Tribunners

Melacak Jejak Pers Babel dari Masa ke Masa

Media massa telah menjadi bagian dalam denyut pembangunan di Kepulauan Bangka Belitung, khususnya dalam bidang informasi dan publikasi

Editor: suhendri
ISTIMEWA
Irwanto - Pranata Humas Pemprov Babel dan Mantan Wakil Ketua PWI Babel 

PADA 9 Februari ini kembali diperingati Hari Pers Nasional (HPN). Eksistensi pers atau media massa khususnya di Negeri Serumpun Sebalai dirasakan sangat penting sekaligus memberi arti mendalam. Media massa telah menjadi bagian dalam denyut pembangunan di Kepulauan Bangka Belitung, khususnya dalam bidang informasi dan publikasi bagi kepentingan publik.

Tentu saja perkembangan media massa ini tak lepas dari sejarah panjang perjalanan pers di Babel. Berdasarkan catatan yang ada, media cetak yang terbit pertama kali di Babel sekitar tahun 1950-an adalah Surat Kabar Berkala (SKB) "Penyuluh" yang kemudian berganti nama menjadi "Suluh Bangka". Media ini terbit dua kali seminggu yakni setiap Senin dan Kamis. Sebagai Pemimpin Umumnya adalah Koe Thang Hong dan Pemimpin Redaksinya Alwi Ahmad. Staf redaksinya, antara lain, Razak Alimbar, Achmad Madjid, dan Sjahrum HS (lihat Buku Peranan Pers dari Masa ke Masa di Provinsi Bangka Belitung Terbitan PWI Babel Tahun 2006).

Pada 1969-1974, terbit Surat Kabar Mingguan "Wangka" yang dicetak stensilan dengan Pemimpin Redaksinya Achmad Madjid. Sedangkan di Pulau Belitung pernah terbit pada tahun 1970-an media "Gunung Tajam" yang dipimpin Junaidi dan media "Keremunting" yang dipimpin Baijuri.

Roda sejarah terus berputar. Pada era reformasi atau pada masa pemerintahan Presiden BJ Habibie di mana keterbukaan dan kemerdekaan pers mulai bangkit dengan ditandai lahirnya UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, maka di Belitung terbitlah Tabloid "Belitung Post" dengan Pemimpin Umumnya H. Djamaludin dan Pemimpin Redaksinya Sulai Mendim.

Di Pulau Bangka sendiri lahir beberapa media lokal. Dimulai pada April 1999 dengan terbitnya Tabloid Suara Bangka (SB). Tabloid mingguan ini digawangi, antara lain, oleh Efredi Effendi, Ernawan Rebuin, Farhan Syahroni, A. Roni Rachman, Sinpo, Ismail Muridan, dan Irwanto. Kantor redaksi/perusahaan BE ini terletak di sebuah ruko dua lantai di kawasan depan SPBU Jalan Jenderal Achmad Yani Dalam Pangkalpinang. Waktu itu Tabloid SB adalah media komersial pertama di Babel pascareformasi.

Tak lama setelah Tabloid Mingguan Suara Bangka muncul, maka terbitlah sebuah media lokal yang dimiliki Kompas Gramedia Group, yakni harian Bangka Pos pada 25 Mei 1999. Sebagai perintis dan pengelola awal ada nama-nama seperti Pemimpin Redaksi Agus Ismunarno, Wakil Pemred Priyo Suwarno, Redaktur Pelaksana Eddy Jajang JA, Fachrurozi, Albana, Dodi H, Emil, Anton Kibar, Ismed, Vovo, dan Monang Silalahi. Kehadiran Bangka Pos makin mendapat tempat di hati publik lantaran ikut mengusung misi perjuangan pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Tak lama setelah itu Tabloid Mingguan Suara Bangka mendapat bantuan atau bapak angkat yakni PT Timah Tbk. Dengan operasional yang telah dibantu PT Timah Tbk dan didasari kepentingan serta persaingan bisnis pasca terbitnya Bangka Pos, maka Tabloid Mingguan Suara Bangka dari terbit berkala mingguan akhirnya berubah menjadi terbit setiap hari atau harian.

