Konglomerat Dato Tahir Bingung Ditanya Pernah Dengar Bunyi Token Listrik: Token Listrik Apa Ya?

Dato Tahir Bingung saat Ditanya Pernah Dengar Bunyi Token Listrik atau Tidak: Token Listrik Apa Ya?

Tribunnews.com
Sosok Dato Sri Tahir Wantimpres Jokowi, Kekayaannya Rp 72,8 Triliun, Dikenal Pengusaha yang Dermawan 

"Berarti nggak pernah ya?" jelas Grace.

"Iya, nggak pernah," ucap Dato tahir.

Masuk Daftar Orang Terkaya, Dato Tahir Lahir di Keluarga Miskin

Dato Tahir ternyata lahir dari keluarga miskin sebelum akhirnya sukses menjadi konglomerat.

Dalam wawancara bersama Grace Tahir, pria 70 tahun itu sempat berbincang mengenai kehidupannya.

Baca juga: Lima Fakta Dokter Terawan Dipecat IDI, dari Terapi Cuci Otak Hingga tak Bisa Buka Praktik Lagi

Baca juga: Reaksi Luna Maya Ketika Ditanya Lebih Pilih Musisi atau Pebisnis, Ganteng atau Karismatik

Baca juga: Bacaan Doa Agar Diwafatkan Dalam Keadaan Husnul Khotimah dan Doa Penghapus Dosa

Baca juga: Istri Tak Pulang Hingga Pukul 3, Suami Malah Dapati Mobilnya di Supermarket, Syok saat Melihat ini

Baca juga: Dipersatukan Aming, Ariel Noah dan Luna Maya Kembali Bersama: Jodoh Pasti Bertemu

Tahir mengatakan dirinya anak dari penyewa becak yang menggantungkan hidupnya dari uang setoran para tukang becak.

Meski sudah bergelimang harta, Tahir mengaku masih merasa tak percaya diri karena latar belakang keluarganya yang berasal dari keluarga kurang mampu.

Dato Sri Tahir tercatat sebagai orang terkaya di Indonesia.
Dato Sri Tahir tercatat sebagai orang terkaya di Indonesia. (Syahrizal)

"Ini pasti berkaitan dengan waktu kecil proses, karena kita dari poor family (keluarga miskin)," kata Tahir.

"Orang tua saya kan nyewain becak dan kita hidup dari setoran orang-orang tukang becak kepada keluarga kita."

"Pasti itu membuat kita ada inferiority complex yang sangat dalam. Lalu kita bertumbuh, kita melihat bagaimana orang luar menginjak orang tua saya."

"Menekan ataupun menghina termasuk family sendiri. Itu memperberat kita punya inferiority complex," paparnya.

Keadaan hidup yang sulit pada masa lalu membuat Tahir selalu menghargai orang susah yang berjuang dan berusaha.

Bahkan, ia tidak terima saat melihat ada orang miskin yang selalu diinjak-injak oleh orang kaya.

"Akibatnya saya tidak bisa terima ada kejadian-kejadian orang susah ditekan sama orang kaya," ujar Tahir.

"Ini saya nggak bisa terima, saya selalu merasa habitat saya itu orang lemah," sambungnya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved