Militer dan Kepolisian
Begini Kerasnya Latihan Menjadi Anggota Pasukan Elit Legendaris Navy SEAL, Sampai Korbankan Nyawa
Tragedi terjadi setelah keduanya menyelesaikan kelas BUD/S yang mencakup penghancuran dasar bawah air, bertahan hidup, dan taktik tempur
Penulis: Iwan Satriawan CC | Editor: Iwan Satriawan
BANGKAPOS.COM-Sebelum dinyatakan resmi menyandang predikat anggota pasukan khusus Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) yaitu Navy SEAL, para kandidat harus berjuang hidup dan mati dalam latihan bernama Hell Week.
Sebagai pasukan elite yang disiapkan untuk misi-misi khusus, personel Navy SEAL menjalani semua penggemblengan di atas rata-rata.
Saking kerasnya latihan ini, kandidat yang merupakan prajurit pilihan bahkan bisa mergang nyawa.
Seperti apa yang dialami seorang calon anggota pasukan khusus Angkatan Laut AS Navy SEAL baru baru ini.
Dalam latihan tersebut, seorang calon anggota Navy SEAL juga masih dirawat di rumah sakit sebagaimana dilansir New York Post, Sabtu (5/2/2022).
Tragedi terjadi setelah keduanya menyelesaikan kelas BUD/S yang mencakup penghancuran dasar bawah air, bertahan hidup, dan taktik tempur lainnya.
Baca juga: Petarung Handal di Laut dan Darat, Inilah Persenjataan yang Dimiliki Korps Marinir TNI AL
Kedua calon anggota pasukan khsusus Angkatan Laut itu awalnya dirawat di rumah sakit Naval Medical Center San Diego.

Beberapa waktu setelah dirawat, salah satunya meninggal dan satunya dalam kondisi stabil.
Kelas yang diselesaikan dua orang tersebut diadakan pada pekan keempat, dan menandai akhir dari tahap pertama tes dan seleksi kandidat Navy SEAL.
Pada tahap pertama ini, calon anggota berlomba-lomba agar terpilih untuk mengikui pelatihan di Komando Pelatihan Dasar Perang Khusus Angkatan Laut.
Baca juga: Kian Memanas, Sebut Rusia Siap Invasi Ukraina, AS Pasok Tentara dan Peralatan Tempur Dekat Ukraina
Identitas kedua prajurit tersebut tidak segera dirilis oleh Angkatan Laut AS. New York Post melaporkan, sebelum insiden ini, calon anggota Navy SEAL yang meninggal selama fase penilaian terjadi pada 2016.
Prajurit bernama James Derek Lovelace (21) tersebut kehilangan kesadaran dan meninggal setelah seorang instruktur mendorongnya ke bawah air setidaknya dua kali di sebuah kolam besar.
San Diego County Medical Examiner awalnya menyebut kematian Lovelace sebagai pembunuhan.
Namun setahun kemudian, Angkatan Laut AS mengumumkan tidak akan mengajukan tuntutan pidana setelah melakukan penyelidikan atas insiden tersebut.

Apa itu Hell Week?
Simak rangkuman fakta-faktanya seperti dilansir dari tribunnews.com:
1. Bukan Latihan Terakhir
Baca juga: Tak Banyak yang Tahu, Ternyata TNI Punya Rudal Pertahanan Udara Canggih Ini, Terbaik di Kelasnya
Banyak orang salah kaprah menyebut Hell Week adalah latihan seminggu terakhir, sebelum seorang tentara dinyatakan sah sebagai anggota pasukan elit Navy SEAL.
Nyatanya, meski menjadi masa pendidikan yang sangat berat, Hell Week bukanlah minggu terakhir masa pendidikan SEAL.
Setelah melewati tahapan pertama ini, siswa masih akan dikirim ke pelatihan berikutnya yang tak kalah menyiksa.
Di antaranya, dikirim ke wilayah dingin yang ekstrem untuk mendapatkan beragam pelatihan selama 15 minggu.
Baru setelah lulus dari tahapan ini mereka akan diberikan brevet kebanggaan dan tercatat sebagai personel SEAL.
2. Bukan Seminggu
Sesuai namanya yang mengandung arti “minggu neraka”, Hell Week merupakan pendidikan dengan tingkat “penyiksaan” layaknya berada di neraka.
Tapi, ritual ini ternyata tak berjalan 7 hari alias seminggu.
Lama Hell Week adalah 5 setengah hari.
Dimulai pada minggu keempat di tahap pertama.
Tepat ketika pergantian jam bergulir dari hari Minggu ke hari Senin.
Artinya pendidikan ini dimulai sejak dini hari.
3. Tidur Cuma 4 Jam
Rentetan tembakan senapan mesin, artileri dan lainnya yang menggelegar secara serentak, langsung jadi pembuka latihan.
Selama Hell Week siswa dibuat sangat lelah.
Jam tidur hanya empat jam sehari.
Selebihnya materi berat yang diberikan para instruktur.
4. Lelah Karena Mental
Yang menarik, para instruktur SEAL mengatakan, 90% materi yang diberikan dalam Hell Week sebetulnya merupakan tekanan mental.
Sementara 10% sisanya materi fisik.