Pada saat "persaingan" dengan Koran Bangka Pos tengah berlangsung sengit, terjadi perubahan manajemen dan kepemilikan di Tabloid Harian Harian Suara Bangka. Melalui Kepala Humas PT Timah Tbk Mirza Ibrahim, dilakukan perombakan secara signifikan. Suara Bangka berubah menjadi Surat Kabar Mingguan Bangka Ekspres (BE) yang terbit pada 7 April 2000. Kantor pun pindah dari kawasan depan SPBU Jalan Jenderal A. Yani Dalam ke bekas salah satu kantor milik PT Timah Tbk yang terletak di depan Hotel Palapa (kini Hotel Cordela).

Dalam perubahan ini, hanya sebagian pimpinan yang berganti sedangkan mayoritas pegawai termasuk di jajaran redaksi masih didominasi oleh awak redaksi Tabloid Harian Suara Bangka. Pemimpin Umum/Perusahaan BE waktu itu adalah M. Amin Soelthon, Pemimpin Redaksi Husin AR, Koordinator Liputan KA Roni Achmad, Redaktur Pelaksana Irwanto, dan Sekretaris Redaksi Syawaludin (kini Ketua Komisi Informasi Babel). Sebagai penerbit SKM BE ini adalah Yayasan Prima Citra Media yang dipimpin oleh Mirza Ibrahim.

Waktu itu SKM Bangka Ekspres merupakan kawah candradimuka bagi kalangan jurnalis di Kepulauan Bangka Belitung. Apalagi selaku Kepala Humas PT Timah Tbk, Mirza Ibrahim, sangat concern terhadap perkembangan media lokal. Sehingga beberapa jurnalis muda putra daerah sempat dididik oleh pimpinan redaksi Media Indonesia melalui PT Timah Tbk. Juga dibuka pelatihan jurnalistik PT Timah Tbk di Pusat Diklat Pemali Bangka. Jebolan diklat jurnalistik PT Timah Tbk ini di kemudian hari banyak yang menjadi pimpinan media lokal di Babel.

Demikian pula di SKM Bangka Ekspres (BE) ini para jurnalisnya yang ditempa secara militan di kemudian hari banyak yang menjadi wartawan dan pimpinan redaksi di media lokal lainnya seperti Bangka Pos, Babel Pos, dan Rakyat Pos.

Pasca terbitnya Tabloid Suara Bangka, SKM Bangka Ekspres (BE) dan harian Bangka Pos kemudian bermunculan media lokal lainnya. Antara lain, harian Bangka Belitung Pos (Babel Pos). Babel Pos yang merupakan media milik Jawa Pos Grup ini membuka kantornya di kawasan Jalan Raya Selindung. Beberapa jurnalis dari SKM Bangka Ekspres (BE) kemudian ikut bergabung di media ini, termasuk Sobri Kurniawan yang kini menjadi Pemimpin Redaksi Babel Pos.

Selain Babel Pos kemudian terbit pula media seperti Surat Kabar Mingguan Rakyat Pos pada 2003 sebagai cikal bakal Harian Rakyat Pos. Sebagai pemilik Rakyat Pos adalah Hidayat Arsani pengusaha lokal yang dikenal sangat kritis dan peduli pada daerah. Hidayat dibantu oleh Welly Suhaili, Eka Mulya Putra, Irwanto, Azwari Helmi, Imam Kusni, Effendi, Junaidi, Jefri, Agus, dan jurnalis lainnya. Sebagai konseptor atau perancang guna menyiapkan penerbitan sekaligus bertindak sebagai Pemimpin Redaksi ditunjuklah Irwanto mantan Redaktur Pelaksana SKM Bangka Ekspres.

Awalnya SKM Rakyat Pos dicetak di percetakan milik Bangka Pos. Hal ini dapat terwujud karena salah satu faktor adanya hubungan baik antara Pemimpin Redaksi Bangka Pos Agus Ismunarno (kemudian hari memimpin media Laskar Pelangi/Laspela) dengan Irwanto yang sama-sama pengurus PWI Babel. Kantor redaksi dan perusahaan Rakyat Pos sementara waktu numpang di garasi mobil rumah pribadi Hidayat Arsani di kawasan Bukit Baru Pangkalpinang tak jauh dari RSBT.

Lantaran respons publik yang cukup baik, maka Rakyat Pos berencana berubah menjadi koran harian. Sehingga kemudian Hidayat Arsani memindahkan kantor ke sebuah rumah tua namun lumayan besar di kawasan Jalan Sungai Selan atau Jalan Solihin GP. Tak lama kemudian dibeli pula mesin cetak. Setelah siap segalanya, maka Rakyat Pos pun berubah menjadi koran harian.

Halaman
12
Sumber: bangkapos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved