Berita Pangkalpinang
DPRD Pertanyakan Minyak Goreng Masih Langka di Pangkalpinang, Disperindagkop Sebut Ada Panic Buying
Namun stok tersebut tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng di Pangkalpinang, tetapi juga kabupaten penyangga lainnya.
Penulis: Cepi Marlianto | Editor: Novita
BANGKAPOS.COM, BANGKA - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) mempertanyakan minyak goreng yang masih menjadi barang langka dan mahal di Kota Pangkalpinang selama beberapa hari terakhir.
Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Pangkalpinang, Rio Setiady, mengatakan, berdasarkan hasil sidak yang dilakukan DPRD pada pekan lalu, memang tidak ada masalah terhadap distribusi minyak goreng ke masyarakat. Bahkan tidak ada pengurangan jatah kuota.
Saat ini, minyak goreng seakan hilang ditelan bumi. Para agen dan pengecer dijatah dan sangat terbatas, sehingga masyarakat tidak mendapatkan minyak goreng dengan harga eceran tertinggi (HET) di kisaran Rp14 ribu.
"Ini ada apa? Pangkalpinang yang sebelumnya tidak ada masalah terhadap distribusi minyak goreng, dengan harga yang sudah diturunkan oleh pemerintah, tiba-tiba kembali langka seperti situasi 2 bulan yang lalu," kata dia kepada Bangkapos.com, Selasa (8/3/2022).
Menurut Rio, sejauh ini pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan kabupaten sekitar. Ssebagian besarnya mengatakan tidak ada kendala terhadap peredaran minyak goreng di tengah masyarakat.
Namun disamping itu, berdasarkan pantauan yang dilakukan DPRD ke sejumlah toko di Pangkalpinang Selasa siang, pihaknya mendapatkan fakta yang berbeda.
Yakni tidak adanya stok minyak goreng, bahkan terdapat beberapa toko yang menjual lebih tinggi dari HET yang telah ditetapkan pemerintah hingga mencapai Rp30 ribu per liter.
"Memang betul secara global harga minyak di pasaran memang meningkat. Tetapi bukankah pemerintah sudah memberikan subsidi untuk minyak goreng konsumsi masyarakat dan UMKM? Dan hari ini faktanya masih terjadi kelangkaan di pasaran," jelas Rio.
Oleh karenanya, politikus Partai Keadilan Sejahtera ini mendesak dinas terkait, Satgas Pangan hingga aparat penegak hukum, untuk menelusuri ke mana pendistribusian minyak goreng yang masih menjadi barang mahal dan sukar didapat.
Jangan sampai ada oknum yang memanfaatkan situasi ini untuk menimbun minyak goreng demi mendapatkan keuntungan pribadi semata.
"Saya pribadi tidak yakin jika penimbunan ini dilakukan oleh masyarakat kita, paling setiap rumah tangga hanya menyimpan satu atau dua liter minyak goreng dan ini tidak signifikan jumlahnya," sebutnya.
Dengan kelangkaan ini, Rio mengimbau agen, pengecer maupun masyarakat secara umum, untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat mengganggu distribusi minyak goreng. Karena ini merupakan komoditi kebutuhan pokok masyarakat.
"Tidak pas jika kita mengambil keuntungan lamun berimbas pada keresahan di masyarakat. Apa lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadan dan Lebaran di mana tentu konsumsi minyak goreng diperkirakan akan meningkat," kata Rio.
Disperindagkop Akui Ada Kelangkaan
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Disperindagkop dan UMKM) Kota Pangkalpinang, Donal Tampubolon, mengakui memang masih terjadi kelangkaan minyak goreng di pasaran.