Bagaimana nggak bikin emosi berantakan, sebelum dibangunkan menggunakan tembakan, para prajurit baru saja terlelap setengah jam.
5. Sengaja Dibikin Ngantuk
Nah, ada lagi yang menarik.
Kurikulum latihan sebelum Hell Week justru dirancang sehingga para prajurit mengantuk menjelang pendidikan.
Setelah itu selama dua hari para siswa digembleng terus menerus melaksanakan beragam materi mulai dari berguling-guling di lumpur, berenang, push up, lari, dan lainnya.
Teriakan instruktur dan suara tembakan terus menyertai membuat suasana Hell Week benar-benar terasa.
6. Jadi Gila Hal Biasa
Kerasnya latihan Hell Week sering menyebabkan peserta pelatihan tidak stabil, disorientasi, bahkan berhalusinasi.
Tidak jarang para siswa mengigau seolah-olah berenang atau berlari terus tanpa henti.
Hell Week menggiring emosi dan pikiran seseorang pada limitas maksimal.
Sehingga, dari sini pula siswa US Navy SEAL diseleksi secara alamiah, mana yang lulus dan mana yang akhirnya menyerah atau tidak kuat mengikuti pendidikan.
Untuk bisa jadi personel pasukan khusus, memang harus lolos dari minggu neraka.
Pasalnya penggemblengan yang kerashingga di luar batas kemampuan manusia normal sudah jadi menu sehari-hari. (*)
Cikal bakal Navy Seals
Presiden AS saat itu, John F. Kennedy, disebut punya peran dalam pembentukan Navy SEALs, meski cikal bakal pasukan ini sebenarnya sudah ada sejak lama.
Kennedy menyadari perlunya perang non-konvensional dan operasi khusus untuk melawan perang gerilya.
Pada 25 Mei 1961, presiden termuda dalam sejarah AS ini berbicara tentang rasa hormatnya yang mendalam pada Pasukan Khusus Angkatan Darat AS.
Kennedy bahkan berniat menghabiskan lebih dari 100 juta dollar AS untuk memperkuat pasukan operasi khusus AS.
Dari sinilah, proses pembentukan Navy SEALs yang memang sudah dirintis sejak lama akhirnya mendapat pengakuan formal dari negara.
25 Mei 1961, Navy SEALs mulai aktif dan menjalankan misi-misi khusus, sesuai harapan Kennedy dan para petinggi militet AS yang sudah merintisnya.
Misi pertama SEALs adalah melawan Kuba, salah satu negara komunis yang memang jadi musuh AS.
Operasi penting nan berpengaruh
Beberapa operasi penting pernah dilakukan Navy SEAL, selain "Red Wing" dan "Just Cause Operation", di antaranya adalah Operasi "Neptunus Spear" pada 2011, yang berhasil membunuh pemimpin teroris ternama, Osama Bin Laden.
Operasi yang bertujuan memburu dalang serangan teroris 9/11 ini, berakhir pada 2 Mei 2011, saat Bin Laden tewas di tangan anggota SEALs kurang dari 40 menit.
Sebelumnya, operasi terkenal lain yang pernah dilakukan pasukan yang bermarkas di Coronado, California dan Little Creek, Virginia ini adalah Perang Vietnam, antara tahun 1965 sampai 1972.
SEAL beroperasi di malam hari, mengerahkan kapal dan helikopter untuk melakukan aksi serangan cepat.
Pasukan Viet Cong sampai menjuluki pasukan ini sebagai "pria berwajah hijau" karena dinilai pandai lakukan kamuflase.
SEALs juga terlibat penyelamatan pekerja kesehatan Somalia, Jessica Buchanan dan rekannya, Poul Thisted pada 2012.
Keduanya diculik pada 2011 dan ditahan selama tiga bulan oleh kelompok bersenjata dekat kota Adado, Somalia.
Pada 25 Januari 2012, setelah turun memakai parasut dan berjalan lewat kegelapan menuju kamp, SEAL berhasil membunuh sembilan penculik dalam beberapa menit.
Buchanan dan Thisted pun langsung dievakuasi dengan helikopter.
Pasukan istimewa yang punya seleksi "gila"
Jumlah anggota pasukan yang punya slogan "satu-satunya hari yang mudah adalah kemarin" ini sangat sedikit, bahkan terbatas hanya 10 sampai 20 orang saja.
Ini karena anggota SEALs termasuk best of the best, anggota terbaik dari semua yang terbaik.
Selain itu, meskipun bernama "Navy", spesialisasi pasukan ini tak hanya laut, tapi udara dan darat.
Seleksi Navy SEAL disebut sangat ketat, bahkan menjurus ke hal-hal tidak masuk akal. Ini pula yang membuat anggota pasukan yang juga punya julukan "The Team" ini sangat sedikit.
Tes-tes fisik super keras dan di luar nalar harus dijalani calon anggota. Mulai dari sit up dan push up tanpa batas waktu, hingga menyelam tanpa banyak ambil nafas.
Hanya yang terhebat yang bisa menembus tes, dan menjadi seperti Chris Kyle, Navy SEAL legendaris yang ceritanya sempat diangkat dalam film American Sniper.