Militer dan Kepolisian
Bakal Jadi 'Senjata Makan Tuan', Ukraina Dapat Kiriman 2.700 Rudal Strela untuk Hadapi Rusia
Pemerintah menyetujui dukungan lebih lanjut untuk Ukraina, termasuk pengiriman senjata buatan Soviet yang sebelumnya digunakan oleh tentara
Penulis: Iwan Satriawan CC | Editor: Iwan Satriawan
BANGKAPOS.COM-Pasca runtuhnya Uni Soviet, Rusia menjadi pewaris persenjataan canggih yang dimiliki negara adidaya tersebut.
Kini dalam perang antara Rusia dengan Ukraina, senjata canggih tersebut nampaknya bakal jadi 'senjata makan tuan'
senjata itu adalah rudal anti-pesawat tipe STRELA buatan Uni soviet.
Jerman akan menambah pengiriman senjata ke Ukraina di tengah invasi Rusia, dengan mengirimkan 2.700 rudal anti-pesawat rudal anti-pesawat tipe Strela ke zona konflik tersebut, kata sumber pemerintah kepada AFP pada Kamis (3/3/2022).
Pemerintah menyetujui dukungan lebih lanjut untuk Ukraina, termasuk pengiriman senjata buatan Soviet yang sebelumnya digunakan oleh tentara komunis Jerman Timur, kata sumber tersebut.
Baca juga: Perang Rusia Vs Ukraina, Ketika Eks Agen KGB Vs Mantan Pelawak Pertaruhkan Nasib Negaranya
Pengiriman senjata pertama Jerman sebanyak 1.000 anti-tank dan 500 rudal anti-pesawat lainnya telah dikirim ke garis depan, kata pemerintah pada Rabu (2/3/2022).

Sebanyak 18.000 helm juga dikirim ke Ukraina selama akhir pekan lalu, sehingga jumlah total yang disumbangkan oleh Jerman menjadi 23.000.
"Peralatan militer lebih lanjut siap dikirim," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Jerman kepada AFP tanpa memberikan rincian lebih lanjut, dan menyebutkan bahwa beberapa item belum disetujui.
Langkah itu dilakukan setelah Jerman mendobrak kebijakan lama untuk tidak mengirim senjata ke zona konflik, posisi yang berakar pada kesalahan perang era Nazi.
Para sekutu mengkritik Berlin karena tidak mendukung Pemerintah Ukraina dengan senjata tempur, dan awalnya menawarkan mengirim 5.000 helm serta membangun rumah sakit lapangan.
Baca juga: Mampu Rontokkan Drone hingga Pesawat Tempur, Inilah Rudal Canggih Mistral Milik Arhanud TNI-AD
Pada Sabtu (26/2/2022), Kanselir Jerman Olaf Scholz mengakui bahwa invasi Rusia mencerminkan titik balik dalam sejarah yang memaksa Jerman untuk memikirkan kembali prioritasnya.
Jerman berjanji untuk menginvestasikan 100 miliar euro (Rp 1,5 kuadriliun) dalam membangun angkatan bersenjatanya sendiri guna menghadapi ancaman Rusia.
Pemerintah Jerman pada Sabtu (26/2/2022) juga menyetujui pengiriman persenjataan buatan Jerman ke Ukraina dari negara pihak ketiga, termasuk 400 peluncur roket anti-tank melalui Belanda.
Pemerintah negara itu pun membuka blokade pengiriman delapan meriam howitzer tua yang dibeli Estonia dari Jerman Timur.
Egon Krenz mantan pemimpin negara komunis Jerman pada Januari mengatakan kepada harian Berliner Zeitung, pengiriman senjata Jerman timur akan bertentangan dengan semangat reunifikasi.
Baca juga: Dijuluki The Russian Humvee, Inilah Rantis Lapis Baja Serba Guna Rusia Tiger 4X4