaan saat imlek itu ditiru oleh orang pribumi hingga sekarang.
"Seperti begitu giat bekerja menjelang idul fitri, semuanya diganti dengan baru, kursi baru, lemari baru, halaman rumah dibersihkan. Kemudian ampau THR kita yang biasanya warna hijau itu jelas meniru ampau orang-orang Cina," tuturnya.
"Jadi proses asimilasi di Bangka Belitung itu begitu kental, berbeda di tempat lain. Sampai begitu lewat toleransi kita untuk perayaan imlek, ga jarang orang-orang Tionghoa itu rela memanggil tukang masak agar kita yang orang pribumi bisa juga menikmati hidangan itu," tambahnya.
Adapun tradisi yang kerap dilakukan masyarakat Tionghoa saat perayaan Kongian:
1. Bersih-bersih rumah sebelum Imlek
Untuk menyambut imlek, biasanya masyarakat Tionghoa melakukan bersih-bersih rumah. Sebab, selama perayaan Tahun Baru Imlek, mereka dilarang bersih-bersih. Alasannya, bersih-bersih saat Imlek dipercaya akan membuang semua keberuntungan yang ada di rumah itu.
2. Mendekor Rumah
Setelah bersih-bersih, masyarakat Tionghoa biasanya akan mendekor rumah mereka dengan pernak-pernik khas Imlek. Biasanya, dekorasi ini identik dengan warna merah, sesuai warna khas Imlek.
3. Berkumpul Bersama Keluarga dan Tampil Serba Merah
Saat hari perayaan Imlek, masyarakat Tionghoa masih mempertahankan tradisi untuk berkumpul bersama keluarga. Momen ini ditujukan untuk mempererat tali persaudaraan. Dan biasa mereka kompak mengenakan busana bernuansa merah.
4. Menyediakan Kudapan Khas Imlek
Saat berkumpul bersama keluarga, tentunya ada makanan yang disajikan di meja untuk disantap. Ada sejumlah makanan khas imlek yang dipercaya membawa keberuntungan dan kemakmuran bagi yang menyantapnya. Tidak hanya orang Tionghoa tapi masyarakat pribumi juga bisa menyantapnya, sebab memang sudah dipersiapkan khusus.
5. Angpao
Imlek belum lengkap rasanya jika belum bagi-bagi angpao. Angpao biasanya berisi sejumlah uang yang dimasukkan dalam amplop. Anggota keluarga yang sudah berkeluarga dan memiliki rejeki lebih akan memberi angpao pada anak-anak dan sanak-saudara yang sudah menikah.
6. Sembahyang
Sembahyang untuk leluhur yang telah meninggal dunia. Ini bisa dilakukan di rumah satu hari menjelang Imlek. Yakni dengan dupa dan lilin yang dinyalakan, serta menyajikan persembahan makanan.
7. Barongsai
Atraksi Barongsai sangat populer dan selalu dinantikan, bukan hanya masyarakat Tionghoa, namun juga masyarakat luas. Dalam kepercayaan Tionghoa, Barongsai merupakan lambang kebahagiaan dan tarian singa ini dipercaya membawa keberuntungan serta mengusir roh-roh jahat.
(Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah)