Imlek 2022
Sejarah Masuknya Masyarakat Tionghoa ke Indonesia, Suku Hakka Ternyata Migrasi ke Bangka Karena Ini
Seperti yang tertulis di wikipedia Imigran Tionghoa ke kepulauan Indonesia hampir seluruhnya berasal dari berbagai suku Tanka.
Penulis: Nur Ramadhaningtyas | Editor: fitriadi
BANGKAPOS.COM - Menjelang Tahun Baru Imlek, masyarakat Tionghoa mulai disibukkan dengan berbagai aktivitas.
Membersihkan rumah, menghias kelenteng, membeli pernak pernik jadi rutinitas satu kali dalam setahun bagi mereka.
Melansir Kompas.com, Imlek dirayakan berdasarkan penanggalan yang berpijak pada pergerakan bulan.
Tradisi ini dipegang turun menurun oleh masyarakat Tionghoa di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa historiografi atau penulisan sejarah Indonesia tidak lepas dari peran bangsa China di Indonesia.
Aktivitas kerajaan di Nusantara misalnya, yang sudah terekam dalam jurnal atau catatan penjelajah China sejak abad ke-4 hingga abad ke-7.
Dengan demikian, tidak heran jika kemudian aktivitas masyarakat Tionghoa di Nusantara juga berkembang.
Baca juga: Sudah Berkiprah sejak Jaman Kerajaan, Inilah Sejarah Lengkap Etnis Tionghoa di Indonesia
Baca juga: Sejarah Lengkap Masuknya Orang Cina ke Pulau Bangka, Pertama Kali Ada di Muntok Sebagai Penambang
Baca juga: Sejarah Perayaan Imlek di Indonesia, Puluhan Tahun Dilarang Akhirnya Dirayakan Terbuka dan Meriah
Hingga kemudian, masyarakat Tionghoa juga berkontribusi dan memiliki peran besar dalam perjalanan sejarah Indonesia.
Lantas apa yang menjadi dasar pergerakan imigrasi yang dilakukan masyarakat China ke Indonesia?

Seperti yang tertulis di wikipedia Imigran Tionghoa ke kepulauan Indonesia hampir seluruhnya berasal dari berbagai suku Tanka yang sekarang menjadi provinsi Fujian dan Guangdong di Tiongkok selatan.
Hampir semua orang Indonesia Tionghoa adalah keturunan patrilineal.
Suku Tanka adalah kelompok pertama orang Cina yang menetap dalam jumlah besar.
Keturunan Hokkien Tanka merupakan kelompok dominan di Indonesia bagian timur, Tengah dan Jawa Timur serta pantai barat Sumatera .
Mereka lebih disukai sebagai buruh perkebunan di Sumatera tetapi telah menjadi pedagang di daerah-daerah lainnya.
Kemudian dari tahun 1628 hingga 1740, ada lebih dari 100.000 orang suku Hakka dari daerah Meixian tinggal di Batavia dan pulau Jawa.
Baca juga: 1 Februari Warga Tionghoa Rayakan Tahun Baru China, Ini Contoh Ucapan Selamat Imlek 2022
Baca juga: 20 Link Twibbon Ucapan Selamat Imlek 2022, Cocok Dikirim Via WhatsApp, Instagram, dan Facebook
Baca juga: No Ribet, Ini Cara Membuat Twibbon Ucapan Selamat Imlek 2022
Suku Hakka, tidak seperti suku Hokkien dan Teochew, mereka berasal dari daerah pedalaman pegunungan di Guangdong dan tidak memiliki budaya maritim.
Karena daerah asal mereka yang tidak produktif, orang Hakka beremigrasi karena kebutuhan ekonomi.
Dari tahun 1850 hingga 1930 mereka berimigrasi dan termasuk golongan masyakarat China termiskin.
Meskipun awalnya mereka mendiami pusat-pusat pertambangan di Kalimantan bagian barat dan Pulau Bangka, Hakka kemudian tertarik pada pertumbuhan pesat Batavia dan Jawa Barat pada akhir abad ke-19.
Orang Hakka, terkenal di seluruh Asia Tenggara sebagai pekerja tambang.
Migrasi mereka pada abad ke-19 sebagian besar diarahkan ke tambang timah Bangka, di lepas pantai timur Sumatera.
Baca juga: Ini Budaya Imlek di Bangka yang Tak Ada di Daerah Lain
Baca juga: 16 Pantangan Bagi Warga Tionghoa Sebelum Merayakan Imlek dari Makan hingga Hindari Pencurian
Baca juga: Makna Kue Keranjang Hidangan Khas Warga Tionghoa saat Merayakan Imlek
Mereka awalnya terkenal sebagai pengrajin karena kontak dekat dengan orang Eropa di Guangdong dan Hong Kong kemudian belajar tentang mesin dan kesuksesan industri.
Di kota-kota di Indonesia, mereka menjadi pengrajin, pekerja mesin, dan pemilik usaha kecil seperti restoran dan jasa pemeliharaan hotel.
Perkembangan lebih lanjut adalah dengan penemuan adanya koloni masyarakat Tionghoa di Tuban, Gresik, Jepara, dan Lasem pada pemerintahan Kerajaan Airlangga.
Sejumlah catatan sejarah itu memperlihatkan bahwa masyarakat Tionghoa sudah ada sejak lama dan menjadi bagian penting dalam terbentuknya masyarakat Indonesia di masa depan.
(Bangkapos.com/Nur Ramadhaningtyas)