Harga Minyak Goreng Melambung Drastis, Tembus Rp 135 Ribu di Kendari

Di Pasar Korem Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), harga minyak goreng bahkan melambung drastis

Kompas.com
Ibu-ibu rumah tangga maupun pemilik usaha harus tahu bagaimana cara menghemat minyak goreng, apalagi di tengah kondisi stok minyak goreng kosong saat ini. 

Sebab menurutnya, banyak wilayah di Indonesia yang merupakan penghasil kelapa sawit bahkan terbesar di dunia.

“Ini sudah harga gila-gilaan, dan sangat aneh sekali karena daerah kita penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, juga produk kelapa ditemukan di mana-mana, tapi anehnya kok minyak goreng langka,” jelas Kiki yang dikutip Grid.ID dari Kompas.com via Antara, Sabtu (12/3/2022).

Di lain sisi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sultra dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) berjanji akan terus memantau dan mengawasi terkait melejitnya harga minyak goreng.

Disperindag Sultra bahkan telah berencana mengadakan operasi pasar di halaman kantor Perindag pada 15 Maret mendatang.

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Luthfi mengatakan, sebenarnya stok minyak goreng yang dimiliki pemerintah cukup bahkan melimpah yang dihasilkan dari penerapan kebijakan DMO (domestic market obligation) dan DPO (domestic price obligation).

"Ini kita bicara seluruh Indonesia, 390 juta liter ini untuk seluruh Indonesia, per kemarin itu sudah 415 juta liter hanya dalam 20 hari," ujar Mendag saat melakukan kunjungan ke Pasar Kebayoran Lama, Rabu (9/3/2022) lalu.

Mendag membeberkan ada dua kemungkinan yang menjadi penyebab mengapa minyak goreng langka di pasaran.

Pertama, karena kebocoran untuk industri yang kemudian dijual dengan harga tidak sesuai patokan pemerintah. Kedua, ada penyelundupan dari sejumlah oknum.

"Ini akan saya tindak keduanya menurut hukum," tegas Mendag.

Mendag mengatakan, ketersediaan minyak goreng yang banyak namun langka di pasaran karena ada beberapa oknum yang menimbun.

Hasil timbunan itu lantas dijual ke luar negeri dengan harga yang berlaku di tingkat global.

"Jadi ada yang menimbun, dijual ke industri atau ada yang menyelundup ke luar negeri, ini melawan hukum," tegas Lutfi.

"Pokoknya kita lagi mencoba, harga internasional boleh setinggi mungkin, harga nasional tetap terjangkau tetap terjangkau dan tersedia," sambungnya.

Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved