Ibu Guru Mengaku Dirampok Rp150 Juta, Diinterogasi Polisi Malah Pingsan, Endingnya Bikin Malu

Uang sebanyak Rp150 juta yang baru dia ambil dari bank, dibawa kabur oleh 4 perampok yang mengadangnya menggunakan dua sepeda motor.

(TribunJatim/M Romdoni)
Niat Kelabui Polisi, Akting Guru SD Usai Ngaku Dirampok Rp 150 Juta Terungkap. 

Ibu Guru Mengaku Dirampok Rp150 Juta, Diinterogasi Polisi Malah Pingsan, Endingnya Malah Malu

BANGKAPOS.COM – Seorang perempuan berprofesi guru membuat laporan polisi bahwa ia baru saja mengalami kejahatan perampokan.

Uang sebanyak Rp150 juta yang baru dia ambil dari bank, dibawa kabur oleh 4 perampok yang mengadangnya menggunakan dua sepeda motor.

Namun ternyata laporan tersebut hanya akal-akalan saja.  

Kebohongan Sri Wahyuliati Ningsih (42) seorang guru SD asal Mojokerto, Jawa Timur akhirnya terbongkar.

Sebelumnya, PNS ini membuat skenario dengan mengaku jadi korban perampokan Rp 150 juta.

Bahkan Sri Wahyuliati berkali-kali jatuh pingsan selama penyidikan.

Namun ternyata akting Sri ini tak mampu mengelabui aparat kepolisian.

Kepada polisi, Sri mengaku dirampok di jembatan Desa Tanjangrono, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Senin (21/2/2022).

Saat melintas di jembatan tersebut, Sri mengaku dihadang 4 perampok.

Baca juga: Aturan HGB Terbaru 2022, Tanah Bisa Hilang Kalau Tak Diperpanjang, yang Ambil KPR Wajib Tahu Ini!

Baca juga: Puluhan Kilogram Sabu Diangkut Kapal Bos Ikan Muntok, Rumah dan Gudang Ikan Akim Digeledah

Uang Rp 150 juta yang baru diambilnya dari Bank Jatim cabang Ngoro diakui Sri dibawa lari oleh para pelaku.

Para pelaku disebut mengendarai sepeda motor Honda Beat Vario warna hitam dan Yamaha RX King warna hitam.

Berdasarkan fakta penyelidikan dari Kepolisian ternyata PNS guru SD bernama Sri Wahyuliati Ningsih (42) warga Dusun/Desa Jiken, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo tersebut membuat laporan palsu.

Kapolsek Ngoro, Kompol Subiyanto mengatakan hasil keterangan yang bersangkutan telah kehilangan uang Rp 150 juta.

Namun setelah dilakukan penyelidikan ternyata korban tidak mengalami hal tersebut.

"Hal itu tidak benar korban tidak mengalami kejadian seperti itu," ungkapnya saat dikonfirmasi TribunJatim melalui seluler, Selasa (22/2/2022).

Polisi bahkan sempat mengecek ke Bank Jatim.

Namun dari laporan Bank Jatim justru membantah laporan Sri yang menyebut baru saja ambil uang Rp 150 juta.

"Kami cek di Bank Jatim ternyata yang bersangkutan tidak mengambil uang Rp 150 juta dan tabungan sekitar Rp 3 juta," bebernya.

Korban pun sempat bertele-tele bahkan beberapa kali pingsan ketika diperiksa terkait kasus perampokan tersebut.

Setelah terdesak akhirnya korban mengaku membuat laporan palsu dirampok lantaran permasalahan keluarga.

"Korban diberi uang orang tuanya Rp 150 juta yang kemungkinan dihabiskan sehingga mengaku menjadi korban kejahatan," ucap Subiyanto.

Dalam sebuah video yang viral, Sri Wahyuliati sempat pura-pura pingsan ketika dicecar oleh polisi.

"Terus uang yang Rp 150 juta itu dimana?" tanya Kanit Pidum Satreskrim Polres Mojokerto Ipda Selimat.

"Masih di koperasi," jawab Sri.

"Masih di koperasi atau deposito bank?" tanya Ipda Selimat.

"Di koperasi sama deposito bank," jawab Sri.

"Deposito banknya di bank mana? Berapa nominalnya?" cecar polisi lagi.

"Di Bank Jatim, Rp 100 juta," jawab Sri lemas.

"Haduh pusing," ucap Sri hampir pingsan.

Namun bukannya kasihan melihat Sri yang hampir pingsan, polisi terus mencecarnya.

"Benar gak yang Rp 100 juta itu ada di Bank Jatim bank deposito?" tanya polisi.

"Kalau gak benar gak usah ngomong," tegas polisi.

"Ada gak Rp 100 juta di Bank Jatim?" tanya polisi lagi.

"Gak ada," jawab Sri kemudian tergolek pingsan.

Saat pingsan, Sri Wahyuliati Ningsih itu kemudian dibawa ke RS Dharma Husada lalu diinfus.

Setelah kebohongannya terkuak, Sri Wahyuliati tertunduk malu.

Ia kemudian meminta maaf kepada polisi dan membeberkan cerita sebenarnya.

"Saya Sri Wahyuliati Ningsih, umur 42 tahun, pekerjaan PNS. Pada hari Senin 21 Februari 2022, saya telah melaporkan ke Polsek Ngoro tentang kejadian perampokan Rp 150 juta.

Padahal kejadian itu tidak ada," papar Sri.

"Jadi laporan saya di Polsek itu palsu, tidak benar," pungkasnya.

(*)

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com

Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved