Militer dan Kepolisian
Siap Hadapi Tentara Rusia, Inilah Pasukan Para Lansia Batalyon Babushka Milik Ukraina
Saya mencintai kota saya, saya tidak akan pergi. Putin tidak bisa menakut-nakuti kita. Ya, itu menakutkan, tetapi kami akan membela Ukraina
Penulis: Iwan Satriawan CC | Editor: Iwan Satriawan
BANGKAPOS.COM-Ukraina kini dalam bayang-bayang invasi Ruisa.
Jika invasi ini benar-benar terjadi, mau tak mau rakyat ukraina bakal mati-matian membela tanah airnya.
Seperti yang akan dilakukan Valentyna Konstantinovska, seorang Lansia berusia 79 tahun.
Ia siap mengangkat senjata dan melawan tentara Rusia untuk melindungi kotanya.
Ini akan dilakukannya jika Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi ke Ukraina.
Baca juga: Siap Perang, Ukraina Dapat Pasokan Rudal Anti-Pesawat Stinger, Momok Menakutkan Rusia di Afganistan
Dilansir dari kompas.com, setelah menjadi sukarelawan sejak konflik pecah di negara itu pada tahun 2014, Konstantinovska dan pasukan “Babushka” atau "wanita yang lebih tua".

Mereka telah menggali parit, menyediakan persediaan, membuat jaring, menawarkan perawatan medis, dan bahkan membangun menara pengintai.
Saat ketegangan dengan Rusia memasuki minggu kritis dan AS memperingatkan pasukannya dapat melancarkan kampanye berdarah untuk merebut negara itu dalam beberapa hari, beberapa wanita siap melakukan apa pun untuk membantu upaya perang.
Mereka bahkan meluncurkan Batalyon Babushka.
Baca juga: Perang Kini Dapat Pecah Kapan Saja, Ternyata Rusia Sudah Kepung Ukraina Dari 3 Sisi Ini
“Saya mencintai kota saya, saya tidak akan pergi. Putin tidak bisa menakut-nakuti kita. Ya, itu menakutkan, tetapi kami akan membela Ukraina kami sampai akhir,” kata Konstantinovska dalam sebuah acara untuk mengajari penduduk kota bagaimana mempersiapkan dan membela diri.
Diselenggarakan gerakan sayap kanan Azov, pelatihan ini menawarkan pelajaran dasar dalam perawatan medis respons pertama.
Ini mencakup kelangsungan hidup dan evakuasi, keamanan senjata, dan cara menembakkan senjata.
Warga mengatakan itu adalah satu-satunya pelatihan keselamatan atau kesadaran yang mereka terima selama hampir delapan tahun konflik.
ionalis yang dituduh menyembunyikan ideologi supremasi neo-Nazi dan kulit putih.
Sayap politik yang berbasis di Kiev mendapat sedikit dukungan. Mereka juga gagal memenangkan kursi di parlemen pada pemilihan terbaru pada tahun 2019.
Baca juga: Peringatan ke NATO? MiG-31K Rusia Bawa Rudal Balistik Hipersonik Kh-47M2 Kinzhal, Ini Kemampuannya